KOMPAS.com - Usia enam bulan adalah waktu yang tepat untuk mengenalkan bayi dengan Makanan Pendamping ASI (MPASI).
Di masa 1.000 hari pertama kehidupan, diet seimbang dan kaya nutrisi tentu sangat penting untuk pertumbuhan anak
Pemberian MPASI diperlukan, terutama di masa 1.000 hari pertama kehidupan anak. Sebab, semakin banyak nutrisi yang masuk ke tubuh si kecil, semakin optimal pertumbuhannya.
Namun, sebelum itu, ibu Genbest (Generasi Bersih dan Sehat) perlu berhati-hati. Terlebih bila bayi memiliki bakat alergi terhadap makanan tertentu.
Alergi terjadi ketika sistem kekebalan tubuh keliru menganggap protein di dalam makanan sebagai ancaman bagi tubuh.
Untuk mengatasi zat protein yang dianggap mengancam tersebut, sistem kekebalan tubuh melepaskan antibodi khusus yang dikenal sebagai immunoglobulin E (IgE).
Baca juga: Isi Piringku untuk Anak 1-2 Tahun dan 2-3 Tahun
Itulah mengapa setiap kali anak mengonsumsi makanan penyebab alergi, antibodinya mengirimkan sinyal agar sistem kekebalan tubuh bereaksi, yang kita kenal dengan gejala alergi.
Gejala alergi makanan yang paling umum adalah sakit perut, batuk, diare, pingsan, gatal-gatal, mual atau muntah.
Ada pula simtom lainnya, seperti ruam merah di sekitar mulut, hidung meler, pembengkakan (wajah, kaki, atau lengan), sesak di tenggorokan, hingga kesulitan bernapas atau mengi.
Maka dari itu, sebelum Genbest mengenalkan MPASI kepada si kecil, ada baiknya simak tips berikut ini.
Baca juga: Alasan Jangan Berikan Makanan Ini Kepada Bayi
Bakat alergi membuat si kecil lebih rentan mengalami alergi makanan. Namun, American Academy of Pediatrics (AAP) merekomendasikan untuk tetap memasukkan makanan-makanan yang berpotensi menyebabkan alergi saat memperkenalkan MPASI kepada bayi.
Adapun makanan yang dimaksud antara lain telur, ikan, kacang-kacangan (almond, kacang mete, dan kacang kenari), seafood (kepiting, lobster, dan udang), dan kedelai.
Dengan begitu Genbest bisa menemukan sumber nutrisi pengganti jika ternyata si kecil menunjukkan reaksi alergi usai mengonsumsi salah satu makanan tersebut.
Perlu diperhatikan, sebaiknya perkenalkan makanan yang berpotensi menimbulkan alergi satu per satu. Misalnya, hari ini telur, besok ikan, dan lusa kedelai.
Baca juga: Jangan Abaikan Nutrisi 1.000 Hari Pertama Kehidupan, Ini Alasannya
Memperkenalkan beberapa makanan sekaligus dalam satu hari bisa menyulitkan Genbest menentukan makanan yang aman untuk si kecil.
Sebagai awal, letakkan sedikit makanan di bibir bayi. Jika tidak ada reaksi alergi setelah beberapa menit, berikan sedikit lebih banyak.
Contoh, campurkan seperempat sendok teh telur rebus atau selai kacang ke makanan yang biasa bayi makan (seperti pure sayuran).
Jika bayi tidak mengalami reaksi alergi, tingkatkan jumlahnya secara bertahap di waktu berikutnya. Menjadi setengah sendok teh, misalnya.
Baca juga: Jangan Sembarangan Saat Memberi MPASI Bayi
Setiap kali menawarkan makanan baru, tunggu tiga hingga lima hari sebelum memperkenalkan makanan lain.
Makanan baru sebaiknya diperkenalkan pada saat makan siang daripada makan malam karena reaksi bayi jika memiliki alergi akan tampak lebih jelas.
Apabila bayi tidak menunjukkan reaksi alergi, berikan terus makanan tersebut secara teratur (dua kali seminggu). Jika tidak, dikhawatirkan bisa memicu timbulnya alergi si kecil terhadap makanan itu.
Bila bayi mengalami reaksi alergi pada makanan yang dicoba, hentikan segera. Konsultasikan kondisi ini pada dokter.
Baca juga: Studi Buktikan, Bermain di Alam Kurangi Risiko Alergi pada Anak
Ceritakan tentang riwayat kesehatan si kecil dan keluarga. Pastikan juga untuk memberi tahu gejala yang terjadi dan makanan yang memicu alerginya.
Buat catatan harian tentang reaksi alergi si kecil, seperti apa dan kapan terjadi. Catatan ini akan membantu dokter mengetahui alergi yang dimiliki anak.
Untuk memastikan, Genbest bisa diskusikan tips-tips di atas kepada dokter sebelum mencobanya di rumah.
Website Kids With Food Allergies memberikan beberapa ide yang bisa Genbest coba bila si kecil mengalami alergi makanan tertentu.
Baca juga: Simak, 2 Tips agar Bayi Lahap Menyantap MPASI
Alergi telur
Telur kaya akan gizi protein, zat besi, biotin, asam pantotenat, riboflavin, dan selenium, dan vitamin A, D, E dan B12.
Bila si kecil alergi telur, gizi-gizi tersebut masih bisa Genbest temukan pada makanan lainnya.
Misalnya protein. Si kecil bisa memperoleh gizi ini dari susu, daging, unggas, ikan, dan kacang-kacangan. Pastikan anak tidak alergi terhadap makanan penggantinya ini.
Begitu pun dengan nutrisi lainnya. Selenium dan vitamin B12 bisa diperoleh dari daging. Asam folat dapat ditemukan pada kacang-kacangan, buah-buahan, dan sayuran hijau (brokoli dan alpukat).
Baca juga: Yuk, Pahami Cara Menstimulasi Kemampuan Motorik Dasar Bayi
Jika anak mengonsumsi berbagai makanan lain, alergi telur tidak akan membuatnya kekurangan gizi.
Selain sumber protein yang baik, ikan juga mengandung nutrisi niacin, vitamin (B6, B12, A dan E), fosfor, selenium, magnesium, zat besi dan seng.
Jika anak harus menghindari ikan, Genbest dapat menemukan nutrisi yang sama dari sumber makanan lain. Misalnya, daging, biji-bijian, dan kacang-kacangan.
Sama seperti telur dan seafood, kacang-kacangan juga mengandung sejumlah gizi penting yang diperlukan oleh tubuh.
Baca juga: MPASI Tunggal dan 4 Bintang, Mana yang Lebih Baik?
Sebut saja, protein, niasin, magnesium, vitamin E dan B6, mangan, asam pantotenat, kromium, folacin, tembaga, dan biotin.
Anak bisa mendapatkan protein, vitamin, dan nutrisi lainnya dengan mengonsumsi berbagai kelompok makanan lain, seperti daging, telur, dan sebagainya.
Alergi kedelai
Tak hanya protein berkualitas tinggi, kacang kedelai juga kaya akan nutrisi penting lain, seperti thiamin, riboflavin, zat besi, fosfor, magnesium, kalsium, seng, dan vitamin B6.
Alergi kedelai tidak boleh menimbulkan masalah gizi pada anak karena banyak pengganti untuk sumber protein, mineral, vitamin, seperti buah, sayuran, daging, telur, dan sebagainya.
Baca juga: Perlukah MPASI Terbuat dari Bahan Organik?
Beberapa bayi yang karena satu dan lain hal tidak bisa mengonsumsi ASI akan membutuhkan susu formula sebagai gantinya.
Namun, alergi susu sapi adalah salah satu alergi makanan yang paling umum terjadi pada balita. Padahal, susu menyediakan sumber nutrisi yang penting, seperti protein, kalsium, vitamin D, vitamin A, vitamin B12, riboflavin, dan fosfor.
Daging, unggas, telur, ikan dan kacang-kacangan dapat dengan mudah menyediakan protein yang dibutuhkan. Akan tetapi, untuk mendapatkan kalsium yang cukup, anak perlu makan banyak makan sayuran hijau.
Masalahnya, ketika anak sulit makan sayur, mungkin si kecil perlu diberikan tambahan suplemen kalsium.
Baca juga: Alternatif Nutrisi Bagi Anak Alergi Susu Sapi
Untuk itu, jangan lupa untuk mengonsultasikan masalah ini kepada dokter, ya Genbest!
Mulai sekarang, Genbest bisa mencari informasi lainnya mengenai seputar kesehatan bayi, remaja putri, ibu hamil, dan hal-hal yang berkaitan dengan pencegahan stunting lewat laman https://genbest.id/. Yuk sadar stunting dimulai dari diri sendiri.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya