5 Asupan Gizi yang Sehatkan Pencernaan dan Dapat Mendukung Perkembangan Otak Anak

Kompas.com - 25 Juni 2021, 16:15 WIB
Yogarta Awawa Prabaning Arka,
Sri Noviyanti

Tim Redaksi


KOMPAS.com - Setiap orangtua ingin anaknya tumbuh secara sehat. Terlebih, bila kondisi anak ditunjang dengan kepintaran dan kematangan kognisi sejak dini.

Dengan pemberian asupan makanan bernutrisi, saluran pencernaan anak akan sehat. Selanjutnya, kondisi saluran pencernaan yang sehat dapat mengoptimalkan perkembangan otak anak.

Pasalnya, terdapat korelasi antara saluran pencernaan yang sehat dengan perkembangan otak anak. Hubungan tersebut disebut sebagai Gut Brain Axis atau poros usus otak. Poros ini merupakan konsep yang menghubungkan antara pengaruh mikrobiota saluran cerna dengan proses perkembangan dan fungsi otak.

Dari penjelasan tersebut, menurut konsep Gut Brain Axis, hubungan saluran cerna dan otak berlaku dua arah. Artinya, kondisi saluran cerna akan memengaruhi otak, begitu juga sebaliknya.

Baca juga: Berbagai Gangguan Pencernaan Ini Sering Dialami Bayi dan Balita

Misalnya, sobat Generasi Bersih dan Sehat (Genbest) mengalami situasi yang membuat pikiran cemas, lalu perut merasa mulas. Situasi tersebut merupakan contoh bagaimana otak dapat memengaruhi saluran cerna.

Sebaliknya, bagaimana cara saluran cerna bisa memengaruhi otak? Terdapat berbagai penelitian yang membuktikan bahwa mikrobiota di saluran cerna memiliki peran dalam memengaruhi otak untuk memproduksi hormon serotonin. Hormon tersebut mampu menghasilkan perasaan senang dan nyaman.

Menjaga kesehatan saluran pencernaan anak

Selain bermanfaat terhadap kesehatan saluran cerna itu sendiri, menjaga kesehatan saluran cerna juga bermanfaat untuk kesehatan otak dan sistem kognitifnya.

Caranya, dengan mengubah jenis bakteri di usus melalui makanan. Laman Healthline menyebut beberapa contoh makanan yang bermanfaat dalam mendukung kesehatan saluran cerna sekaligus otak ini.

Baca juga: 7 Makanan Penambah Berat Badan Anak dan Memacu Pertumbuhan

1. Lemak omega 3

Omega 3 bisa ditemukan pada ikan-ikan berlemak. Studi pada manusia dan hewan menunjukkan, omega-3 mampu meningkatkan bakteri baik di usus dan mengurangi risiko gangguan otak.

Berbagai makanan yang menjadi sumber omega-3 di antaranya ikan kembung, ikan salmon, ikan tuna, ikan teri, ikan sarden, tiram, kacang kenari, dan kacang kedelai.

2. Makanan fermentasi

Terdapat berbagai makanan fermentasi, seperti asinan kubis, yogurt, kefir, dan keju. Jenis makanan ini mengandung mikroba sehat, seperti bakteri asam laktat.

Baca juga: Jangan Terlewatkan, Ini Nutrisi Penting di 2 Tahun Pertama Anak

Bakteri tersebut mampu mengubah aktivitas otak, yakni meningkatkan mood.

3. Makanan kaya serat

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Baca tentang
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau