Waspada, Pemberian MPASI Kurang Tepat Bisa Berisiko Stunting

Kompas.com - 26 September 2020, 14:18 WIB
Sri Noviyanti,
Agung Dwi E

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Makanan pendamping air susu ibu (MPASI) yang diberikan pada bayi sejak usia 6 bulan adalah bagian dari pemenuhan gizi optimal di masa 1.000 Hari Pertama Kehidupan Anak.

Jika pemberiannya tepat, MPASI dapat mendukung tumbuh kembang si kecil lebih optimal. Sebaliknya, pemberian yang kurang tepat bisa menyebabkan stunting.

Oleh karena itu, ada beragam “aturan” yang mesti diketahui orangtua saat mengenalkan MPASI pada anak. Berikut di antaranya.

Berikan tepat waktu

MPASI harus diberikan tepat waktu, yakni ketika bayi sudah siap menerima makanan padat pertamanya. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyarankan MPASI diberikan saat bayi memasuki usia 6 bulan.

Baca juga: 4 Dampak Buruk Stresnya Ibu Hamil Pada Janin

Anak yang sudah siap menerima MPASI memiliki beberapa kriteria seperti, otot leher sudah cukup kuat untuk menopang berat kepalanya sendiri, memiliki minat untuk makan, mampu menelan makanan dengan tekstur yang lebih kental daripada ASI, dan refleks untuk melepeh makanan berkurang.

Adekuat

Sesuai saran ikatan dokter anak Indonesia (IDAI), pemberian MPASI harus dilakukan dengan adekuat. Maksudnya, di dalam kandungan MPASI harus bisa menyediakan energi, protein, dan mikronutrien yang cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi si kecil yang sedang tumbuh.

Oleh karena itu, generasi bersih dan sehat (Genbest) jangan ragu untuk memberikan menu lengkap pada MPASI anak meskipun usianya baru 6 bulan.

Menu lengkap MPASI berarti harus ada sumber karbohidrat, protein hewani dan nabati, lemak, serta vitamin dan mineral berupa zat besi, kalsium, zinc, vitamin C, vitamin A, dan folat.

Tekstur 

Tekstur MPASI juga perlu diperkenalkan secara bertahap. Untuk bayi usia 6-9 bulan, tekstur makanannya disaring terlebih dahulu hingga menuju lumat.

Baca juga: Pentingnya Stimulasi dan Nutrisi dalam Tumbuh Kembang Anak dalam 1.000 HPK

Untuk bayi berusia 9-12 bulan, teksturnya seperti dicincang halus dan kasar. Saat si kecil sudah mencapai usia 1 tahun, ia sudah boleh diberi makanan dengan tekstur yang sama seperti yang disajikan pada keluarga.

Aman dan higienis

Faktor kebersihan MPASI juga sangat penting dan tidak boleh diabaikan. Sebab, jika MPASI-nya bergizi tapi tidak ditunjang faktor kebersihan tentu tidak berarti.

Makanan yang terkontaminasi bakteri dapat membuat si kecil sakit dan terganggu pertumbuhannya.

Untuk itu, pisahkan peralatan masak dan makan yang digunakan untuk pembuatan MPASI anak.

Jangan lupa selalu mencuci tangan selama menyiapkan atau menyuapkan MPASI. Apalagi di tengah kondisi pandemi Covid-19 yang membutuhkan tingkat kebersihan ekstra.

Takaran

Dalam laman resmi IDAI dijelaskan, untuk bayi usia 6-9 bulan, frekuensi pemberian MPASI adalah sebanyak 2-3 kali makan besar, dan 1-2 kali makan selingan.

Baca juga: Tanda Anak Alergi Protein Susu Sapi yang Terjadi Selama 1.000 HPK

Sementara itu, porsinya sendiri sebanyak 3 sendok makan hingga setengah mangkuk ukuran 250 mililiter (ml).

Pada bayi berusia 9-12 bulan, frekuensi makannya menjadi 3-4 kali makan besar, dan 1-2 kali makanan selingan. Untuk porsinya sebanyak setengah mangkuk 250 ml.

Saat si kecil sudah mencapai usia 1 tahun, ia sudah boleh diberi makanan keluarga dengan porsi disesuaikan.

Mulai sekarang, Genbest bisa mencari informasi lainnya mengenai seputar kesehatan bayi, remaja putri, ibu hamil, dan hal-hal yang berkaitan dengan pencegahan stunting lewat laman https://genbest.id/. Yuk sadar stunting dimulai dari diri sendiri.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau