5 Manfaat Merencanakan Jumlah Anak Sebelum Menikah

Kompas.com - 13 Oktober 2022, 17:39 WIB
Nada Zeitalini Arani,
Aditya Mulyawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Menjelang pernikahan, sejatinya pasangan perlu mempersiapkan berbagai hal, termasuk menentukan jumlah anak.

Hal tersebut perlu dilakukan agar pasangan suami-istri terhindar dari permasalahan yang umum dihadapi saat berumah tangga, mulai dari masalah finansial hingga kesehatan.

Oleh karena itu, meskipun belum sampai pada tahap kehamilan, para calon orangtua perlu untuk merencanakan jumlah anak.

Baca juga: 10 Persiapan Pernikahan Wajib Calon Pengantin

Sebagai informasi, Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemenkominfo) juga mendorong masyarakat agar sadar dan peduli kesehatan, termasuk pentingnya merencanakan jumlah anak sebelum menikah, melalui gerakan Generasi Bersih dan Sehat (Genbest).

Berikut beberapa manfaat merencanakan jumlah anak sebelum menikah.

1. Mencegah terjadinya stunting pada anak

Manfaat pertama merencanakan jumlah anak adalah mencegah risiko stunting. Dengan membuat perencanaan sejak dini, orangtua relatif lebih siap dalam memitigasi berbagai permasalahan saat merawat anak di masa depan.

Dengan demikian, Genbest bisa jadi lebih fokus untuk memenuhi kebutuhan nutrisi 1.000 hari pertama kehidupan anak, yakni sejak masa kehamilan hingga anak berusia 2 tahun.

Untuk diketahui, stunting merupakan gangguan pertumbuhan seperti tinggi badan yang lebih pendek daripada teman-teman seusianya. Hal ini juga membuat kecerdasannya rendah dan memiliki risiko penyakit jantung dan diabetes di kemudian hari.

2. Mempersiapkan kualitas diri untuk menjadi orangtua

Dengan merencanakan jumlah anak sebelum menikah, Genbest berkesempatan untuk mempersiapkan diri untuk menjadi orangtua baru.

Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam fase tersebut adalah memperhatikan status kecukupan gizi sebelum kehamilan.

Sebab, gizi buruk atau malnutrisi pada calon ibu selama kehamilan berisiko membuat bayi terlahir dengan kondisi berat badan lahir rendah (BBLR). Bayi yang lahir dengan BBLR berisiko tinggi tumbuh menjadi penderita stunting.

Untuk mencegahnya, calon ibu perlu memperhatikan asupan gizi seimbang yang kaya protein, vitamin, dan mineral. Bila merasa memiliki status gizi buruk atau anemia, segera berkonsultasi dengan tenaga kesehatan.

Baca juga: Stunting adalah Kondisi Gagal Tumbuh pada Anak, Berikut Faktanya!

3. Mencegah jarak kehamilan yang terlalu dekat

Merencanakan jumlah anak sebelum menikah juga bermanfaat untuk mencegah jarak kehamilan terlalu dekat.

Perlu diketahui, jarak kehamilan yang terlalu dekat memiliki sejumlah risiko, mulai dari gangguan kesehatan pada ibu dan anak hingga angka kematian ibu dan anak saat melahirkan.

4. Menentukan kualitas hubungan keluarga

Genbest dapat menciptakan kualitas hubungan pasangan dan keluarga yang lebih harmonis dengan menentukan jumlah anak sebelum menikah. Sebab, Genbest dan pasangan tidak merasa ada keterpaksaan untuk memiliki anak karena sudah menyepakati jumlahnya sebelum menikah.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Baca tentang
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau