Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Prabowo Serahkan HTI untuk Konservasi Gajah, Ahli Jelaskan Cara Membuatnya Efektif

Kompas.com, 25 Juli 2025, 17:02 WIB
Eriana Widya Astuti,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Sebanyak 90.000 hektare lahan milik Presiden Prabowo Subianto di Takengon, Aceh, diserahkan untuk konservasi gajah.

Namun, wilayah tersebut sebelumnya merupakan Hutan Tanaman Industri (HTI), yang membuat efektivitasnya sebagai habitat gajah masih perlu diuji.

Menurut Direktur Hutan dan Satwaliar WWF-Indonesia, M. Ali Imron, kawasan ini terbagi ke dalam empat blok dan seluruhnya masih berstatus HTI.

Untuk menilai apakah bekas HTI tersebut layak menjadi habitat gajah, WWF-Indonesia telah melakukan penilaian ekologis pada salah satu blok.

“Hasil penilaian di Blok II menyimpulkan lokasi tersebut memang menjadi wilayah jelajah gajah, sehingga sangat layak dibina untuk menjadi habitat inti gajah. Walaupun sudah ada perubahan-perubahan,” ujar Imron kepada Kompas.com, Kamis (24/7/2025). Blok lainnya, kata dia, akan dinilai secara bertahap.

Baca juga: Gajah Dianggap Teman oleh Mamalia Hutan, Kepunahannya Picu Kerusakan

Namun menjadikan bekas HTI sebagai habitat liar bukan perkara sederhana. Tantangan utamanya adalah mengubah karakter lanskap yang semula monokultur menjadi habitat yang mampu mendukung kehidupan Gajah Sumatra, serta memastikan masyarakat sekitar tidak dirugikan.

Upaya ini, kata Imron, mencakup pembinaan habitat di dalam konsesi agar menjadi preferensi gajah liar, memperkuat peran masyarakat, serta mentransformasi tata kelola HTI menjadi Multi Usaha Kehutanan yang berfokus pada jasa ekosistem dan keberlanjutan.

Sebagai langkah konkret, WWF-Indonesia bersama PT Tusam Hutani Lestari (THL) sedang menyusun grand desain konservasi gajah di bentang alam Peusangan.

Salah satu upayanya adalah mengembalikan fungsi ekologis lahan dengan menanam tanaman pakan gajah, membangun area salt lick (area pengasinan untuk mendapatkan mineral), dan membuat kubangan-kubangan air.

“Pada bulan Oktober tahun ini akan mulai dibangun demplot-demplot pembinaan habitat tersebut,” ujar Imron.

Meski upaya restorasi telah dimulai, Imron menekankan bahwa pembinaan habitat bukan pekerjaan sekali jadi. Prosesnya harus terukur, berbasis sains, dan dievaluasi secara berkala.

“Indikator utamanya adalah semakin tinggi intensitas kehadiran gajah di lokasi, dan menurunnya intensitas pergerakan gajah ke area masyarakat, seperti kebun dan pemukiman,” jelasnya.

Baca juga: Gajah Bisa Jadi Kunci Selamatkan Planet dari Dampak Perubahan Iklim

Tujuan akhirnya adalah menciptakan ruang berbagi antara manusia dan gajah, tanpa mengorbankan keberlangsungan keduanya.

Saat ini, tim sedang memvalidasi zonasi konservasi gajah melalui survei lapangan intensif. Hasil validasi ini akan menentukan batas-batas habitat inti yang dinilai paling strategis untuk konservasi.

Menurut Imron, proyek ini berada di bawah supervisi Direktorat Jenderal KSDAE-Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Lestarikan Lagi Tenunan Berpewarna Alami, BCA Libatkan 32 Penenun Songket Melayu
Lestarikan Lagi Tenunan Berpewarna Alami, BCA Libatkan 32 Penenun Songket Melayu
Swasta
COP 30: Dagang Karbon Kuno dan Terbukti Gagal, Indonesia Perlu Strategi Baru
COP 30: Dagang Karbon Kuno dan Terbukti Gagal, Indonesia Perlu Strategi Baru
LSM/Figur
Pemerintah Dinilai Punya Skema Pendanaan untuk Pensiunkan PLTU
Pemerintah Dinilai Punya Skema Pendanaan untuk Pensiunkan PLTU
LSM/Figur
Atasi Batu Sandungan Emisi Sektor Energi, Pensiunkan PLTU Jadi Solusi
Atasi Batu Sandungan Emisi Sektor Energi, Pensiunkan PLTU Jadi Solusi
LSM/Figur
Kemenhut: Perambahan Ilegal Habitat Gajah di TN Kerinci Seblat Capai 4 Ha
Kemenhut: Perambahan Ilegal Habitat Gajah di TN Kerinci Seblat Capai 4 Ha
Pemerintah
Menyelamatkan Burung Laut, Menyelamatkan Lautan
Menyelamatkan Burung Laut, Menyelamatkan Lautan
LSM/Figur
Kota Global Butuh 105 Miliar Dollar AS untuk Pendanaan Proyek Iklim
Kota Global Butuh 105 Miliar Dollar AS untuk Pendanaan Proyek Iklim
Pemerintah
Target Berbasis Sains Tingkatkan Hubungan Korporasi dengan Investor Secara Signifikan
Target Berbasis Sains Tingkatkan Hubungan Korporasi dengan Investor Secara Signifikan
Pemerintah
Trend Asia: Indonesia Bermuka Dua soal Iklim, Janji Manis ke Dunia, Ingkari Warganya
Trend Asia: Indonesia Bermuka Dua soal Iklim, Janji Manis ke Dunia, Ingkari Warganya
LSM/Figur
Lembaga Ini Sebut Pengoperasian 20 PLTU di Indonesia Sebabkan 156.000 Kematian Dini
Lembaga Ini Sebut Pengoperasian 20 PLTU di Indonesia Sebabkan 156.000 Kematian Dini
LSM/Figur
Kapasitas Listrik dari Pembangkit Tenaga Angin Lepas Pantai Naik 3 Kali Lipat pada 2030
Kapasitas Listrik dari Pembangkit Tenaga Angin Lepas Pantai Naik 3 Kali Lipat pada 2030
LSM/Figur
Algoritma Medsos Semakin Tentukan Isu Publik yang Dianggap Penting
Algoritma Medsos Semakin Tentukan Isu Publik yang Dianggap Penting
LSM/Figur
Bersihkan Kawasan Mandalika, ITDC Tangani 7,2 Ton Sampah Kiriman di Pantai Tanjung Aan
Bersihkan Kawasan Mandalika, ITDC Tangani 7,2 Ton Sampah Kiriman di Pantai Tanjung Aan
BUMN
Polusi Udara dari Bahan Bakar Fosil Sebabkan 2,52 Juta Kematian
Polusi Udara dari Bahan Bakar Fosil Sebabkan 2,52 Juta Kematian
LSM/Figur
Ini Hitungan Kerugian Ekonomi yang Terjadi di Indonesia akibat Krisis Iklim
Ini Hitungan Kerugian Ekonomi yang Terjadi di Indonesia akibat Krisis Iklim
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau