Komunikasikan Hal Berikut Saat Remaja Putri Mengalami Menstruasi Pertama

Kompas.com - 30 November 2021, 08:19 WIB
Sri Noviyanti

Penulis

KOMPAS.com – Remaja puri yang baru mengalami menstruasi kerap bingung karena tidak memiliki edukasi yang cukup mengenai organ reproduksi kewanitaannya. Perlu diketahui, pemahaman mengenai menstruasi tak cukup hanya dengan  memberi tahu cara memakai pembalut. 

Lebih dari itu, orangtua perlu mengomunikasikan beberapa hal. Misalnya, beri tahu mereka bahwa menstruasi adalah hal yang wajar dan menandakan bahwa mereka sudah menginjak fase pendewasaan. 

Jelaskan bahwa kebanyakan anak perempuan mendapatkan menstruasi pertama ketika berusia 10 hingga 15 tahun. Usia rata-rata adalah 12, tetapi setiap gadis memiliki jadwalnya sendiri, bahkan ada beberapa anak yang sudah mendapat menstruasi di usia 8 tahun.

Jadi, bila temannya belum mendapat haid dan dia sudah, keduanya normal dan ini bukan suatu hal yang memalukan. 

Baca juga: Perlunya Memberikan Pendidikan Seks Sesuai Usia Anak

Selain itu, mereka perlu mengenal menstrual hygiene atau kebersihan diri saat menstruasi agar kesehatan dan kebersihan pada area kewanitaannya tetap terpelihara.

Jangan menganggap bahwa topik tersebut tabu. Terkadang, hal ini membuat sebagian remaja justru mencari tahu sendiri perihal tersebut, baik lewat teman-temannya maupun internet.

Perlu diketahui, idealnya, pengetahuan mengenai menstrual hygiene akan lebih baik jika diberikan oleh orangtua sebagai orang terdekat pertama anak. Bahkan, pengetahuan soal ini diealnya diberikan sebelum anak mengalami menstruasi pertama.

Saat menstruasi, bakteri dan jamur akan berkembang lebih banyak karena area vagina lebih lembap. Kondisi inilah yang bisa memicu berbagai masalah, dari yang ringan hingga berat, seperti gatal pada vagina, keputihan, nyeri saat buang air kecil, hingga infeksi pada vagina.

Baca juga: Usia Berapa Anak Mengalami Pubertas?

Berikut ini beberapa hal dasar terkait menstrual hygiene yang perlu dipahami remaja putri dan harus dikomunikasikan oleh orangtua.

1. Pilih pembalut yang berkualitas

Banyaknya merek pembalut memang sering bikin bingung saat akan membeli. Akan tetapi, utamakan memilih pembalut berdasarkan kenyamanan dan kebutuhan.

Hindari pembalut yang emngandung pewangi karena berisiko mengiritasi kulit. Jika memungkinkan, pilih produk berbahan organik, ya.

2. Ganti pembalut 3-4 jam sekali

Pembalut bukan hanya diganti saat selesai mandi saja, melainkan perlu diganti setiap 3-4 jam sekali. Rutin mengganti pembalut dapat mengurangi risiko infeksi bakteri dari darah haid yang menempel di area vagina.

3. Cuci tangan sebelum dan sesudah mengganti pembalut

Hal ini sangat sederhana, tetapi sering dilupakan. Mencuci tangan berguna untuk mencegah perpindahan bakteri dari tangan ke vagina serta menghindari infeksi.

4. Rutin membersihkan vagina

Komunikasikan pada remaja putru bahwa mereka wajib membersihkan vagina saat selesai buang air kecil dan buang air besar. Pastikan cara membersihkannya dari depan ke belakang atau dari arah vagina menuju anus.

Baca juga: Catat Siklus Menstruasi Tiap Bulan, Ini Manfaatnya

5. Gunakan pembersih kewanitaan dengan bijak

Sebenarnya, boleh-boleh saja membersihkan vagina dengan sabun kewanitaan. Asalkan, hindari produk yang mengandung pewangi.

Untuk vaginal douching atau menyemprotkan sejenis cairan antiseptik ke organ intim, sebaiknya juga dihindari.

Sebagai informasi, vaginal douching justru dapat menghilangkan bakteri baik yang ada di vagina dan membuat bakteri jahat berkembang dengan pesat dalam organ intim.

6. Pakai celana dalam yang nyaman

Agar kulit sensitif pada area vagina dapat bernapas dan menghindari jamur, usahakan untuk selalu menggunakan celana dalam berbahan katun dan tidak terlalu ketat. Hal ini dapat membantu vagina tetap kering dan tidak terlalu lembap.

7. Konsumsi makanan sehat

Pola makan yang sehat turut menjaga kesehatan vagina. Makanan-makanan yang dianggap baik untuk area kewanitaan adalah buah beri, ikan, dan yoghurt.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Baca tentang
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau