Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Najla dan Pesantren As’ad, Gratiskan Pendidikan untuk Para Santri

Kompas.com - 09/09/2023, 06:00 WIB
Suwandi,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

Dia mencontohkan kini santri sudah banyak yang memiliki keterampilan mencukur rambut ala barbershop.

Memang awalnya mereka belum menguasai keterampilan itu. Pesantren kemudian memberikan fasilitas pendidikan sampai mereka menguasai ilmunya.

Dengan adanya pelajaran kewirausahaan tersebut, menyebabkan minat mondok di Pesantren As’ad setiap tahun meningkat.

Namun, pengurus ponpes harus membatasi kuota penerimaan santri baru lantaran terbatasnya fasilitas asrama.

Hingga kini total santri berjumlah 1.800 orang yang berasal dari Jambi, Sumbar, Riau, Sumsel, Batam, dan dari luar Pulau Sumatera.

"Kita memang batasi kuota santri yang masuk setiap tahun sekitar 450 orang. Fasilitas asrama kita daya tampungnya terbatas dan kita tidak mau ada santri yang tinggal di luar pesantren,” kata Najla.

Berpikir perubahan

Kyai Abdul Qadir Ibrahim, buyut Najla, memang pelopor perubahan. Sekitar 70 tahun lalu, perempuan masih tabu untuk keluyuran keluar rumah. Umumnya perempuan belajar di rumah.

Hingga akhirnya Abdul Qadir mendirikan pesantren yang menerima santriwati.

Pada awalnya ponpes ini ditentang banyak ulama di Kota Jambi Seberang. Namun, Abdul Qadir tetapi keukeh dengan keyakinan bahwa perempuan di masa depan membutuhkan ruang untuk pendidikan yang lebih luas daripada hanya berdiam diri di rumah.

Berkat kegigihan Abdul Qadir, beberapa lembaga pesantren lain akhirnya mulai menerima santriwati.

Berkaca dari buyutnya, Najla pun melakukan transformasi dengan membuka bisnis di pesantren.

Untuk di Jambi belum banyak pesantren yang melakukannya. Harapannya, santri tidak hanya pintar soal agama, tetapi mahir di dunia usaha.

Aplikasikan ilmu di bangku kuliah

Setelah mondok di Ponpes As'ad, Najla melanjutkan kuliah di Universitas Jambi jurusan Ekonomi Manajemen tahun 2010 hingga 2015.

Setelah lulus, dia melanjutkan ke pascasarjana Ekonomi Syariah di kampus Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Saefuddin Jambi pada 2017-2019.

Setelah itu Najla kembali ke Ponpes As'afd untuk mengaplikasikan ilmu yang dia dapat dengan membuka sejumlah bisnis.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Baca tentang
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com