KOMPAS.com – Mendekati hari pernikahan, calon pengantin wanita akan semakin sibuk menyiapkan berbagai hal. Selain mengurus pesta resepsi, calon pengantin wanita juga harus menjaga penampilan dengan merawat tubuh di salon, seperti lulur dan ratus.
Namun, tahukah Anda bahwa seorang calon pengantin juga harus memerhatikan status gizi. Adapun status gizi adalah kondisi yang diakibatkan oleh keseimbangan antara asupan zat gizi dari makanan dengan kebutuhan zat gizi yang diperlukan oleh tubuh.
Hal tersebut merupakan salah satu faktor penting dalam mencapai derajat kesehatan yang optimal. Terutama, bagi Anda yang ingin segera hamil setelah menikah.
Baca juga : Duh, Dampak Anemia pada Remaja Putri Bikin Ngeri
Seorang calon ibu harus mempunyai status gizi yang baik sebelum kehamilan. Pasalnya, status gizi dapat memengaruhi pertumbuhan janin dengan optimal.
Sebaliknya, jika asupan gizi ibu kurang dan terbawa saat masa kehamilan, dapat mengakibatkan kehamilan terganggu. Misalnya, bayi lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR) sehingga dapat meningkatkan risiko stunting.
Sebagai Generasi Bersih dan Sehat (GenBest), calon pengantin wanita perlu mengetahui status gizi dengan tiga cara berikut.
1. Berat badan
Sebagai calon ibu, hal pertama yang harus diperhatikan adalah memiliki berat badan yang tepat. Tidak boleh terlalu kurus atau gemuk.
Badan yang terlalu kurus atau kegemukan sering dikaitkan dengan masalah kesuburan. Sebab, lemak tubuh yang tidak mencukupi atau justru berlebihan dapat menyebabkan menstruasi tidak teratur. Dengan demikian, dapat menurunkan peluang ibu untuk berovulasi.
Untuk mengetahui berat badan yang tepat, Anda dapat menghitung berat badan menggunakan Indeks Massa Tubuh (IMT). Jika hasil IMT kurang dari 18,6 tandanya berat badan Anda.
Sementara itu, jika IMT 25-29,9 tandanya kegemukan dan IMT 30 atau lebih tandanya Anda mengalami obesitas. Nah, jika hasil IMT 18,5-24,9 tandanya berat badan Anda normal.
2. Lingkar lengan atas
Sebelum hamil, lingkar lengan atas (LILA) dapat digunakan sebagai indikator alternatif untuk menilai apakah calon ibu nanti berisiko mengalami masalah kehamilan atau tidak.
Memiliki lingkar lengan atas yang tepat juga dapat menjadi sarana skrinning status gizi. Terlebih, untuk melihat kekurangan berat badan.
Baca juga : 5 Cara Ini Bisa Cegah bayi Lahir dengan Berat Badan Rendah
Calon ibu harus memiliki LILA di atas 23,5 cm. Jika di bawah itu, bisa menjadi indikator bahwa calon ibu mengalami kekurangan gizi yang parah sehingga dapat mengakibatkan kehamilan yang berisiko.
3. Kadar hemoglobin
Terakhir, sebelum menikah sebaiknya Anda mengecek kadar hemoglobin (HB) dalam tubuh. Calon ibu dianjurkan memiliki kadar HB 12-16 gram per decilitre (g/dl).
Jika memiliki nilai HB dibawah 12, Anda dapat dikategorikan kekurang zat besi dan jika di bawah 10,5 dianggap sebagai penderita anemia.
Adapun tugas hemoglobin adalah membawa oksigen ke seluruh jaringan tubuh, termasuk ovarium dan rahim. Kurangnya pengiriman oksigen ke organ reproduksi dapat membuat kualitas telur menjadi buruk. Tanpa sel telur yang sehat, pembuahan menjadi sulit terjadi.
Bagi penderita anemia, kehamilannya perlu dipantau. Sebab, berisiko mengalami komplikasi dan membuat ibu melahirkan prematur atau bayi lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR).
Baca juga : Perencanaan Kehidupan Berkeluarga Harus Dimulai Sejak Remaja
Itu tadi tiga hal yang perlu diperhatikan oleh calon pengantin wanita sebagai persiapan kehamilan. Jadi, sekarang GenBest yang akan menikah dapat melakukan pola hidup sehat dengan makan yang bergizi dan rutin berolah raga.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya