Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Agar Tak Lemas Belajar Selama Berpuasa, 3 Tips Ini Bisa Diterapkan Mahasiswa

Kompas.com - 03/04/2023, 19:00 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ramadan mewajibkan umat muslim untuk berpuasa mulai dari adzan subuh pada dini hari, hingga adzan maghrib pada malam hari.

Kewajiban puasa ini tak jarang dianggap dapat menurunkan stamina seseorang. Tak terkecuali bagi sebagian mahasiswa dan pelajar yang merasa lelah karena tetap harus berkuliah dan bersekolah selama bulan puasa.

Bagaimana cara menyiasatinya?

Ketua Majelis Pendidikan Tinggi (Diktilitbang) Pengurus Pusat Muhammadiyah Prof. Dr. Bambang Setiaji mengajak mahasiswa untuk membuang jauh-jauh pemikiran tersebut.

Ramadan sebagai bulan yang penuh ampunan dan berkah, justru seharusnya dijadikan waktu untuk berlomba-lomba mencari kebaikan dan hal positif. Termasuk menambah semangat untuk belajar.

"Istilahnya bulan puasa adalah bulan belajar, justru harus meningkatkan semangat, baik ilmu agama maupun ilmu bermanfaat," kata Bambang.

Baca juga: Tim Magsite dari Universitas Diponegoro Juara I OlympiAR 2022

Bambang yang kini memimpin kampus Muhammadiyah di ibu kota baru, yaitu Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur, juga mengingatkan puasa jangan menjadi alasan bagi mahasiswa untuk bermalas-malasan.

Sebaliknya, mahasiswa justru harus lebih bersemangat untuk mencari ilmu agar mendapatkan berkah yang berlipat ganda.

"Melakukan aktivitas perkuliahan itu tidak boleh mengeluh karena bukan termasuk pekerjaan kasar dan berat. Jadi tetap semangat dan bahkan bulan puasa itu bulan untuk belajar," pesannya.

Lalu bagaimana mahasiswa bisa tetap semangat berkuliah sambil berpuasa? Berikut tips-nya:

1. Perbanyak belajar sembari menunggu berbuka puasa

Manfaatkan waktu-waktu luang seperti menjelang buka puasa, atau biasa disebut sebagai waktu ngabuburit, untuk belajar. Karena ilmu yang bermanfaat jika dipelajari bisa menjadi pahala bagi umat muslim.

Ketika otak digunakan untuk belajar, maka secara otomatis pelajar juga disibukkan dengan aktivitas positif sehingga dapat melupakan pikiran yang distraktif atau mengganggu.

Bahkan tak menutup kemungkinan pula, bisa melupakan lapar dan dahaga karena sibuk belajar. Hasilnya belajar tidak hanya meningkatkan pahala seseorang, tapi juga memperkuat kemampuan puasa dan iman.

"Kalau mahasiswa, belajar di tempat ber-AC, harus puasa, tetap semangat, dan bahkan jadikan bulan puasa itu sebagai bulan belajar. Sambil ngabuburit, baca-baca. Belajar bukan termasuk kerja kasar dan kerja berat, malah justru meringankan puasa," ucapnya.

2. Perbanyak baca Al-Qur'an dan ibadah

Jangan melewatkan waktu jika ada kesempatan untuk membaca Al-Qur'an , bahkan jumlahnya bisa ditingkatkan lagi. Membaca Al-Qur'an menurut Bambang dapat meningkatkan semangat dan rasa syukur seseorang.

"Kalau biasanya membaca Al-Qur'an 10 halaman, saat Ramadhan ditingkatkan jadi 20 halaman, sambil ngabuburit baca Alquran. Nantinya ketika baca Al-Qur'an saja berjalan dengan baik, belajar juga pasti berlangsung dengan baik," ujarnya.

3. Perbanyak sedekah dan perhalus budi pekerti

Bambang yang juga Guru Besar Program Studi Ekonomi Pembangunan ini mengingatkan mahasiswa agar lebih dermawan saat bulan Ramadan. Karena satu kebaikan yang dikerjakan akan mendapatkan pahala yang berlipat ganda.

Dengan banyak sedekah dan memaknai puasa, para pelajar bisa menjadi pribadi yang lebih baik. Sekaligus lebih banyak bersyukur, karena masih banyak anak muda di luar sana yang ingin belajar namun mungkin belum memperoleh kesempatan tersebut karena masalah biaya maupun lainnya.

Menyitir hadist yang diriwayatkan Ibnul Qayyim Rahimahullah dalam Zad al-Ma'ad, Nabi Muhammad SAW telah mencontohkan bagaimana Nabi lebih banyak lagi melakukan kebaikan pada Bulan Ramadan.

Nabi memperbanyak sedekah, berbuat baik, membaca Al Qur’an, shalat, dzikir dan i’tikaf. Mahasiswa perlu meneladani contoh Nabi Muhammad tersebut.

Karena itu, Bambang mengajak mahasiswa  menjadi dermawan. Kalau mahasiswa belum punya uang lebih, untuk menjadi dermawan, bisa diganti dengan membantu masyarakat, meringankan beban orang tua dan keluarga.

"Salah satunya dengan cara rajin belajar, itu bisa menjadi sedekahnya. Intinya berbuat baik dengan sesama, dengan demikian kita akan bisa memahami nikmatnya berkah belajar," pungkas Bambang.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau