JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah menargetkan pembangunan 80 fasilitas pengelolaan sampah, 12.000 irigasi, hingga 700 proyek air bersih pada 2026 mendatang. Menteri Pekerjaan Umum (PU), Dody Hanggodo, mengungkapkan pembangunan infrastruktur akan diprioritaskan guna mendukung swasembada pangan, air, dan energi.
"Kami mengedepankan kemitraan publik-swasta untuk mencapai hasil hijau, hasil nyata, dan hasil bersama demi ekonomi berkelanjutan. Kami percaya bahwa pembiayaan publik saja tidak cukup untuk menanggung beban pembangunan," kata Dody dalam Indonesia International Sustainability Forum di Jakarta Pusat, Jumat (10/10/2025).
Melalui skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU), berbagai proyek seperti bendungan, jalan tol, dan fasilitas pengelolaan sampah percontohan di Lampung, Jawa Barat, dan Balikpapan rampung dibangun.
Baca juga: Retno Marsudi Ungkap Tantangan Air Bersih, dari Infrastruktur hingga Investasi
Dody menilai, pembangunan infrastruktur bukan sekadar proyek ekonomi melainkan bagian dari tanggung jawab menjaga keseimbangan iklim maupun ekosistem.
"Untuk pembangunan berkelanjutan dan memperkuat kerja sama, kita harus memastikan bahwa tidak ada pemerintah yang bisa berdiri sendiri, tidak ada bisnis yang bisa tumbuh sendiri, dan tidak ada komunitas yang bisa bertahan sendiri," imbuh dia.
Ia menyampaikan, kota-kota di Indonesia saat ini menyumbang sekitar 45,5 persen produk domestik bruto (PDB) nasional. Namun pertumbuhan yang cepat memicu berbagai tekanan mencakup meningkatnya risiko kawasan pesisir, kepadatan permukiman, dan melambatnya mobilitas.
"Krisis iklim bukanlah hal abstrak, dampaknya sudah nyata di Indonesia saat ini. Sebagai contoh, Semarang menghadapi kenaikan permukaan laut, Nusa Tenggara Timur dilanda kekeringan, dan Bali menghadapi banjir," ucap dia.
Karena itu, pihaknya menekankan pembangunan tidak hanya berorientasi pada fisik semata, tetapi juga masa depan yang berkeadilan dan berkelanjutan. Dalam kesempatan tersebut, ia membeberkan Kementerian PUPR telah membangun dan memperbarui 3.000 sekolah, 100 madrasah, dan ratusan universitas.
Kini, pemerintah tengah mengembangkan laboratorium untuk ketangguhan pangan, energi, dan air di Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, serta Papua Selatan.
Baca juga: Air Melimpah, Hidup Susah: Cerita Sadiah Mentas dari Ironi Krisis Air di Tepian Kapuas
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya