Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Paket Ekspor Komoditas Bangka Belitung, Ada Chips Porang dan Lada Biji

Kompas.com - 30/09/2023, 20:46 WIB
Heru Dahnur ,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

PANGKALPINANG, KOMPAS.com - Sejumlah komoditas pertanian asal Kepulauan Bangka Belitung (Babel) diekspor ke negara Cina, India, Thailand dan Vietnam dengan nilai paket Rp 10,23 miliar.

Komoditas pertanian yang dilepas meliputi Chips Porang, Light Berries White Pepper, Palm Kernel Expeller serta Lada Biji.

Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas II Pangkalpinang Herwintarti mengatakan, komoditas seperti Light Berries White Pepper akan diekspor ke India, Palm Kernel Expeller ke Thailand, dan Lada Biji dengan tujuan Vietnam.

Selain itu, melalui eksportir binaan yakni PT Jof Porang Nusantara (JPN), Karantina Pertanian juga mendorong terwujudnya ekspor perdana Chips Porang sejumlah 25 Ton ke Negeri Tirai Bambu, China.

Menurut Herwintarti, tren ekspor porang di Indonesia cenderung meningkat dari waktu ke waktu. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya permintaan pasar porang di luar negeri, terutama di negara-negara Asia seperti Korea Selatan, Jepang dan China.

Baca juga: Ekonomi Hijau Jadi Salah Satu Arah Kebijakan Indonesia

"Selain itu, pemerintah Indonesia juga terus mengembangkan sektor porang untuk meningkatkan produksi dan ekspor porang dari Indonesia," kata Herwintarti saat pelepasan ekspor di Pelabuhan Pangkalbalam, Pangkalpinang, Jumat (29/9/2023).

Herwin menuturkan, pengembangan umbi porang sesuai arahan Presiden Joko Widodo saat mengunjungi sebuah Pabrik Porang di Jawa Timur pada 2021.

Presiden menilai komoditas Porang akan menjadi “makanan masa depan” yang low calory, low carbo dan juga rendah kadar gula.

Seyogyanya Kementerian Pertanian serta lembaga terkait mendorong produksi Porang nasional agar dapat memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat, baik dari sisi konsumsi dan juga sebagai indikator pendorong pertumbuhan ekonomi salah satunya melalui ekspor.

"Dua tahun terakhir ini, produksi Porang juga tengah dikembangkan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan Karantina Pertanian Pangkalpinang ikut serta dalam mendorong program pemerintah tersebut melalui program peningkatan ekspor," ujar Herwintarti.

Baca juga: Money Matter, Gita Wirjawan: Pendidikan Vital bagi Perkembangan Ekonomi

Melalui proses pendampingan, Karantina berhasil mendorong PT JPN asal Belinyu, Bangka, memproduksi Porang hingga mendapatkan peminat dari Negeri Tirai Bambu.

Ada pun PT JPN telah mampu memproduksi Chips Porang sebagai produk andalannya. Pada kesempatan ini, Karantina Pertanian Pangkalpinang yang telah melakukan pendampingan sejak awal mendukung penuh kegiatan ekspor eksportir tersebut melalui kegiatan pelepasan ekspor bersama komoditas pertanian lainnya.

Karantina Pertanian Pangkalpinang sebagai salah satu unit kerja Badan Karantina Indonesia, selain tugas utamanya dalam mencegah masuk, keluar dan tersebarnya Hama Penyakit Hewan Karantina (HPHK) dan Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK).

Selain itu juga melindungi keanekaragaman hayati hewani, dan keamanan pangan dan mutu pangan, keamanan pakan dan mutu pakan, juga memiliki peran penting dalam mengawal dan mendorong peningkatan produksi komoditas pertanian di Indonesia agar dapat diterima oleh pasar internasional.

Bentuk pengawalan karantina pada eksportir yakni berupa pendampingan fasilitas produksi yang ditetapkan melalui Instalasi Karantina Tumbuhan (IKT) dan pendampingan terhadap proses registrasi fasilitas produksi kepada General Administration of Customs of the People's Republic of China (GACC) khususnya untuk pengiriman ekspor ke China.

Baca juga: Kejar Ekonomi Hijau, BI dan Pemerintah Godok Kalkulator Karbon untuk Industri

Karantina Pertanian Pangkalpinang juga melakukan kolaborasi dengan pemerintah daerah, dalam hal ini Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Kepulauan Babel serta Balai Standardisasi Instrumen Pertanian (BSIP) Bangka Belitung.

Kolaborasi yang dilakukan meliputi kontrol pada kualitas, kuantitas dan kontinuitas bahan baku. Aspek penting lainnya yakni aspek hilirisasi distribusi yang menyangkut transportasi dan alat angkut.

Hal ini diperlukan adanya kolaborasi antar instansi kepabeanan dan wilayah pelabuhan untuk mendukung kegiatan ekspor.

Adanya sistem terintegrasi melalui National Logistics Ecosystem (NLE), diharapkan proses ekspor saat ini jauh lebih mudah, karena proses administrasi dalam kegiatan ekspor dapat dilakukan melalui satu pintu yaitu Indonesia National Single Window (INSW).

Menurut Herwintarti, perubahan iklim ekstrem seperti El Nino memberikan dampak yang cukup signifikan pada produktivitas petani dalam mengembangkan produksinya.

Berbagai upaya telah dilakukan melalui kolaborasi bersama seluruh stakeholder pertanian, mulai dari hulu hingga ke hilir.

Terutama pada proses hilirisasi pertanian sehingga dapat meningkatkan kualitas produksi, pengembangan lahan dan meningkatkan mutu serta nilai tambah pada produk pertanian sehingga berstandar tinggi dan layak ekspor.

Dominasi Lada Biji

Geliat ekspor di Provinsi Kepulauan Babel terpantau fluktuatif dan dinamis di beberapa jenis komoditas pertanian.

Terdapat penurunan namun masih dapat dikembangkan dikarenakan adanya potensi ekspor pada komoditas lainnya seperti Porang dan Sagu yang dapat mendongkrak nilai ekspor di Bumi Serumpun Sebalai.

Baca juga: ICX dan Dynamik Technologies Brunei Jalin Kerja Sama Ekonomi Hijau

Menurut data IQFAST milik Badan Karantina Pertanian capaian ekspor komoditas pertanian Provinsi Kepulauan Babel pada September 2023 mencapai 478 ton volume dengan nilai ekonomi sebesar Rp 15,4 miliar.

Capaian tersebut jika di jumlahkan pada periode Januari-Agustus 2023 berjumlah 38.824 Ton volume dengan total jumlah capaian nilai ekspor hingga Rp 314,9 miliar.

Dari jumlah tersebut, komoditas pertanian yang masih mendominasi yakni pada komoditas seperti Lada Biji, Karet Lembaran, Palm Kernel Expeller, RBD Palm Stearin, RBD Palm Olein dan Cengkeh.

Muncul pula potensi pada komoditas baru seperti Daun Ketapang, Buah Cemara Laut hingga Porang.

Ekspor komoditas Chips Porang perdana ini merupakan capaian prestasi seluruh stakeholder terkait dalam percepatan ekspor produk pertanian di Provinsi Kepulauan Babel.

Dengan demikian momentum pelepasan ekspor ini menjadi langkah nyata dalam mendukung produk unggulan ekspor Bangka Belitung untuk dapat eksis di pasar internasional.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com