KOMPAS.com – Pernahkah ibu merasa stres karena si kecil suka pilih-pilih makanan atau istilahnya picky eater?
Jangan takut dulu, keadaan semacam itu pernah dialami oleh sebagian besar orangtua. Menurut penelitian pada 2015 yang dilakukan Sudibyo Supardi, peneliti di National Institute of Health Research and Development, sebesar 33,6 persen anak prasekolah di Jakarta mengalami masalah sulit makan.
Beberapa tanda anak yang picky eater adalah anak tidak ingin mencoba jenis makanan baru dan biasanya mereka membatasi makanan yang mau dimakannya.
Misalnya, hanya mau nasi pakai nugget atau kecap saja.
Anak yang picky eater juga umumnya menolak makan makanan sehat, seperti buah dan sayur. Ibu perlu memperhatikan cirinya, mulai dari mengemut makanan, memilih menutup mulut rapat-rapat, hingga menangis saat akan disuapi.
Tak perlu khawatir, picky eater bisa disiasati. Apalagi, menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), picky eater sebenarnya masih termasuk fase normal dalam perkembangan anak.
Setelah pertumbuhan pada masa bayi yang cepat, tingkat pertumbuhan di masa balita cenderung melambat, termasuk nafsu makannya.
Anak balita juga mulai mengembangkan kesukaan pada makanan tertentu. Seperti orang dewasa, yang punya daftar makanan favorit atau membenci makanan tertentu.
Sayangnya, orangtua menjadi khawatir karena balita masih dalam masa pertumbuhan sehingga membutuhkan nutrisi yang lengkap. Apalagi, ada anggapan bahwa picky eater bisa menyebabkan stunting.
Baca juga: 5 Kesalahan Pemberian Puree yang Bikin Anak Stunting
Tiap kasus memang berbeda-beda. Kalau orangtua merasa keadaan picky eater anak sangat mengkhawatirkan, cobalah konsultasikan dengan dokter.
Akan tetapi, jika kasusnya tak rutin sebenarnya masih bisa disiasati. Cobalah pahami anak dengan sabar.
Tak perlu frustrasi dengan perilaku khas balita ini. Tugas generasi bersih dan sehat (GenBest) adalah selalu berusaha menyediakan pilihan makanan sehat. Mungkin anak menolak, tapi seiring dengan waktu biasanya selera dan perilaku makan anak akan membaik.
Nah, berikut beberapa tips untuk membantu orangtua melewati masa picky eater si kecil.
Cobalah untuk memiliki jadwal makan tetap. Misalnya, 3 kali makan makanan utama dan 2 kali untuk makan snack atau cemilan.
Patuhi jadwal itu. Bila anak tidak mau makan makanan baru yang disajikan, tak perlu berkomentar banyak. Bawa pergi makanan itu dan jangan menawarkan kembali sampai waktu makan utama atau camilan berikutnya tiba. Anak yang lapar akhirnya akan makan juga.
Saat anak menolak makanan yang disajikan di meja makan, hindari membuatkan makanan kesukaannya karena ini malah akan membuat anak makin jadi suka pilih-pilih makanan.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya