KOMPAS.com – Permasalahan stunting di Indonesia masih menjadi pekerjaan besar bagi seluruh dunia. Pasalnya, stunting dapat mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak, mulai dari tinggi badan lebih pendek atau kerdil, kecerdasan intelektual, hingga metabolisme tubuh.
Berdasarkan analisis yang dilakukan oleh World Bank, Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Anak-Anak (UNICEF), dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), negara-negara miskin dan berkembang memiliki angka kejadian stunting yang cukup besar. Indonesia menjadi salah satunya.
Sebagai informasi, berdasarkan data Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) pada 2019, jumlah kasus stunting di Indonesia mencapai 27,67 persen. Menurut World Bank pada 2020, kasus ini menunjukkan prevalensi stunting di Indonesia berada di urutan ke-115 dari 151 negara di dunia.
Banyaknya kasus stunting bisa disebabkan beberapa hal, di antaranya pola makan yang tidak sehat, pola asuh yang kurang baik, hingga kebersihan lingkungan yang tidak terjaga.
Baca juga: Ini Akibatnya Kalau Malas Cuci Tangan Pakai Sabun
Berbagai penyebab itu menunjukkan bahwa stunting dapat dicegah dengan menerapkan kebiasaan sekaligus pola hidup yang sehat, seperti mencuci tangan dengan sabun di air mengalir. Hal ini dapat menjadi salah satu tindakan preventif untuk menjaga sanitasi yang baik.
Berdasarkan imbauan yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes), ada waktu-waktu tertentu yang mengharuskan cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir. Beberapa di antaranya, sebelum dan sesudah makan, sebelum menyuapi si kecil, sebelum menyusui bayi, sesudah buang air, dan setelah bersin atau batuk.
Masyarakat juga diimbau untuk mencuci tangan setelah menyentuh barang-barang di tempat umum.
Selain mencegah stunting, mencuci tangan dengan sabun juga dapat menghindari berbagai masalah kesehatan yang kerap menyerang anak-anak.
Usia kanak-kanak tergolong rentan terjangkit diare. Diare merupakan salah satu penyakit yang diakibatkan oleh kurangnya menjaga kebersihan, seperti tidak mencuci tangan sebelum makan.
Baca juga: Cuci Tangan Pakai Sabun Vs. Hand Sanitizer, Mana yang Lebih Efektif Bunuh Kuman?
Akibatnya, berbagai bakteri di tangan dapat ikut masuk ke dalam tubuh bersama makanan yang dikonsumsi. Diare akut yang menyerang anak-anak juga dapat mengakibatkan stunting.
Tangan yang kotor dipenuhi kuman, bakteri, dan virus dapat mengontaminasi makanan yang dikonsumsi. Misal saja, kuman menempel pada makanan-makanan bernutrisi, seperti sayur, buah, dan daging.
Akibatnya, semua makanan yang seharusnya memberikan nutrisi pada tubuh akan sia-sia, dan akan menyerang balik pengonsumsi dengan diare atau muntah.
Masalah kesehatan lain yang cukup sering dijumpai akibat malas cuci tangan pakai sabun adalah pilek. Tangan menjadi salah satu sumber utama penularan kuman, virus, dan bakteri.
Baca juga: Begini 6 Langkah Cuci Tangan Pakai Sabun yang Benar
Kebiasaan malas mencuci tangan akan memberikan kesempatan virus dan bakteri untuk saling berpindah sehingga memicu pilek.
Untuk itu, mencuci tangan dapat menghindari masyarakat dari penularan virus yang tak kasat masa. Seperti dikutip dari DetikHealth, cuci tangan dapat menurunkan risiko pilek hingga 21 persen.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya