Minimalisasi Risiko Stunting, Pakai Metode Ini untuk Prediksi Tinggi Badan Anak

Kompas.com - 13 Oktober 2021, 12:04 WIB
Yakob Arfin Tyas Sasongko,
Sri Noviyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tinggi badan merupakan salah satu unsur penting bagi tumbuh kembang manusia, terlebih pada anak. Pasalnya, tinggi badan jadi tolok ukur untuk memantau pertumbuhan anak guna mengetahui ada atau tidak risiko stunting.

Ahli biologi molekuler Tuft University Chao-Qiang Lai menyebutkan, genetik menyumbang 60-80 persen terhadap tinggi badan seseorang.

Sementara, 20-40 persennya lagi ditentukan oleh faktor lingkungan, seperti nutrisi, kondisi kesehatan tubuh, intensitas olahraga, dan kesehatan ibu selama periode kehamilan.

Lantas, bagaimana cara memprediksi tinggi badan si kecil saat dewasa nanti? Berikut penjelasannya.

Baca juga: Cara Mudah Prediksi Tinggi Badan Anak

Sistem prediksi tinggi badan 2 tahun dikali 2

Metode usia dua tahun kali dua merupakan salah satu cara untuk memproyeksi tinggi badan anak ketika mereka tumbuh dewasa kelak.

Sesuai namanya, metode prediksi tinggi badan tersebut bisa diaplikasikan ketika anak memasuki usia dua tahun.

Caranya sederhana. Orangtua hanya perlu mengalikan tinggi badan anak pada usia dua tahun dengan angka dua. Hasilnya merupakan prediksi tinggi badan mereka ketika dewasa.

Metode penghitungan tersebut memang sudah lama dikenal serta digunakan oleh masyarakat dan para ahli.

Baca juga: Kenali Ciri-ciri Awal Stunting, Segera Atasi Sebelum Terlambat

Namun, perlu diketahui bahwa tumbuh kembang anak perempuan cenderung lebih cepat dibandingkan anak laki-laki.

Karena itu, sebagian ahli menyarankan agar prediksi dengan metode tersebut dilakukan pada usia 18 bulan untuk anak perempuan.

Jika anak sudah lewat usia dua tahun, orangtua dapat menggunakan catatan tinggi badan anak ketika usia dua tahun. Pasalnya, pada usia ini anak-anak masih menjalani pengukuran secara rutin yang tercatat dalam kartu menuju sehat (KMS).

Kalkulator tinggi potensi genetik

Cara lain yang bisa digunakan untuk melihat potensi tinggi badan anak yaitu menggunakan “kalkulator” tinggi badan atau disebut Kalkulator Tinggi Potensi Genetik (TPG).

Baca juga: Lakukan 6 Kebiasaan Ini Supaya Anak Tumbuh Tinggi

Sistem prediksi tinggi badan anak tersebut sesuai ketentuan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).

Metode tersebut memberikan gambaran bagi orangtua perkiraan tinggi akhir (tinggi dewasa) anak yang dihitung berdasarkan tinggi badan orang tua.

Perhitungan TPG sendiri dibedakan berdasarkan jenis kelamin. Untuk anak laki-laki, misalnya, rumus perhitungannya adalah tinggi badan ibu ditambah 13 centimeter (cm).

Kemudian, hasilnya ditambah tinggi badan ayah. Selanjutnya, jumlah keseluruhan tersebut dibagi dua.

Baca juga: 5 Penyebab Berat Badan Bayi Usia 7 Bulan di Bawah Normal

Untuk mengetahui tinggi badan maksimal, angka hasil akhir tersebut ditambah 8,5 cm. Sementara, untuk angka minimal, hasil akhir dikurangi 8,5 cm.

Adapun metode perhitungan untuk anak perempuan, yaitu tinggi badan ayah dikurangi dengan 13 cm. Hasilnya ditambah tinggi badan ibu.

Kemudian, hasil tersebut dibagi angka 2. Untuk mengetahui tinggi minimal dan maksimal, Anda tinggal mengurangi dan menambahkan dengan 8,5 cm.

Nah, sobat Generasi Bersih dan Sehat (Genbest), itulah dua metode yang dapat diterapkan orangtua untuk mengetahui potensi tinggi badan anak saat ia dewasa. Dengan demikian, sobat GenBest dapat memantau kondisi anak apakah berisiko stunting atau tidak.

Baca juga: Ini Permainan yang Bisa Dipilih Orangtua untuk Anak Usia 2 Tahun agar Perkembangannya Optimal

Dengan mengetahui informasi tersebut, sobat Genbest dapat memaksimalkan potensi yang ada untuk mendukung tumbuh kembang si kecil.

Untuk mendapatkan informasi seputar kesehatan bayi, remaja putri, ibu hamil, dan hal-hal yang berkaitan dengan pencegahan stunting, sobat Genbest dapat mengaksesnya lewat laman https://genbest.id/.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Baca tentang
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau