Penting, Perhatikan dan Pastikan Status Gizi Normal Sebelum Menikah

Kompas.com - 25 September 2022, 09:53 WIB
Nada Zeitalini Arani,
Sri Noviyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Saat hendak melangsungkan pernikahan, ternyata calon pengantin tidak hanya perlu memikirkan persiapan acara, tempat tinggal, dan semacamnya. Akan tetapi, sisi kesehatan, seperti status gizi normal juga perlu dipastikan.

Sebab, status gizi yang tidak normal dapat menyebabkan berbagai gangguan kehamilan, serta pengaruhi pertumbuhan janin, seperti bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR), lahir prematur, dan risiko stunting.

Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemenkominfo) mendorong masyarakat agar sadar dan peduli kesehatan melalui gerakkan Generasi Bersih dan Sehat (Genbest).

Nah, bagi para Genbest yang hendak menikah, sudahkan memastikan status gizi dalam angka normal?

Untuk mengetahui status gizi, antara lain bisa dilakukan dengan pengukuran indeks massa tubuh (IMT), ditambah pengukuran lingkar lengan atas (LILA). Sebagai informasi, IMT merupakan proposisi standar dari berat badan (BB) terhadap tinggi badan (TB).

Nah, bagi Genbest yang masih merasa kurang percaya diri karena status gizi belum normal bisa mulai meningkatkannya. Langkah itu sebenarnya tidak berbeda dengan membangun pola makan sehat melalui gizi seimbang.

Baca juga: Daftar Persiapan yang Tak Boleh Dilupakan Calon Pengantin

Bagi para calon ibu, beberapa sumber gizi yang tidak boleh dilewatkan, di antaranya protein, zat besi, dan asam folat.

Dilansir dari laman himpunan mahasiswa (Hima) Gizi Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor (Fema IPB), berikut lima tips untuk meningkatkan status gizi

1. Menjaga berat badan ideal

Tips pertama yang bisa diterapkan agar status gizi normal adalah menjaga berat badan ideal. Sebab, kelebihan atau kekurangan berat badan berisiko menimbulkan masalah saat kehamilan.

Misalnya, berat badan berlebih atau kegemukan dapat menurunkan kesuburan. Semantara, beran badan kurang atau kurus dapat memengaruhi pertumbuhan janin dan menyebabkan risiko berat badan lair rendah (BBLR).

2. Memenuhi asupan vitamin E

Vitamin E memiliki peran penting dalam memelihara kesuburan. Sumber makanan yang mengandung vitamin E bisa didapatkan dari tumbuhan tauge, biji bunga matahari, dan kacang almond.

3. Kecukupan zat besi dan zink

Kecukupan zat besi dan zink juga penting bagi para calon ibu. Keduanya, merupakan mineral yang dibutuhkan dalam jumlah tinggi di masa kehamilan.

Fungsi zat besi dalam kehamilan adalah membantu pembentukan sel darah merah dan hemoglobin yang dibutuhkan untuk menyalurkan oksigen serta nutrisi ke tubuh ibu dan janin.

Sementara, zink membantu menstabilkan hormon dalam tubuh ibu hamil dan membuat pertumbuhan bayi menjadi maksimal.

Sumber makanan kaya zat besi di antaranya daging merah, ikan, bayam, dan brokoli. Kemudian zink bisa didapatkan dari daging ayam, telur, susu, dan keju.

4. Memenuhi kebutuhan protein

Bagi calon ibu, protein merupakan gizi yang dibutuhkan untuk pembentukan sel-sel tubuh janin dan perkembangan fungsi otak.

Oleh karena itu, Genbest yang hendak dan tengah menjalani kehamilan harus memperhatikan kebutuhan protein, seperti telur, ikan, daging, tahu, dan tempe.

5. Mencukupi asam folat sebelum kehamilan

Terakhir, yakni asam folat yang perlu dicukupi sejak sebelum kehamilan. Asam folat berfungsi untuk pembentukan otak dan saraf. Oleh sebab itu, kekurangan asam folat bisa mengakibatkan gangguan perkembangan otak dan intelegensi bayi yang dilahirkan.

Makanan sumber folat bisa didapatkan dari biji-bijian, buah-buahan, dan sayuran hijau berdaun.

Baca juga: Stunting Adalah Kondisi Gagal Tumbuh Pada Anak, Berikut Faktanya

Itulah informasi penting terkait status gizi normal dan tips meningkatkan status gizi untuk Genbest. Dengan sadar dan peduli kesehatan, Genbest turut mencegah risiko stunting sejak dini.

Yuk perhatikan status gizi normal sebelum menikah Genbest. Salam sehat untuk kita semua.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Baca tentang
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau