Catat! Ini 5 Kelebihan yang Didapat Anak jika Belajar Lebih dari Satu Bahasa di Sekolah

Kompas.com - 7 Oktober 2022, 19:09 WIB
Rindu Pradipta Hestya,
ADW

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Di tengah perkembangan teknologi yang masif dan globalisasi saat ini, kemampuan bilingual atau penguasaan dua bahasa semakin dibutuhkan. Kondisi tersebut pun mendorong orangtua untuk membekali anak dengan penguasaan dua bahasa sejak dini.

Selain memudahkan anak dalam mendapatkan pekerjaan di masa depan, mengajarkan anak kemampuan bilingual sejak dini ternyata punya dampak positif dalam jangka panjang. Hal ini terungkap dalam penelitian yang dilakukan oleh Dosen Senior Psikologi di Anglia Ruskin University, Cambridge, Inggris, Dr Dean D'Souza.

Studi berjudul "Growing up in a Bilingual Home has Lasting Benefits" yang dimuat dalam jurnal Scientific Reports pada 2021 menjelaskan bahwa orang dewasa yang memiliki kemampuan bilingual sejak dini lebih cepat dalam mengalihkan perhatian dan mendeteksi perubahan visual ketimbang orang dewasa yang baru menguasai dua bahasa.

Baca juga: Rupanya, Ini Manfaat Menjadi Bilingual sejak Dini

Dr D’Souza juga menemukan bahwa anak bilingual punya kemampuan lebih baik dalam mengendalikan perhatian. Secara khusus, mereka lebih cepat melepaskan perhatian dari satu gambar dan beralih fokus ke hal lain. Kemampuan tersebut bisa berlanjut hingga dewasa.

Manfaat positif mempelajari dua bahasa sejak dini tidak hanya itu. Kompas.com telah merangkumkan lima manfaat lain mempelajari lebih dari satu bahasa bagi anak dari berbagai penelitian. Simak ulasan berikut.

1. Perkembangan otak lebih optimal

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Dr Christos Pliatsikas dari Georgetown University, Washington DC, Amerika Serikat (AS), pada Rabu (2/9/2020), menemukan bahwa anak-anak yang mempelajari dua bahasa memberikan efek positif pada materi abu-abu dan putih pada otaknya.

Sebagai informasi, materi abu-abu mengacu pada bagian otak yang memproses dan menyampaikan informasi. Sementara, materi putih otak memungkinkan bagian otak lain untuk berkomunikasi.

Baca juga: Tingkatkan Perkembangan Otak, Ini Manfaat Mendongeng bagi Anak

Berdasarkan materi abu-abu dan putih pada otak, Dr Pliatsikas menyimpulkan bahwa anak bilingual cenderung lebih pintar, memiliki daya ingat yang baik, dan menua lebih baik daripada anak yang hanya mempelajari satu bahasa.

2. Memiliki fleksibilitas kognitif

Dikutip dari artikel tamiu.edu, Senin (9/8/2021), anak yang mempelajari bahasa kedua mampu menyelesaikan tugas dengan baik, berpikir lebih kreatif, mengenal pola, serta mampu memecahkan masalah.

Selain itu, anak bilingual juga memiliki kemampuan dalam menerapkan konsep pada situasi baru, peningkatan kemampuan fokus, dan memiliki kemampuan mengingat yang lebih baik.

Anak yang bilingual lebih mudah menerapkan prinsip toleransi. (Dok. Freepik)Freepik Anak yang bilingual lebih mudah menerapkan prinsip toleransi. (Dok. Freepik)

3. Memiliki empati dan toleransi terhadap lingkungan sekitar

Masih dikutip dari artikel yang sama di tamiu.edu, dengan mempelajari dua bahasa, anak akan berusaha mengenal lebih lanjut tentang asal bahasa yang dipelajari. Oleh sebab itu, pembelajaran bilingual merupakan pendekatan multikultural yang baik untuk meningkatkan keterampilan sosial anak.

Metode ajar bilingual mengajak anak terhubung dengan orang-orang dari latar belakang budaya yang berbeda-beda. Hal ini dapat menumbuhkan rasa empati dan meningkatkan kecerdasan emosional.

Baca juga: 4 Cara Ajarkan Anak Toleransi Sejak Dini

Dengan mempelajari dua bahasa, anak dapat berinteraksi dan berkomunikasi secara efektif dengan orang lain dari berbagai level.

4. Memiliki nilai akademik lebih baik

Penelitian MARS Institute for Brain, Behaviour, and Development, Sydney, Australia, yang dimuat dalam jurnal Annual Review of Linguistic pada 2019 menemukan bahwa anak bilingual lebih berpotensi memiliki nilai akademik yang bagus di sekolah.

Kesimpulan tersebut didapat setelah beberapa eksperimen dilakukan. Sebagai contoh, pada eksperimen menekan tombol yang benar sesuai arahan pada layar, anak bilingual dapat melakukannya lebih cepat.

Anak bilingual juga lebih cepat menyelesaikan tugas pada eksperimen menjawab soal-soal yang diberikan peneliti.

5. Lebih siap menghadapi perubahan global

Di masa mendatang, anak dengan dua bahasa juga diprediksi akan mampu menghadapi masalah, baik pribadi maupun umum, di tengah masyarakat. Selain itu, mereka juga akan lebih siap dalam menyesuaikan diri di tengah perubahan global.

Dikutip dari nordangliaeducation.com, Senin (16/3/2020), seseorang yang memiliki kemampuan bilingual lebih diminati dalam dunia kerja, khususnya global marketing. Hal ini disebabkan adanya perubahan dan peningkatan kebutuhan tenaga kerja multibahasa yang semakin menjadi prioritas.

Anak dengan dua bahasa juga diprediksi akan mampu menghadapi masalah, baik pribadi maupun umum, di tengah masyarakat. (Dok. Freepik)Freepik Anak dengan dua bahasa juga diprediksi akan mampu menghadapi masalah, baik pribadi maupun umum, di tengah masyarakat. (Dok. Freepik)

Itulah lima manfaat mempelajari lebih dari satu bahasa bagi anak sejak dini. Selain diajarkan di rumah, belajar dua bahasa akan lebih maksimal jika anak juga mendapatkannya melalui pendidikan formal, seperti di sekolah.

Saat ini, sudah banyak sekolah menggunakan metode ajar lebih dari satu bahasa, salah satunya Sampoerna Academy. Tak hanya dua bahasa, sekolah internasional ini bahkan menggunakan tiga bahasa (trilingual) sebagai bahasa pengantar belajar sehari-hari.

Dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Jumat (30/9/2022), Sampoerna Academy meyakini bahwa kemampuan berkomunikasi dalam bahasa yang berbeda dengan bahasa ibu juga diperlukan oleh anak.

Baca juga: Unggulkan Pendidikan Bertaraf Internasional, Sampoerna Academy BSD Terapkan Kurikulum Berbasis STEAM

Oleh karena itu, Sampoerna Academy menyediakan program trilingual bagi siswanya, yaitu pembelajaran dengan bahasa Indonesia, Inggris, dan Mandarin.

Untuk memaksimalkan metode ajar trilingual, Sampoerna Academy memadupadankan dua kurikulum. Pertama, kurikulum Cambridge International yang diterapkan untuk mendorong siswa fasih berbahasa Inggris dan Indonesia.

Kedua, kurikulum pembelajaran Bahasa Mandarin yang dikembangkan bersama dengan Beijing Language and Culture University (BLCU).

Baca juga: Babak Baru Kurikulum Cambridge International di Indonesia

Adapun rangkaian tailored-curriculum terakreditasi lain yang juga diterapkan adalah International Early Years Curriculum (IEYC) yang diimplementasikan untuk anak usia dini hingga Taman Kanak-Kanak (TK), International Baccalaureate (IB) untuk siswa tingkat menengah, serta kurikulum Matematika Singapura.

Sampoerna Academy juga mendorong siswanya untuk meningkatkan kemampuan bahasa dengan mengikuti berbagai kompetisi. Pasalnya, keterlibatan siswa dalam kompetisi dapat mendukung kemampuan berbahasa dan berpikir kritis.

Baca juga: Viral di Media Sosial, Benarkah Bilingual Tanda Anak Genius?

Pada 2021, Sampoerna Academy mengirimkan perwakilan siswa untuk mengikuti National School Debating Championship (NSDC) yang diadakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) Republik Indonesia.

Selain itu, siswa Sampoerna Academy juga mengikuti Global Chinese Writing Competition Awards 2022 yang bertujuan untuk merayakan bakat menulis bahasa Mandarin siswa.

Pada Jumat (16/9/2022), Sampoerna Academy juga merilis buku berjudul Eldi and The Ancestor’s Garden yang merupakan hasil karya siswa yang ditulis dalam tiga bahasa. Buku ini merupakan output dari program trilingual yang dijalankan Sampoerna Academy.

Baca juga: Bantu Guru Temukan Ide Kreatif PJJ, Sampoerna Academy Gelar DisruptED

Selain program trilingual, Sampoerna Academy juga membekali siswanya dengan metode pembelajaran STEAM atau science, technology, engineering, arts, and mathematics. Metode ini merupakan pendekatan pembelajaran terpadu yang mendorong anak untuk berpikir lebih luas tentang masalah di dunia nyata.

Untuk diketahui, metode STEAM yang digunakan Sampoerna Academy berfokus pada pengembangan berbagai soft skills, yakni critical thinking, communication, collaboration, creativity, and character atau dikenal dengan 5C.

Sistem pendidikan tersebut mengintegrasikan komunikasi dan kolaborasi dalam kerja tim serta kecakapan dari berbagai macam bahasa untuk menciptakan lingkungan belajar yang inovatif dan kolaboratif.

Untuk informasi lebih lengkap seputar Sampoerna Academy, silakan kunjungi website Sampoerna Academy pada tautan ini

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau