Cegah Stunting, Orangtua Perlu Rutin Timbang Berat Badan Anak

Kompas.com - 24 Mei 2021, 14:39 WIB
Yakob Arfin Tyas Sasongko,
Sri Noviyanti

Tim Redaksi

Meski begitu, dalam dua minggu, sebagian besar bayi akan kembali ke berat lahir mereka. Penurunan berat badan ini terjadi karena bayi terlahir dengan cairan ekstra. Oleh karena itu, merupakan hal yang wajar jika beratnya turun beberapa ons saat kehilangan cairan tersebut setelah dilahirkan.

Baca juga: Berat Badan Ank Susah Naik, Benarkah Gagal Tumbuh

Ketika bayi menginjak usia satu bulan, kenaikan berat badan bayi akan mencapai 800 gram dari saat kelahirannya. Saat usia dua bulan, pertambahan berat badan minimal, yaitu 900 gram dari berat badan sebelumnya. Sementara, pada usia 3 bulan, berat badan si kecil harus bertambah minimal 800 gram

Pada rentang usia 4 sampai 6 bulan, kenaikan berat badan bayi minimal 500 gram setiap bulan.

Sementara itu, pada usia 7 sampai 12 bulan, pertumbuhan berat badan bayi mulai melambat, yakni sekitar 300 gram dalam sebulan. Pada umumnya, ketika bayi menginjak usia 12 bulan, berat badannya minimal mencapai tiga kali lipat dibandingkan beratnya saat lahir.

Pada usia 13 sampai 17 bulan, anak sudah melewati tahun pertamanya. Karena itu, di periode usia tersebut, penambahan berat badan bayi masih sama dengan usia sebelumnya, yakni 200 gram setiap bulan.

Adapun pada usia 18 sampai 24 bulan, si kecil hanya akan mengalami pertambahan berat badan minimal 200 gram tiap bulannya.

Jaga berat badan bayi tetap ideal

Selain mengontrol berat badan anak, orangtua juga perlu perlu melakukan beberapa cara agar berat badan bayi tetap ideal.

Pertama, berikan air susu ibu (ASI). Pasalnya, ASI dirancang sempurna untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bayi yang bisa diberikan kapan pun sesuai permintaan bayi tanpa perlu takut si kecil kelebihan berat badan.

Kedua, berikan makanan pendamping ASI (MPASI) yang bergizi. Setelah bayi siap mendapat MPASI, berikan buah, sayuran, biji-bijian, kacang-kacangan, ikan, dan daging.

Selain itu, berikan MPASI yang bervariasi dan mengandung karbohidrat, protein, lemak, serta vitamin dan mineral.

Ketiga, ajak anak tetap aktif. Kebiasaan ini harus dimulai sejak dini. Ciptakan tempat yang aman di rumah sehingga si kecil bisa merangkak, berjalan, dan berlari dengan leluasa. Bergerak secata aktif akan membantu si kecil mencapai dan mempertahankan berat badan ideal.

Keempat, jaga porsi makan. Saat bayi menujukkan tanda-tanda kenyang, sebaiknya selesaikan acara makannya saat itu.

Terakhir, ajak anak makan di meja makan. Ketika memasuki usia 8 samapi 10 bulan atau sudah bisa duduk di kursi makan, ajak anak makan bersama di meja makan.

Selain itu, jadilah panutan untuk selalu makan makanan yang sehat sehingga anak pun memiliki pola makan yang baik saat ia dewasa nanti.

Sobat Generasi Bersih dan Sehat (Genbest), itulah informasi seputar pertambahan maupun pengurangan berat badan pada bayi.

Dengan mengetahui informasi tersebut, sobat Genbest dapat mengontrol berat badan anak dengan mudah agar perkembangan si kecil tetap optimal dan terhindar dari risiko gagal tumbuh yang mengakibatkan stunting.

Untuk mendapatkan informasi seputar kesehatan bayi, remaja putri, ibu hamil, dan hal-hal yang berkaitan dengan pencegahan stunting, sobat Genbest dapat mengaksesnya lewat laman https://genbest.id/.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Baca tentang
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau