Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Uni Eropa Tegas Larang Mobil Beremisi CO2 pada 2035

Kompas.com - 11/11/2024, 19:17 WIB
Monika Novena,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Komisioner iklim Uni Eropa, Wopke Hoekstra, menegaskan kembali komitmen UE untuk mengakhiri penjualan mobil yang menghasilkan emisi CO2 pada tahun 2035.

Ia juga mengungkapkan akan ada pemberlakuan batasan CO2 yang lebih ketat bagi produsen mobil pada tahun depan.

Penegasan tersebut terjadi setelah adanya desakan untuk meninjau ulang mengenai penjualan dan kepatuhan penggunaan kendaraan listrik dari produsen mobil dan beberapa pemerintah, termasuk Italia dan Republik Ceko.

Mereka berpendapat bahwa penurunan penjualan mobil listrik membahayakan kepatuhan terhadap target penurunan emisi.

Baca juga:

Mengutip ESG News, Senin (11/11/2024) selama sidang Parlemen Eropa, Hoekstra meyakinkan anggota parlemen bahwa peraturan iklim akan menyediakan lingkungan yang stabil untuk investor di sektor tersebut.

Ia mencatat pula bahwa banyak CEO perusahaan mobil yakin mereka dapat memenuhi target yang ditetapkan meski produsen juga menyerukan perlunya investasi publik yang signifikan dalam infrastruktur pengisian daya.

Kendati demikian masih ada kekhawatiran dari produsen mobil mengenai denda mengenai ketidakpatuhan terhadap target CO2 yang lebih ketat tahun depan.

Namun, Hoekstra menyebut bahwa sanksi karena tidak mencapai target emisi bakal tidak seberat yang dikhawatirkan.

Melansir European Commission, transportasi bertanggung jawab atas seperempat dari semua emisi gas rumah kaca di UE dan transportasi jalan raya menyumbang 70 persen dari jumlah tersebut.

Emisi ini terutama berasal dari mobil berbahan bakar bensin dan solar.

Untuk mengurangi jumlah tersebut, tahun lalu, Uni Eropa mengadopsi undang-undang untuk menjadikan semua mobil dan van baru yang dijual di Eropa bebas emisi mulai tahun 2035.

Penggunaan kendaraan listrik di Uni Eropa sendiri disebut mengalami peningkatan.

Baca juga:

Pada tahun 2023, kendaraan listrik bertenaga baterai (BEV) menjadi alternatif paling populer untuk mobil berbahan bakar bensin dan solar, mewakili lebih dari 14,6 persen dari semua mobil baru yang dijual di UE.

Sementara mobil listrik hibrida plug-in mewakili 7,7 persen lainnya.

Jadi, lebih dari 1 dari 5 mobil baru yang dijual di Eropa sekarang dapat diisi dayanya secara elektrik.

Studi komisi UE menyebut pula bahwa emisi gas rumah kaca selama masa pakai penuh mobil listrik mulai dari ekstraksi bahan mentah hingga pembuatan kendaraan dan baterai serta fase daur ulang di akhir masa pakai kendaraan, secara signifikan lebih rendah daripada mobil konvensional setara yang menggunakan bahan bakar fosil.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau