Diare Terlalu Sering Dapat Meningkatkan Risiko Stunting pada Anak

Kompas.com - 13 Juni 2020, 14:15 WIB
Hisnudita Hagiworo,
Agung Dwi E

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Diare merupakan salah satu penyakit yang dapat menyerang siapa saja, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa.

Penyakit ini biasa dianggap sepele oleh sebagian orang. Hal ini lantaran banyak orang beranggapan diare dapat sembuh sendiri tanpa harus meminum obat.

Dalam Web MD dijelaskan bahwa diare sebenarnya adalah cara tubuh membersihkan diri dari kuman. Sebagian besar diare berlangsung beberapa hari hingga seminggu. Ada juga orang yang terkena diare disertai demam, mual, dan muntah.

Penyebab diare yang paling sering adalah infeksi virus, seperti rotavirus. Ada juga yang disebabkan infeksi bakteri, seperti salmonella atau infeksi parasit, meski ini lebih jarang.

Baca juga: Penerapan PHBS di Sekolah Saat Adaptasi Kebiasaan Baru

Namun, tahukah ibu Genbest (Generasi Bersih dan Sehat) bahwa diare yang menyerang anak-anak, khususnya pada usia di bawah 2 tahun, menjadi penyakit yang cukup berbahaya karena dapat menyebabkan stunting atau gagal tumbuh kembang?

Diare terjadi karena ada gangguan pada vili usus. Vili usus yang rusak ini membuat penyerapan nutrisi anak menjadi terganggu.

Meski demikian, menurut dr Ariani Dewi Widodo, SpA (K) yang dimuat dalam Kompas.com, tidak semua diare dapat menyebabkan stunting.

Stunting bisa terjadi bila anak mengalami diare akut yang terjadi berulang kali dan diare kronis yang terjadi dalam waktu lama.

Baca juga: Mengenal Berbagai Jenis Jamban di Indonesia, Mana yang Lebih Sehat?

Diare kronis adalah diare yang berlangsung selama lebih dari dua minggu, sementara diare akut berlangsung kurang dari 7-14 hari.

Stunting juga biasanya menyebabkan keadaan tubuh kurang baik sehingga bisa menyebabkan penyakit, salah satunya diare. Itu saling berhubungan,” jelas Ariani.

Anak-anak memang lebih rentan terkena diare karena sistem kekebalan tubuhnya yang masih lemah dan kebersihan tubuhnya yang masih kurang terjaga.

Misalnya anak balita yang masih belum terbiasa untuk mencuci tangan setelah bermain atau sebelum makan. Pada anak yang lebih kecil lagi, kebiasaan sering memasukkan benda ke mulut juga berpotensi menyebabkan diare.

Baca juga: Cara Membiasakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada Anak

Nah, jika si kecil terserang diare, ibu Genbest harus menjaganya supaya tidak kehilangan cairan. Bagi bayi dan anak bisa terus diberikan ASI atau larutan rehidrasi oral (oralit).


Bagi anak-anak yang lebih besar, dapat minum apa saja yang mereka sukai agar tetap terhidrasi, termasuk oralit dan produk bermerek (biasanya diakhiri dengan ‘lyte’).

Mengonsumsi air putih saja tidak cukup untuk mereka yang terserang diare. Hal ini karena air putih tidak memiliki cukup natrium, kalium, dan nutrisi lain untuk merehidrasi anak-anak.

Baca juga:"Memiliki Protein TInggi, Sering Konsumsi Ikan Bisa Mencegah Stunting"

Diare biasa hilang dalam beberapa hari, tetapi anak perlu segera dibawa ke dokter apabila:

  • terlihat terlalu lemah untuk berdiri
  • bingung atau pusing
  • tampak sangat sakit
  • sudah diare lebih dari tiga hari
  • berusia kurang dari 6 bulan
  • muntah berupa cairan hijau atau kuning berdarah
  • demam lebih dari 40°C atau untuk bayi di bawah 6 bulan lebih dari 37°C (ditentukan oleh termometer dubur)
  • tampak mengalami dehidrasi
  • memiliki tinja berdarah
  • bayi usia satu bulan mencret 3x atau lebih
  • anak mencret 4x dalam 8 jam dan tidak minum cukup
  • anak punya sistem kekebalan tubuh lemah
  • tampak ruam pada tubuh anak
  • sakit perut selama lebih dari dua jam
  • bayi belum buang air kecil dalam 6 jam atau 12 jam jika anak-anak

Bila ke dokter, pastikan untuk bertanya tentang jumlah cairan yang dibutuhkan anak, cara anak bisa mendapatkannya, kapan harus memberikan cairan itu, dan cara memperhatikan tanda-tanda dehidrasi.

Mulai sekarang, Genbest bisa mencari informasi lainnya mengenai seputar kesehatan bayi, remaja putri, ibu hamil, dan hal-hal yang berkaitan dengan pencegahan stunting lewat laman https://genbest.id/. Yuk sadar stunting dimulai dari diri sendiri.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Baca tentang
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau