Serupa tetapi Tak Sama, Ini Perbedaan Stunting, Wasting, dan Underweight

Kompas.com - 23 November 2021, 17:27 WIB
Sri Noviyanti

Penulis

KOMPAS.com – Istilah stunting sudah umum dikenal masyarakat. Meskipun secara harfiah stunted memiliki arti pendek, anak yang menderita stunting tidak bsia diartikan sebagai seseorang dengan tubuh pendek saja.

Lebih dari itu, diagnosa stunting harus diobservasi lebih lanjut. Sebab, parameter seseorang dikatakan stunting seharusnya bukan terpatok pada keadaan tubuh saja, melainkan status gizinya.

Bersama dengan istilah stunting, ada pula hal lainnya yang juga kerap membuat orangtua bingung, yakni istilah wasting dan underweight. Lalu, apa beda ketiganya?

Sama-sama permasalahan gizi

Perlu diketahui, stunting merupakan gangguang tumbuh kembang anak akibat kekurangan gizi. Stunting harus diwaspadai. Caranya dengan memastikan gizi anak terpenuhi pada 1.000 hari pertama kehidupannya.

Baca juga: Kenali Ciri-ciri Awal Stunting pada Anak

Adapun ciri-ciri stunting yang paling kentara adalah tubuh anak lebih pendek dari standar perhitungan yang ditetapkan Badan Kesehatan Dunia (WHO). Meski demikian, tubuh pendek bukan satu-satunya ciri dari stunting.

Sementara, wasting adalah kondisi anak yang berat badannya menurun seiring waktu hingga total berat badannya jauh di bawah standar kurva pertumbuhan.

Perhitungannya adalah perbandingan berat badan dengan tinggi badan. Anak dikatakan wasting apabila tingginya menunjukkan hasil di bawah minus 2 standar deviasi.

Perlu diketahui, wasting biasanya terjadi karena ada pemicunya. Misalnya, anak terserang penyakit diare sehingga berat badannya turun drastic, tetapi tinggi badannya tidak bermasalah.

Baca juga: Mitos dan Fakta Seputar Stunting

Orangtua dapat menanganinya dengan cara mengobati penyakit yang jadi pemicunya dulu, lalu mengejar kekurangan berat badan anak dengan memenuhi gizinya.

Meski demikian, wasting tidak dapat dianggap sepele. Pasalnya, penanganan yang terlambat bisa berakibat fatal dan menyebabkan kematian. Karenanya, wasting dinilai sebagai kondisi yang akut.

Walaupun sama-sama berkaitan dengan penemuhan gizi, stunting dan wasting berbeda. Jika sifat wasting akut, berbeda dengan stunting, yakni kronis.

Kondisi stunting biasanya baru kelihatan saat anak usia 2 tahun. Sayangnya, jika sudah menderita stunting, anak akan sulit kembali pada fase tumbuh kembang normal.

Baca juga: Weight Faltering, Gagal Tumbuh yang Dapat Menyebabkan Stunting pada Anak

Sementara itu, istilah ketiga, yakni underweight melekat pada kondisi kurangnya gizi. Anak yang menderita stunting ataupun wasting masuk dalam kriteria underweight.

Kondisi pertumbuhan anak bisa dihitung lewat kurva pertumbuhan yang ada di situs resmi Ikatan Dokter Anak Indonesia atau bisa dilihat dari buku KIA.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Baca tentang
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau