Cegah Anemia pada Ibu Hamil, Turunkan Risiko Bayi Lahir Prematur

Kompas.com - 11 Agustus 2022, 08:17 WIB
Rindu Pradipta Hestya,
Sri Noviyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Kehamilan yang sehat adalah impian semua ibu. Namun, dengan adanya perubahan sel dan hormon dalam tubuh, dapat memicu masalah kesehatan yang sering dirasakan oleh ibu hamil.

Salah satu masalah kesehatan yang sering dialami ibu hamil adalah anemia. Mengutip dari Hematology, jumlah darah dalam tubuh akan meningkat sekitar 20-30 persen selama hamil.

Hal tersebut dapat meningkatkan kebutuhan zat besi dan vitamin untuk membuat hemoglobin
Biasanya, ibu hamil mengalami anemia disebabkan karena tubuhnya tidak mendapatkan cukup zat besi.

Generasi Bersih dan Sehat (Genbest) perlu tahu, bahwa zat besi adalah mineral yang membantu pembentukan hemoglobin dan protein dalam sel darah merah yang bertugas membawa oksigen ke seluruh tubuh.

Baca juga: Fungsi Zat Besi bagi Tubuh Manusia

Makanya, tidak heran ibu hamil akan merasa lemas dan mudah lelah karena kurang oksigen saat jika mengalami anemia ringan.

Beda halnya jika Genbest yang hamil mengalami anemia berat. Dilansir dari March of Dimes, kekurangan zat besi telah dikaitkan dengan peningkatan risiko kelahiran prematur dan bayi lahir dengan berat badan rendah.

Untuk informasi, kelahiran prematur adalah ketika bayi lahir sebelum 37 minggu masa kehamilan ibu. Sementara itu, bayi berat badan lahir rendah (BBLR) mengacu pada bayi yang memiliki berat badan kurang dari 2,5 kilogram (Kg) saat lahir.

Baca juga: Kenali Penyakit Paru-paru Kronis pada Bayi Prematur

Cara mencegah anemia saat hamil

Jika sudah mengetahui dampak anemia di atas, Genbest yang sedang hamil tidak perlu terlalu takut. Sebab, anemia bisa diatasi dan dicegah, bahkan sebelum terjadi kehamilan.

Untuk informasi, dalam keadan normal, kita membutuhkan sekitar 18 miligram zat besi. Namun, ketika hamil, dibutuhkan 27 miligram (mg) zat besi per hari selama sejak awal kehamilan.

Oleh sebab itu, Genbest harus mencukupi kebutuhan zat besi yang meningkat selama kehamilan dengan mengikuti beberapa cara di bawah ini.

Makan makanan kaya zat besi

Sayuran berdaun hijau tua, daging merah, sereal yang diperkaya zat besi, telur, dan kacang merah dapat membantu mempertahankan pasokan zat besi yang dibutuhkan Genbest selama kehamilan.

Baca juga: 7 Makanan dengan Sumber Zat Besi agar Tubuh Tidak Lunglai

Dokter kandungan biasanya akan meresepkan tablet tambah darah (TTD) untuk memastikan kecukupan zat besi saat hamil. Pastikan Genbest minum TTD setiap hari, ya.

Rutin periksa kandungan

Jangan lupa untuk melakukan pemeriksaan kandungan secara rutin ke dokter atau bidan. Melalui pemeriksaan, Genbest bisa menyampaikan keluhan saat hamil, mual atau mudah lelah yang merupakan ciri anemia ringan agar dokter dapat memberikan saran untuk mengatasinya.

Jadi, Genbest harus melakukan pemeriksaan kehamilan sesuai jadwal agar ibu dan bayi selalu dalam keadaan sehat.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Baca tentang
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau