Tiga Bulan Krisis Air Bersih, Warga Kampung Bandan: Baru Seminggu Ini Dapat Bantuan dari Palyja

Kompas.com - 23/12/2021, 20:54 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua RW 02, Kampung Bandan, Kelurahan Ancol, Kecamatan Pademangan, Jakarta Utara Kasno mengatakan, bantuan air bersih dari Palyja di kampungnya baru datang dalam seminggu terakhir.

Padahal, kata dia, di kampungnya air sudah bermasalah sejak tiga bulan lalu. Namun selama itu pula tidak ada bantuan apapun yang masuk ke kampungnya.

"Baru seminggu sampai dua minggu ini (bantuan dari Palyja). Itu pun karena Ketua RW baru saja, baru semingguan ini lah dia masuk Palyja," kata Kasno saat ditemui di lokasi, Kamis (23/12/2021).

Meskipun ada bantuan air dari Palyja, kata dia, tetapi jumlah air yang dipasok tidak mencukupi kebutuhan warga.

Baca juga: Sudah 3 Bulan, Warga di Kampung Bandan Tak Dapat Air Bersih

Pasalnya, air yang diberikan hanya sekitar 1.000 liter yang ditempatkan di tiga titik, yakni di RT 02, 03, dan 09.

Kasno mengatakan, tidak ada batasan atau jatah yang diberikan bagi warga yang akan mengambil air bantuan tersebut.

Warga yang akan mengambil, kata dia, mengantre sembari membawa alat tampung seperti ember atau jerigen.

"Kadang yang mau ambil ya ambil, yang enggak ya enggak. Setiap datang (bantuan) pasti habis enggak sampai satu jam sudah habis," kata dia.

Kasno pun mengaku bingung mengapa di kampungnya terjadi kekurangan air, sedangkan di perumahan elite yang berada di dekat kampung itu yakni Karang Bolong tidak mengalami hal serupa.

Baca juga: 3 Bulan Kekurangan Air Bersih, Warga Kampung Bandan Berencana Lapor ke Anies

Padahal, kata dia, sumber airnya pun sama dari Palyja. Bahkan, warga di Kampung Bandan disebutkannya sudah lebih lama bermukim dibandingkan mereka yang tinggal di perumahan itu.

Sementara, hampir 99,9 persen wilayah di Kampung Bandan, Kelurahan Ancol, kata dia terdampak oleh kekurangan air bersih tersebut.

"Hampir semua (air mati). RW-nya banyak, RW 8, RW 1, mati semua," kata dia.

Menurut Kasno, air tersebut baru bisa mengalir di jam-jam tertentu yang pemakaiannya jarang.

Sayangnya, kualitas air yang dihasilkan tidak bagus, hitam, sehingga tidak layak digunakan. Selain itu, masyarakat juga masih tetap kekurangan.

"Saya juga capek komplain sama Palyja, tapi bilangnya selalu ada perbaikan," kata diam

Hanya saja pihaknya ingin agar ada penjelasan dari Palyja tentang perbaikan apa yang dimaksud.

"Daripada warga nanti bikin surat izin demo ke Gubernur lebih baik melalui dia (Palyja) dulu," ucap dia.

Kompas.com sudah mencoba menghubungi Palyja untuk meminta tanggapan atas kejadian tersebut. Namun hingga saat ini belum mendapatkan respons.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Baca tentang
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau