Dear Calon Pengantin, Anemia Bisa Sebabkan Anak Lahir Stunting Lho

Kompas.com - 18/08/2022, 17:11 WIB
Yogarta Awawa Prabaning Arka,
Sri Noviyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebagai calon pengantin, sobat Generasi Bersih dan Sehat (Genbest) harus menyiapkan diri sebagai calon ibu.

Pasalnya, anak yang sehat lahir dari ibu yang sehat. Dengan demikian, sobat Genbest dan pasangan harus mempersiapkan kesehatan secara prima sebelum memasuki kehamilan.

Seperti diketahui, masa 1.000 hari pertama kehidupan (1.000 HPK) begitu krusial dalam menentukan masa depan anak. Bahkan, fase krusial perkembangan anak sudah dimulai sejak proses pembuahan dalam kehamilan.

Pada masa 1.000 HPK, perkembangan fisik dan kognitif terjadi begitu pesat. Dengan demikian, orangtua bisa menjadikan masa 1.000 HPK sebagai kesempatan untuk mewujudkan masa depan anak yang sehat dan cerah serta bebas stunting.

Baca Juga: Pentingnya Stimulasi dan Nutrisi dalam Tumbuh Kembang Anak Selama 1.000 HPK

Salah satu penyakit yang perlu dicegah ibu hamil saat kehamilan adalah anemia. Pasalnya, anemia merupakan penyakit yang umum terjadi pada ibu hamil. Hal ini mengingat kebutuhan zat besi pada ibu meningkat pada masa kehamilan.

Pada kasus yang parah, anemia saat hamil dapat meningkatkan risiko bayi lahir prematur dan bayi berat badan lahir rendah (BBLR). Kedua kondisi itu erat kaitannya dengan stunting.

Lalu, bagaimana langkah pencegahan stunting untuk sobat Genbest sebelum menikah? Simak ulasan berikut.

1. Pastikan menikah di usia ideal

Langkah pencegahan stunting yang paling utama adalah menikah pada usia ideal. Menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), usia ideal menikah untuk perempuan adalah minimal 21 tahun.

Sementara, untuk pria, usia menikah ideal adalah 25 tahun. Pernikahan usia dini meningkatkan risiko kelahiran bayi stunting.

Baca Juga: 4 Efek Negatif Menikah di Usia Anak

2. Periksa status gizi

Sebagai calon ibu, sobat Genbest wajib memerhatikan status gizi sebelum menikah. Pasalnya, status gizi akan memengaruhi pertumbuhan janin saat memasuki masa kehamilan nanti.

Status gizi yang kurang sebelum menikah, hal ini dikhawatirkan bisa menyebabkan bayi lahir dengan BBLR, sehingga meningkatkan risiko stunting. Jadi, pastikan status gizi normal sebelum menikah.

Baca Juga: Persiapan Menikah: Genbest Calon Ibu yang Sehat Kah?

3. Melakukan tes kesehatan

Langkah selanjutnya untuk mencegah bayi lahir stunting adalah melakukan tes kesehatan minimal tiga bulan sebelum menikah.

Tes kesehatan biasanya dilakukan sebelum menikah meliputi pemeriksaan darah, tes penyakit menular seksual, tes toksoplasma, rubela, cytomegalovirus (CMV), dan herpes simplex (TORCH), serta tes organ reproduksi.

Adapun tujuan tes kesehatan adalah untuk mengetahui penyakit yang diderita oleh calon pengantin. Dengan begitu, sobat Genbest dan pasangan bisa merencanakan kehamilan yang lebih sehat dan jauh dari risiko stunting.

Baca Juga: 7 Kesehatan yang Penting Dilakukan Sebelum Menikah

4. Terapkan gaya hidup sehat

Menerapkan gaya hidup sehat juga dapat menjadi salah satu cara mencegah bayi lahir dalam kondisi stunting. Seperti diketahui, anak yang sehat berawal dari ibu yang sehat. Untuk itu, sobat Genbest harus mengonsumsi makanan sehat bergizi seimbang dan bervariasi setiap hari serta rutin berolahraga.

Sobat Genbest bisa menjauhi diri dari kebiasaan tidak sehat, seperti merokok. Hal itu karena paparan asap rokok dapat meningkatkan risiko stunting pada anak.

5. Penuhi kebutuhan asam folat, zat besi, dan kalsium

Sobat Genbest harus tahu bahwa terdapat beberapa nutrisi yang dibutuhkan sebelum hamil,yakni asam folat, zat besi, serta kalsium. Asam folat dapat membantu mengurangi risiko cacat lahir pada otak dan sumsum tulang belakang (disebut cacat tabung saraf).

Selanjutnya, kalsium diperlukan untuk membangun tulang yang sehat. Jika tidak cukup kalsium, janin dapat mengambil kalsium dari tulang ibu hamil sehingga meningkatkan risiko osteoporosis kelak.

Untuk zat besi, kekurangan mineral itu dapat menganggu kehamilan dan meningkatkan risiko bayi lahir prematur dan BBLR. Hal ini membuat risiko bayi lahir dalam kondisi stunting semakin besar.

Itulah beberapa langkah pencegahan stunting pada fase pranikah yang perlu sobat Genbest dan pasangan lakukan. Semoga persiapan pernikahannya lancar ya.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Baca tentang
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau