Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jalan Terjal Iwan Winarto Membangun Kampung Wisata Pengudang Bintan

Kompas.com - 03/10/2023, 20:55 WIB
Elhadif Putra,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

Efek lain yang Iwan rasakan, orang-orang tidak lagi mau menebang bakau dan buang sampah secara terang-terangan.

Pandemi merusak segalanya 

Pandemi Covid-19 beberapa tahun lalu sempat membuat Desa Pengudang terguncang. Hampir tidak ada pengunjung yang datang ke desa tersebut.

Meskipun sudah berjalan dua tahun pasca-pandemi, tamu yang berkunjung masih belum seperti sebelumnya.

Bahkan base wisata Desa Pengudang kini harus diperbaiki dan pindah ke gedung serba guna kantor desa.

"Alhamdulillah, masih ada yang datang, tapi kalau untuk seperti sebelum pandemi, belum. Pandemi memang menghancurkan sektor wisata. Base kita lagi direnovasi, mudah-mudahan ada donatur yang bisa bantu bangun," ucap Iwan.

Lokasi penelitian dan konservasi

Mahasiswa melakukan penelitian di kampung wisata Desa Pengudang.Dokumentasi Iwan Winarto Mahasiswa melakukan penelitian di kampung wisata Desa Pengudang.
Desa Pengudang tak hanya menjadi kampung wisata. Desa yang terletak di pesisir utara Pulau Bintan ini juga menjadi lokasi penelitian atau riset mahasiswa dalam dan luar negeri, lembaga nasional, serta kementerian.

Desa Pengudang juga menjadi lokasi konservasi sejumlah hewan laut, seperti penyu,
lumba-lumba, dan dugong.

"Informasi dari masyarakat, beberapa kali ditemukan mamalia laut terdampar. Ada dugong yang mati lalu dikubur. Setelah lama, kuburan digali dan tulangnya diambil. Sekarang di Desa Pengudang ada tulang dugong yang sudah disusun kembali. Kemudian di perairan kita ada bangkai kapal tenggelam dan banyak gerabah," ujar Iwan.

Penanaman mangrove di Desa Pengudang.Dokumentasi Iwan Winarto Penanaman mangrove di Desa Pengudang.

Mimpi majukan wisata Bintan

Turis asing menanam manggrove di pesisir Kabupaten Bintan.Dokumentasi Iwan Winarto Turis asing menanam manggrove di pesisir Kabupaten Bintan.
Dari 36 desa/kelurahan di Kabupaten Bintan, terdapat lima kampung wisata termasuk Desa Pengudang.

Sektor pariwisata menjadi salah satu penyumbang pendapatan asil daerah (PAD) terbesar Kabupaten Bintan.

Saat ini Kabupaten Bintan telah memiliki Peraturan Bupati Bintan Nomor 31 Tahun 2022 Tentang Desa dan Kampung Wisata Kabupaten Bintan.

"Ini jadi legal standing dan umpan balik dari pemerintah karena sudah jadi perbup. Tinggal implementasinya," kata Iwan yang juga Ketua Forum Desa Wisata Kabupaten Bintan.

Iwan mengatakan, pengembangan kampung wisata bisa dilakukan ke seluruh desa/kelurahan.

Salah satunya mendorong setiap desa/kelurahan memiliki satu produk dan satu event khas daerahnya masing-masing.

"Satu event saja orang datang berbondong-bondong. Apa lagi kalau setiap kampung punya satu event dan satu produk. Apa enggak bergerak ekonomi," ujar Iwan.

Masih ada mimpi-mimpi lain yang ingin diwujudkannya. Salah satunya adalah membuat museum mini di Desa Pengudang.

"Di museum itu nanti ada gerabah-gerabah. Kemudian juga menyimpan seluruh hasil penelitian yang pernah dilakukan di Desa Pengudang. Untuk di Kepri itu belum ada. Kalau mimpi masih banyak," ungkap dia.

Saat ini Iwan terus bergerak dalam bidang kelestarian lingkungan. Bersama-sama dengan Yayasan Seven Clean Seas, komunitas ataupun orang-orang sepemikiran, Iwan kerap mengikuti kegiatan penanaman mangrove di sejumlah daerah.

Iwan juga ingin memajukan wisata dari sisi pemerintahan. Ia saat ini mendaftar sebagai bacaleg DPRD Kabupaten Bintan melalui Partai Golkar, di Dapil 1 Kabupaten Bintan.

"Saya maju karena merasa ada yang miss dari dewan-dewan kita. Jadi enggak jadi ya disyukuri. Bacaleg berlumpur-lumpur cuma saya. Haha," ucapnya sambil tertawa.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Baca tentang
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com