Mau Anak Punya Daya Saing dan Kompetensi Tinggi di Masa Depan? Didik dengan Metode STEAM

Kompas.com - 1 September 2022, 15:25 WIB
Erlangga Satya Darmawan,
ADW

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Saat ini, terdapat banyak metode pembelajaran yang diaplikasikan pada sistem pendidikan, termasuk di Indonesia.

Namun, banyaknya metode yang ada sering kali malah menimbulkan dilema tersendiri, khususnya bagi para orangtua yang menginginkan pendidikan berkualitas untuk anaknya.

Sebagai orangtua, hal tersebut memang terdengar wajar. Apalagi, mereka punya tanggung jawab besar untuk memastikan anak untuk selalu mendapatkan yang terbaik. Utamanya, dalam hal pendidikan.

Untuk membantu mengatasi kebingungan tersebut, para orangtua bisa memulainya dengan mempelajari salah satu metode pembelajaran yang tengah populer saat ini, yakni metode science, technology, engineering, art, dan mathematic atau disebut dengan STEAM.

Sebagai informasi, STEAM adalah sebuah pendekatan pembelajaran terpadu yang mendorong siswa untuk berpikir lebih luas tentang masalah di dunia nyata.

Melalui semua komponen dan disiplin ilmu yang dipadukan pada metode tersebut, peserta didik diharapkan dapat beradaptasi dengan perkembangan zaman serta memecahkan segala masalah secara obyektif dan efektif.

Seperti diketahui, kencangnya arus digitalisasi dan penggunaan teknologi secara tak langsung menuntut setiap individu untuk bisa terus beradaptasi.

Dilansir dari laman steamtruck.org, Senin (3/8/2020), untuk dapat mengikuti arus perkembangan tersebut, penerapan metode belajar yang sesuai dengan arus digitalisasi pada anak jadi hal penting. Tujuannya, agar mereka bisa menjadi individu yang dapat bersaing dalam dunia industri di abad ke-21.

Maka dari itu, penggunaan metode pembelajaran STEAM dinilai cocok diaplikasikan pada sistem pendidikan modern. Utamanya, untuk generasi alfa yang lahir setelah era 2010-an dan akan menjadi ujung tombak bagi kemajuan lingkungan serta negara di masa depan.

Sebab, pendidikan yang berfokus pada metode STEAM akan menerapkan serta mengintegrasikan berbagai disiplin ilmu dengan pembelajaran secara langsung sehingga siswa bisa berpikir dan melihat suatu masalah secara holistis.

Metode tersebut juga mengarahkan anak untuk berfokus pada pemecahan masalah melalui inovasi, penerapan critical thinking, penanaman komunikasi, dan kolaborasi.

Poin-poin itulah yang kemudian menumbuhkan kemampuan anak untuk beradaptasi sesuai perkembangan zaman.

Oleh karena itu, orangtua di era modern bisa mempertimbangkan memilih lembaga pendidikan bagi anak yang dapat mengakomodasi hal-hal tersebut.

Metode STEAM di Sampoerna Academy

Di Indonesia sendiri, metode STEAM sudah diaplikasikan oleh beberapa lembaga pendidikan, salah satunya oleh Sampoerna Academy.

Perlu diketahui, sekolah bertaraf internasional tersebut merupakan salah satu sekolah pionir di Indonesia yang mengusung metode STEAM pada sistem pembelajarannya.

metode STEAM di Sampoerna Academy berfokus pada pengembangan kompetensi berpikir kritis, komunikasi, kolaborasi, kreativitas, dan riset (5C) yang dibutuhkan anak.Dok. Sampoerna metode STEAM di Sampoerna Academy berfokus pada pengembangan kompetensi berpikir kritis, komunikasi, kolaborasi, kreativitas, dan riset (5C) yang dibutuhkan anak.

Di Sampoerna Academy, metode STEAM yang digunakan berfokus pada pengembangan kompetensi berpikir kritis, komunikasi, kolaborasi, kreativitas, dan riset (5C) yang dibutuhkan anak. Utamanya, untuk generasi alfa. Lewat metode tersebut, para siswa juga dibekali landasan global dan kualifikasi akademik yang diakui secara internasional.

Penerapan STEAM di sekolah itu dilengkapi dengan materi pembelajaran yang disebut sebagai Project Based Learning (PBL).

PBL merupakan sebuah pendekatan instruksional konstruktivis yang memberikan siswa kesempatan untuk terlibat dalam penyelesaian masalah yang sesuai dengan minat pribadinya.

Untuk diketahui, metode STEAM telah diterapkan di semua jenjang sekolah yang ada di Sampoerna Academy, yakni mulai dari pra-sekolah hingga sekolah menengah atas (SMA).

Adapun untuk mendorong potensi para siswa, Sampoerna Academy membangun lingkungan belajar yang mengedepankan inovasi dan kolaborasi.

Selain itu, lingkungan belajar di sekolah tersebut juga didukung dengan sistem integrasi komunikasi yang baik dan kecakapan berbagai macam bahasa sehingga membuat Sampoerna Academy berbeda dari kebanyakan sekolah lain di Asia Tenggara.

Dengan seluruh keunggulan itu, Sampoerna Academy dapat menjadi salah satu pilihan lembaga pendidikan yang tepat, terutama bagi orangtua yang ingin memberikan pendidikan terbaik pada anak agar mereka mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman dan memiliki daya saing tinggi.

Bagi orangtua yang ingin menerapkan metode pembelajaran STEAM untuk anaknya di Sampoerna Academy, saat ini sekolah tersebut telah hadir di lima wilayah di Indonesia, yakni di Jakarta, Sentul, Bumi Serpong Damai (BSD), Medan, dan Surabaya.

Untuk informasi lebih lanjut terkait Sampoerna Academy, silakan kunjungi tautan berikut.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau