Cegah Stunting pada Bayi dengan IMD dan ASI Eksklusif

Kompas.com - 12 Oktober 2022, 18:33 WIB
Rindu Pradipta Hestya,
Aditya Mulyawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Stunting merupakan masalah serius yang dialami seluruh masyarakat dunia. Sejumlah organisasi dunia dari berbagai sektor pun berupaya agar masalah perkembangan dan pertumbuhan anak ini bisa teratasi dengan baik.

Hasil analisis Badan Kesehatan Dunia (WHO), Bank Dunia, dan Dana Anak-Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF) menunjukkan bahwa negara-negara miskin dan berkembang memiliki angka kejadian stunting yang cukup besar.

Baca juga: Wapres: Stunting Sumber Malapetaka kalau Tidak Diatasi

Generasi Bersih dan Sehat (Genbest) perlu mengetahui bahwa kondisi stunting dalam jangka panjang akan berpengaruh pada ukuran tubuh anak ketika dewasa. Tidak hanya itu, stunting juga memengaruhi kecerdasan intelektual, kondisi ekonomi, serta kemampuan reproduksi.

Selain itu, anak stunting juga berisiko terkena penyakit metabolik dan pembuluh darah.

Oleh karena itu, Genbest perlu berdiskusi dengan pasangan terkait langkah-langkah pencegahan masalah gagal tumbuh.

Upaya pencegahan bisa diawali dengan menerapkan pola hidup sehat bersama pasangan. Setelah bayi lahir, Genbest bisa melakukan inisiasi menyusui dini (IMD) dan memberikan air susu ibu (ASI) eksklusif.

Baca juga: Generasi Muda Harus Sadar Bahaya dan Pencegahan Stunting

Perlu diketahui, pemberian ASI eksklusif dapat menurunkan risiko stunting pada buah hati. Pasalnya, ASI mengandung sejumlah nutrisi penting yang dibutuhkan bayi di awal kehidupannya, seperti protein, karbohidrat, lemak, vitamin, dan mineral.

Manfaat jangka panjang ASI

Sejalan dengan temuan organisasi dunia, para peneliti dari Universitas Indonesia juga menemukan manfaat pemberian ASI bagi bayi. Riset yang digelar pada 2018 ini melibatkan 2.502 anak berusia 6 sampai 59 bulan di Jambi.

Pada riset tersebut, ditemukan sebanyak 27,5 persen anak mengalami stunting. Dari angka tersebut, peneliti menemukan bahwa 54,1 persen di antaranya tidak diberikan ASI eksklusif dan merasakan IMD.

Baca juga: Jumlah Stunting di Indonesia Lebih Tinggi dari Standar WHO

Melalui riset itu, para peneliti menyampaikan bahwa IMD dan pemberian ASI eksklusif dapat mencegah stunting pada balita. Selain itu, durasi menyusui dan pemberian asupan vitamin A yang cukup juga dapat menurunkan risiko kondisi gagal tumbuh.

Asosiasi Dokter Anak Amerika Serikat (APA) juga merekomendasikan pentingnya pemberian ASI eksklusif dan IMD. Selain itu, asosiasi ini juga setuju bahwa ASI dapat menjaga bayi melawan infeksi serta mengurangi risiko terkena penyakit seperti diabetes, obesitas, dan asma.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Baca tentang
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau