7 Cara Atasi Gerakan Tutup Mulut Anak saat Mpasi agar Terhindar dari Stunting

Kompas.com - 20 Mei 2021, 09:58 WIB
Alek Kurniawan,
ADW

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Anak berusia 1-2 tahun kerap melakukan gerakan tutup mulut (GTM) saat diberikan makanan pendamping air susu ibu (mpasi). Biasanya, masalah GTM ditandai dengan si kecil yang menolak makan saat disuapi makanan.

Adapun penyebabnya berasal dari beragam faktor, mulai dari bosan dengan makanan yang itu-itu saja, anak selalu cari perhatian orang tua, suasana makan yang tidak kondusif, sampai pada si kecil mengalami anemia sehingga tidak nafsu makan.

Baca juga: 3 Masalah Makan pada Anak dan Cara Mengatasinya

Orangtua memiliki peran penting dalam mengatasi permasalahan GTM tersebut. Sebab, bila tidak ditangani secara tepat, anak berpotensi mengalami stunting karena kekurangan asupan nutrisi.

Pada dasarnya, ada beragam cara yang bisa dilakukan orangtua untuk mengatasi masalah GTM. Berikut ulasannya. 

1. Punya jadwal makan tetap

Langkah pertama, Anda sebagai orangtua generasi bersih dan sehat (GenBest) bisa menerapkan jadwal makan tetap untuk si kecil. Cobalah untuk membuat jadwal tiga kali makan makanan utama dan dua kali makan snack atau camilan. Patuhi jadwal itu.

Bila anak tidak mau makan makanan yang disajikan, tak usah memaksakannya. Sebaiknya, jangan menawarkan makanan kembali sampai waktu makan utama berikutnya tiba. Anak yang lapar akhirnya akan makan juga.

2. Hindari membuatkan makanan khusus

Saat anak menolak makanan yang disajikan di meja makan, hindari membuatkan makanan kesukaannya karena hal ini malah akan membuat anak jadi pilih-pilih makanan.

Tetapkan peraturan untuk tidak apa-apa bila anak enggan makan, tetapi anak harus tetap duduk di meja makan bersama anggota keluarga yang lain. Di sini, GenBest bisa memberi contoh yang baik dengan menikmati semua makanan yang tersaji, termasuk sayur-sayuran.

Ilustrasi pure pisang, MPASI untuk bayi usia 6-7 bulan. SHUTTERSTOCK/ZOEYTOJA Ilustrasi pure pisang, MPASI untuk bayi usia 6-7 bulan.

3. Mulai dari porsi kecil

Porsi anak balita tidak sebanyak orang dewasa. Jadi, selalu tawarkan dia porsi kecil terlebih dahulu. Cara ini akan membuat anak lebih nyaman karena tidak perlu merasa harus menghabiskan porsi yang terlalu banyak.

4. Berkreasi dengan makanan

Biasanya, anak senang dengan makanan yang berwarna-warni. Jadi, GenBest bisa memanfaatkan warna-warni sayuran untuk dihias dengan bentuk yang menarik.

Baca juga: 7 Makanan Penambah Berat Badan Anak dan Memacu Pertumbuhan

Libatkan anak saat menyiapkan semua itu. Terkadang, upaya ini akan mendorong anak mencicipi makanan yang dibuat. Sekali lagi, tak perlu memaksa. Sebaliknya, beri pujian saat anak mau mencicipi sedikit saja makanan tersebut.

5. Perkenalkan berbagai tekstur dan rasa

Saat si kecil mendapat mpasi, ia akan mengenal tekstur makanan secara bertahap, mulai dari makanan lumat, makanan yang dicincang halus, hingga akhirnya makanan kasar.

Nah, pengenalan tekstur itu tanpa disadari bermanfaat untuk menstimulasi dasar keterampilan makan atau oromotor si kecil. Jangan lupa pula untuk mengenalkan berbagai rasa makanan untuk mencegah anak pilih-pilih makanan.

pemberian MPASI pada bayiSHUTTERSTOCK pemberian MPASI pada bayi

6. Mengajak si kecil ngobrol

Saat menyuapi si kecil, ajak ia mengobrol. Si kecil mungkin belum dapat berbicara, tetapi stimulasi ini akan mengasah keterampilan berbahasanya.

Gunakan kata-kata yang baik dan benar, seperti mengucapkan “susu” bukan “cucu" atau “makan” bukan “mamam”.

7. Catat perkembangan makan anak

Kalau GenBest khawatir akan pola makan si kecil, coba catat pola makannya sehari-hari. Contoh, anak makan nasi dengan ayam goreng dan sedikit sayur buncis pada hari kemarin.

Catatan tersebut dapat membantu GenBest memantau kebutuhan nutrisi anak di hari berikutnya dan bisa menjadi bahan diskusi dengan dokter kalau memang diperlukan.

Baca juga: Cara Asyik Stimulasi Anak Saat Momen Makan

Itulah tujuh cara yang bisa GenBest lakukan untuk menstimulasi anak agar gemar makan dan terhindar dari risiko stunting. Untuk informasi lain mengenai tumbuh kembang anak, Anda bisa mengunjungi laman https://genbest.id/.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Baca tentang
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau