Jamal kemudian merakit mesin mengolah limbah kayu tersebut untuk kemudian dijadikan bahan bisnis.
Mesin tersebut diciptakan secara otodidak yang bahan dasarnya dari barang rongsokan berupa drum bekas hingga rantai sepeda motor bekas yang dikumpulkan dari para pemulung.
Meski beberapa kali mengalami kegagalan, Jamal akhirnya berhasil menciptakan mesin yang mampu mengeringkan dan menghaluskan serbuk kayu limbah industri ini.
"Saya belajar secara otodidak, kalau tentang mekaniknya saya lihat dari YouTube. Tapi, kalau bahan dasar mesin ini memang murni dari hasil pemikiran pribadi, sebab saya rakit satu per satu, dan bahannya adalah barang rongsokan dan besi-besi tua" kata Jamal, saat dikunjungi Kompas.com, pada Kamis, (15/6/2023).
Tak hanya itu, bahan bakar mesin pengering ini adalah BBM bekas pakai atau oli bekas.
Oli bekas ini berfungsi sebagai bahan pembakar untuk mengeringkan serbuk kayu yang terus diolah secara otomatis di dalam wadah drum yang telah disambung menjadi 13 meter.
Serbuk kayu tersebut kemudian keluar dengan kondisi halus dan kering.
Dalam satu jam, mesin pengering ini sudah memproduksi hasil sebanyak 1 setengah ton.
Hasil pengelohan limbah ini kemudian dikirim ke pulau Jawa dan dijadikan bahan baku kertas, ram telur hingga obat nyamuk bakar.
Baca juga: Kejati Sulsel Kembali Tetapkan 2 Tersangka Kasus Korupsi Tambang Pasir Laut Takalar
"Dalam satu jam mesin ini memproduksi satu setengah ton dan hasilnya kami kirim ke Surabaya untuk dijadikan bahan baku berbagai produk," kata Jamal.
Dari pantauan Kompas.com, gudang pengering tersebut seluas 21x9 meter.
Mesin pengering tersebut sendiri memiliki panjang 15 meter.
Tak hanya mentah, serbuk kayu tersebut dimasukkan ke dalam wadah.
Sejumlah warga yang merupakan perajin meubel datang menyimpan serbuk limbah kayu di sekitar gudang.
Hal ini lantaran warga memang tidak memiliki lahan pembuangan limbah.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya