JAKARTA, KOMPAS.com - Pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) produk kayu Prima Shabby Craft, Laily Prima Monica, tak pernah menyangka.
Keputusannya untuk berjualan di Shopee dengan memanfaatkan fitur dan program yang ditawarkan e-commerce itu dapat berdampak besar pada usahanya.
Dagangannya laris manis. Pantauan Kompas.com, pada laman akun Shopee-nya, Prima Shabby Craft memiliki kurang lebih 1.000 produk dengan hasil penjualan ribuan per produk di etalasenya.
Baca juga: Setahun Berdiri untuk UMKM Indonesia, Simak Deretan Fakta Menarik dari Kampus UMKM Shopee
"Saya benar-benar mencari tahu di kolom edukasi penjual sedang ada fitur-fitur promo apa saja yang sedang berjalan. Setelah dipraktikkan, ternyata tidak sesulit itu. Justru (hasilnya) lebih efektif. Hasil penjualan menjadi optimal karena produk semakin dikenal luas," jelas pemilik Laily pada Kompas.com, Selasa (16/8/2022)
Selain fitur, UMKM asal Blitar, Jawa Timur, tersebut juga mengikuti sejumlah kampanye yang dilakukan di Shopee seperti Big Sale Ramadan, Shopee Mantul Sale, Cuci Gudang, Murah Lebay, dan Rp1.
Pihaknya, kata Laily juga aktif mengikuti beragam program untuk meningkatkan penjualan termasuk Program Ekspor Shopee. Kini, Prima Shabby telah melakukan ekspor ke sejumlah negara Asia Tenggara, seperti Malaysia, Filipina, Vietnam, dan Singapura.
Pada dasarnya, Shopee berkomitmen untuk membantu pelaku UMKM untuk sukses. Shopee juga menawarkan banyak fitur canggih untuk para pebisnis pemula.
Berdasarkan data dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) soal pengguna internet di Indonesia periode 2021 hingga awal 2022 menyebut, terdapat sekitar 210 juta orang terkoneksi internet.
Baca juga: Brand Lokal Makin Dilirik, Ini Kisah UMKM yang Raup Cuan melalui Shopee
Hal itu menjadi peluang emas bagi pengusaha lokal yang ingin berbisnis online di platform e-commerce, termasuk di Shopee.
Seller mentor Shopee, Jonathan Kho, menyebut, sejumlah fitur canggih di Shopee memiliki dampak positif bagi para seller yang mengaktifkan fitur dan mengikuti kampanye di Shopee.
“Di Shopee, ada banyak sekali fitur untuk berjualan online, mulai dari fitur Voucher Toko, Promo Toko Harga Coret, Paket Diskon, juga ada program-program seperti Gratis Ongkir Xtra, Cashback Xtra, Shopee Mall, kampanye tanggal kembar dan juga kampanye hari-hari besar,” jelas Jonathan.
Kini, salah satu program yang banyak diminati penjual di Shopee, ialah Program Ekspor Shopee. Dalam program ekspor ini, penjual akan dibimbing oleh Shopee dari awal buka toko hingga dapat ekspor ke luar negeri.
Shopee juga memiliki sistem yang memudahkan penjual untuk dapat melayani pengiriman dari luar negeri.
Sejumlah UMKM telah merasakan dampak positif dari ekspor Shopee. Selain Laily, ada pula pengusaha lokal tas kanvas Gudang Barang Bandung asal Bandung Barat, Agus Ardian.
“Program Ekspor Shopee memudahkan saya untuk berjualan menembus pasar dunia. Ternyata, ekspor itu sangat mudah. Dari segi bahasa (dalam aplikasi Shopee juga) sudah diterjemahkan. Dari segi toko, juga sudah diatur oleh tim Shopee untuk disesuaikan dengan negara masing-masing," kata Agus.
Tak pelak, berbagai inovasi teknologi yang ditawarkan Shopee merupakan komitmen Shopee untuk membuat para penjual ataupun pembeli mudah bertransaksi.
“Voucher Shopee, terutama yang Gratis Ongkir ini disukai oleh semua orang. Jadi, kami melakukan suatu project untuk mengoptimalkan dukungan pada traffic (pengunjung aplikasi),” tambah Jonathan.
Jonathan menyebut, platform Shopee telah membantu para penjual untuk dapat dipercaya sehingga ekosistem jual beli melalui online terus berjalan. Dampak dari berkembangnya usaha secara digital ini pun memberikan kesempatan bagi sebagian orang untuk berpenghasilan secara mandiri meski hanya dari kota kecil.
Baca juga: HUT Ke-77 RI, Shopee Tebar Promo Diskon Hingga 50 persen
Bahkan, berkembangnya UMKM juga berdampak positif bagi sebagian komunitas yang menjadi mitra usaha mereka.
UMKM produk madu murni asal Malang, Sarang Maduku, misalnya. Setelah melakukan pengoptimalan di Shopee, pemilik Sarang Maduku, Andoni Pridatama, menjadi sangat bergantung pada produktivitas peternak lebah lokal.
Hal tersebut menciptakan ekonomi mandiri bagi peternak. Eko, salah satu peternak lebah yang menjadi mitra untuk Sarang Maduku menyebut dirinya dapat mengembangkan ternaknya. Awalnya, Eko hanya memiliki 30 kotak sarang lebah.
Kini, Eko terus memutar modal hingga memiliki 70 kotak sarang lebah. Menurut Eko, upaya Andoni dalam memaksimalkan penjualan secara online, membuat usahanya ikut besar bersama.
“Melalui aplikasi Shopee, madu saya bisa sampai ke seluruh Indonesia. Saya sangat senang,” ujar Eko.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya