Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hutan Dikepung Sawit: Perempuan Kalimantan Menghidupkan Dapur dan Anyaman Harapan

Kompas.com, 29 Oktober 2025, 08:31 WIB
Manda Firmansyah,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

KALIMANTAN BARAT, KOMPAS.com - "Kami sadar kalau dari jam kehidupan, kami melihat kegiatan kami (sebagai) perempuan dari bangun tidur sampai tidur lagi, ternyata lebih banyak daripada laki-laki," ujar Disri Prigitta, seorang warga Desa Kenanga, Kecamatan Simpang Hulu, Kabupaten Ketapang, Kamis (23/10/2025).

Dimulai dari kesadaran akan peran krusialnya dalam rumah tangga, perempuan di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) memahami arti pentingnya hutan yang selama ini menjadi sumber kehidupan mereka. Disri khawatir kehilangan akses terhadap hutan dan peka dengan dampak krisis iklim.

Apalagi, hasil pemetaan Tropenbos Indonesia mengungkapkan bahwa hutan yang selama ini dianggap milik mereka masuk dalam wilayah Hak Guna Usaha (HGU) perusahaan tambang dan Hutan Tanaman Industri (HTI).

"Kami menyadari, hutan yang kami anggap hutan kami, dari (warisan) dari nenek moyang kami, ternyata bukan milik kami secara hukum. Kami terancam hidupnya. Jadi, suatu saat orang yang memegang izin ini (HUG dan HTI) akan datang ke sini, mengambil hutan kami," tutur Disri.

Disri merupakan fasilitator pemberdayaan perempuan untuk Desa Kenanga usai mengikuti serangkaian pelatihan dari Tropenbos Indonesia di Pontianak.

Di tingkat kabupaten, Disri tergabung dalam Aliansi Perempuan Penggerak Perubahan yang baru dibentuk pada Juli 2025. Dia ikut memperjuangkan hak-hak perempuan atas hutan di Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat. Disiri meyakini, kesejahteraan perempuan berefek berganda bagi keluarga dan masyarakat setempat.

Baca juga: Tropenbos Libatkan Masyarakat untuk Redam Karhutla di Lanskap Pawan Kalbar

"Karena tadi itu, kalau perempuan sejahtera, keluarga sejahtera. Jadi, kalau perempuan susah, dampaknya itu ke keluarga dan ke masyarakat," ucapnya.

Anyaman dan Hutan: Warisan yang Kian Langka

Perempuan di pedalaman Kalimantan menggantungkan hidup pada hutan. Mereka mencari sayur, rotan, dan bambu — bahan utama untuk membuat anyaman. Hasil anyaman dijual untuk menambah penghasilan keluarga.

Dewi Salma, warga Desa Kenanga, menjadi satu-satunya anak muda yang masih aktif menganyam. Namun kini, rotan dan bambu semakin sulit ditemukan.

“Awalnya hanya ingin mencoba, karena ketagihan melihat hasilnya yang bagus, jadi ingin tahu bagaimana caranya membuat model ini itu. Karena sering bikin (anyaman), terus tahu kalau ternyata di sini (Desa Kenanga) sudah enggak ada rotan, akhirnya ya sedih,” kata Salma.

Perjalanan ke hutan mencari bahan baku pun makin sulit akibat rusaknya jalan dan konversi lahan. Padahal, anyaman dengan motif khas memiliki makna budaya mendalam, termasuk sebagai wadah seserahan dalam upacara adat pernikahan.

Selain kelangkaan rotan, terputusnya regenerasi mengancam eksistensi perempuan menganyam di Desa Kenanga.

Padahal, produk anyaman dengan motif tertentu telah dilekatkan dengan makna budaya, yang salah satu contohnya dalam bentuk tas untuk wadah seserahan pernikahan dari pengantin laki-laki.

Perkakas dari mengayam rotan maupun bambu memiliki berbagai nama dalam bahasa lokal, yang bahkan dibedakan berdasarkan ukuran dan fungsinya. Kekayaan kosakata tersebut mencerminkan kedekatan masyarakat Dayak Simpakng dengan alam yang diwariskan turun temurun.

Salma kini membuat beragam produk seperti tas dan kotak tisu, dijual seharga Rp 100.000–Rp 500.000. Bahkan, hasil karyanya pernah dibawa ke Thailand.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Investasi Energi Terbarukan Capai Rp 21,64 Triliun, REC Dinilai Bisa Percepat Balik Modal
Investasi Energi Terbarukan Capai Rp 21,64 Triliun, REC Dinilai Bisa Percepat Balik Modal
Pemerintah
PLTP Kamojang Hasilkan 1.326 GWh Listrik, Tekan Emisi 1,22 Juta Ton per Tahun
PLTP Kamojang Hasilkan 1.326 GWh Listrik, Tekan Emisi 1,22 Juta Ton per Tahun
BUMN
Pertamina EP Cepu Dorong Desa Sidorejo Jadi Sentra Pertanian Organik Blora
Pertamina EP Cepu Dorong Desa Sidorejo Jadi Sentra Pertanian Organik Blora
BUMN
Pergerakan Manusia Melampaui Total Migrasi Satwa Liar, Apa Dampaknya?
Pergerakan Manusia Melampaui Total Migrasi Satwa Liar, Apa Dampaknya?
Pemerintah
Tambang Batu Bara Bekas Masih Lepaskan Karbon, Studi Ungkap
Tambang Batu Bara Bekas Masih Lepaskan Karbon, Studi Ungkap
Pemerintah
KKP Pastikan Udang RI Bebas Radioaktif, Kini Ekspor Lagi ke AS
KKP Pastikan Udang RI Bebas Radioaktif, Kini Ekspor Lagi ke AS
Pemerintah
Sampah Plastik “Berlayar” ke Samudra Hindia dan Afrika, Ini Penjelasan Peneliti BRIN
Sampah Plastik “Berlayar” ke Samudra Hindia dan Afrika, Ini Penjelasan Peneliti BRIN
Pemerintah
75 Persen Hiu Paus di Papua Punya Luka, Tunjukkan Besarnya Ancaman yang Dihadapinya
75 Persen Hiu Paus di Papua Punya Luka, Tunjukkan Besarnya Ancaman yang Dihadapinya
LSM/Figur
Jangan Sia-siakan Investasi Hijau China, Kunci Transisi Energi Indonesia Ada di Sini
Jangan Sia-siakan Investasi Hijau China, Kunci Transisi Energi Indonesia Ada di Sini
Pemerintah
Eropa Sepakat Target Iklim 2040, tapi Ambisinya Melemah, Minta Kelonggaran
Eropa Sepakat Target Iklim 2040, tapi Ambisinya Melemah, Minta Kelonggaran
Pemerintah
Human Initiative Gelar Forum Kolaborasi Multipihak untuk Percepatan SDGs
Human Initiative Gelar Forum Kolaborasi Multipihak untuk Percepatan SDGs
Advertorial
Batu Bara Sudah Tidak Cuan, Terus Bergantung Padanya Sama Saja Bunuh Diri Perlahan
Batu Bara Sudah Tidak Cuan, Terus Bergantung Padanya Sama Saja Bunuh Diri Perlahan
Pemerintah
Kisah Nur Wahida Tekuni Songket hingga Raup Cuan di Mancanegara
Kisah Nur Wahida Tekuni Songket hingga Raup Cuan di Mancanegara
LSM/Figur
Startup Biodiversitas Tarik Investor Beragam, Namun Raih Modal Kecil
Startup Biodiversitas Tarik Investor Beragam, Namun Raih Modal Kecil
Pemerintah
FAO Peringatkan Degradasi Lahan Ancam Miliaran Orang
FAO Peringatkan Degradasi Lahan Ancam Miliaran Orang
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau