Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 31 Oktober 2022, 19:51 WIB
Ach Fawaidi,
Krisiandi

Tim Redaksi

 

SUMENEP, KOMPAS.com - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep, Jawa Timur, membuka layanan kesehatan gratis bagi masyarakat melalui program Universal Health Coverage (UHC).

Program layanan kesehatan gratis tersebut diluncurkan dalam rangka Hari Jadi ke-753 Kabupaten Sumenep.

Melalui program tersebut masyarakat yang berobat cukup membawa Kartu Tanda Penduduk (KTP) tanpa harus membayar.

“Ini (program layanan kesehatan gratis) untuk seluruh masyarakat Sumenep dan berlaku di puskesmas maupun rumah sakit," kata Bupati Sumenep Achmad Fauzi dalam keterangannya, Senin (31/10/2022).

Baca juga: Rawan Kecelakaan Laut, Basarnas Didorong Buka Kantor di Pulau Masalembu Sumenep

Fauzi menjelaskan, layanan kesehatan gratis melalui program UHC tersebut bisa diakses dengan cara yang sangat mudah.

Masyarakat hanya menunjukkan KTP ke fasilitas kesehatan untuk mendapat pelayanan.

Program UHC tersebut, lanjut dia, merupakan sub program penjaminan kesehatan masyarakat seperti JKN yang dikelola oleh BPJS.

“Masyarakat yang akan berobat bisa langsung datang ke puskesmas, serahkan KTP, dan langsung dilayani," tuturnya.

Kendati begitu, program UHC tersebut baru akan berlaku per 7 November 2022. Pihaknya kini tengah fokus untuk melakukan sosialisasi kepada masyarakat.

Selain itu, ia mengaku juga akan menambah dan memperbaiki fasilitas kesehatan seperti Puskesmas dan Rumah Sakit yang ada di Kabupaten Sumenep.

“Pelayanan kesehatan yang prima oleh semua petugas medis tentu harus ditingkatkan, sehingga masyarakat harus merasakan manfaat yang sebesar-besarnya," ujarnya.

Pada momen Hari Jadi ke-753 Kabupaten Sumenep yang diperingati setiap tanggal 31 Oktober tersebut, politisi PDIP itu juga meminta kesadaran masyarakat untuk bangkit bersama-sama membangun daerah.

“Kami mengajak seluruh elemen masyarakat bergotong royong membangun kembali daerah, setelah pandemi Covid-19 yang melanda Kabupaten Sumenep selama dua tahun terakhir,” kata Fauzi.

Baca juga: KM Mila Jawa Indah yang Angkut 84 Penumpang Karam di Sumenep, Polisi: Semuanya Selamat

Pemerintah Kabupaten Sumenep, lanjut dia, membutuhkan harmoni dan keyakinan untuk membangun daerah, supaya pelaksanaan program pembangunan berjalan lancar, sukses serta bermanfaat sesuai harapan bersama.

“Jadi, Harmoni Bumi Sumekar sebagai ciri khas masyarakat membangun optimisme, kemandirian dan saling bergandengan di atas nilai-nilai keberagaman guna mewujudkan pembangunan yang merata,” pungkasnya.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Baca tentang
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau