Sementara, anak sering sakit bisa dipengaruhi oleh beberapa hal, di antaranya adalah lingkungan tidak memadahi kebersihannya.
Misalnya, suatu keluarga tidak memiliki sumber air bersih dan jamban yang layak.
"Sehingga, sering sekali program penanganan stunting dikaitkan dengan pengadaan jamban dan air bersih," ucapnya.
Baca juga: Paparan Asap Rokok Bisa Jadi Faktor Tak Langsung Penyebab Stunting
Meski pengadaan jamban dan air bersih penting, ini bukan faktor utama mencegah stunting.
"Kalau pengadaan sanitasi bersih diteruskan, tetapi anak tidak dikasih makan, tetap saja stunting. Jadi, subjek yang harus diperhatikan adalah si anak," terangnya.
Lingkungan bisa memengaruhi stunting, tetapi secara tidak langsung. Jika anaknya sakit terus-menerus.
Lalu, anak sering sakit juga bisa disebabkan karena orangtua tidak memberikan imunisasi penyakit yang dibutuhkan.
Imunisasi penyakit pada anak kebanyakan terkait infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), meliputi batuk, pilek, diare, dan sebagainya.
Jika anak tidak diimunisasi, ia akan berisiko sakit-sakitan. Ketika sakit, kebutuhan gizi anak meningkat. Jika tidak bisa dipenuhi, anak bisa mengalami kekurangan gizi kronis dan selanjutnya ini dapat menjadi penyebab stunting.
Baca juga: Fungsi Asam Amino Esensial untuk Mencegah Stunting
"Ada satu lagi tambahan yang tidak pernah dibicarakan karena kami klinisi tidak pernah dilibatkan," katanya.
"Itu adalah bayi-bayi yang pada dasarnya berisiko besar untuk stunting, contohnya bayi yang lahirnya prematur, bayi yang lahirnya dengan pertumbuhan janin terhambat, bayi-bayi yang alergi susu sapi," bebernya.
Semua bayi dengan kondisi tersebut memiliki faktor kuat penyebab stunting, sehingga membutuhkan perawatan khusus sejak lahir.
Bayi yang memiliki alergi susu sapi sejak lahir, sang ibu juga harus menghindari semua produk susu sapi.
"Walaupun anak minum ASI, kalau ibunya makan makanan mengandung alergen untuk bayi, maka bayi tetap bisa mengalami alergi," terangnya.
Baca juga: Telur untuk Mencegah Stunting, Begini Saran Ahli...
Lalu, anak-anak yang lahir dengan berat badan sulit naik, misalnya karena kelainan jantung bawaan.
"Anak ini tidak bisa makan banyak-banyak karena jantungnya tidak kuat. Jadi harus dikasih makanan yang volumenya kecil, tetapi kalorinya tinggi," tuturnya.
Ada juga anak yang lahir dengan penyakit metabolisme bawaan, di mana ia tidak bisa mendapatkan ASI karena bisa membahayakan dan beraakibat kematian.
"Bukan salah ASI ibu, tetapi karena anak memiliki kelainan genetik yang membuat metabolismenya tidak bekerja dengan baik," ungkapnya.
"Itu semua membutuhkan penanganan khusus. Kalau tidak, anaknya bisa jadi stunting juga karena penangannya salah," pungkasnya.
Baca juga: 1 Telur Per Hari: Cara Mudah dan Murah Mengatasi Stunting menurut Ahli
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya