KOMPAS.com - Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika Nezar Patria mengatakan, Indonesia memiliki target untuk bisa menciptakan sembilan juta talenta digital pada tahun 2030.
Hal ini menyusul kebutuhan talenta digital nasional yang makin meningkat seiring dengan dinamika perkembangan teknologi.
"Kebutuhan talenta digital Indonesia ke depan cukup tinggi. Di 2030 itu setidaknya kita (harus) bisa menyiapkan sekitar sembilan juta orang, karena kita tahu ekonomi digital terus bertumbuh," kata Nezar, dikutip dari Antara, Minggu (14/1/2024).
Ia tak menampik bahwa pemenuhan kebutuhan tersebut bukan pekerjaan mudah, melainkan butuh keseriusan semua pihak dalam bekerja keras untuk mewujudkannya.
Sebab, konsentrasi yang dibutuhkan berupa penguatan SDM dan perlu dilakukan secara berkesinambungan.
Baca juga:
Kominfo sendiri sudah menggelar sejumlah program, di antaranya digital talent scholarship yang tahun lalu mencetak 1.023 orang, dan juga menyasar leadership setingkat manajer.
"Diharapkan, langkah itu bisa menjadi dorongan bagi pimpinan di perusahaan melakukan digitalisasi di kantornya," imbuhnya.
Seiring dengan hal tersebut, kegiatan literasi digital yang melibatkan masyarakat juga terus digenjot yang diharapkan bisa membuka perspektif masyarakat terkait keterampilan digital.
"Kami sudah mengajarkan ke lebih dari dua juta orang," ujarnya.
Lebih dari itu, dia mengingatkan ada langkah lain yang perlu menjadi perhatian untuk bisa mendorong langkah pemerataan keterampilan digital, yakni ekosistem.
"Kita diharapkan bisa membangun satu ekosistem untuk memperkuat persoalan sumber daya manusianya," tutur Nezar.
Staf Ahli Menteri Kementerian Komunikasi dan Informatika (SAM Kominfo) Bidang Sosial, Ekonomi dan Budaya R. Wijaya Kusumawardhana menambahkan, generasi muda yang saat ini berumur 15 hingga 30 tahun akan menjadi tulang punggung Indonesia Emas 2045.
Oleh karena itu, Kementerian Kominfo siap memfasilitasi anak-anak muda untuk menjadi talenta digital masa depan.
Baca juga: Siap Jadi Talenta Digital, 231 Peserta Ikut BCA SYNRGY Academy Batch 6
“Saat ini mereka merupakan pengguna sosial media terbesar di Indonesia. Generasi muda juga menjadi penggerak potensi ekonomi digital nasional yang diproyeksikan mencapai berkontribusi sampai 20,7 persen dalam dari PDB Indonesia di Tahun 2045,” jelas Wijaya, dalam gelar wicara "Menuju Indonesia Emas 2045: Pentingnya Talenta Muda Dalam Transformasi Digital, Sosial dan Ekonomi” di Yogyakarta, Jumat (12/1/2024).
Pada tahun 2030, Indonesia diprediksi akan menikmati bonus demografi dengan 64 persen dari total penduduk Indonesia berada pada usia produktif.
“Selain terampil, juga harus produktif. Pasalnya, meskipun pengguna internet kita 78,19 persen dari total populasi atau 215,63 juta jiwa, penggunaan internet masyarakat kurang produktif,” ujarnya.
Apalagi, saat ini cukup banyak teknologi digital yang berkembang seperti keamanan siber, komputasi awan, Internet of Things (IoT), big data, dan artificial intelligence (AI).
“Untuk memenuhi kebutuhan ini, maka perlu dipetakan kondisi masyarakat terkait infrastruktur, keterampilan digital, dan pemberdayaan teknologi digital serta pemetaan pekerjaan di sektor digital,” tutur Wijaya.
Baca juga: Pelaku UMKM Perlu Didorong Rambah Platform Digital, Berbagai Manfaat Menanti
Lebih lanjut, SAM Wijaya Kusumawardhana menjelaskan pemanfaatan teknologi AI perlu optimalisasi agar bisa memudahkan kerja sehari-hari.
“Pemanfaatan AI tidak bisa dielakkan, infrastruktur digital memungkinkan pemanfaatan teknologi terbaru itu untuk beragam kebutuhan. Meski demikian, sebagai pengguna perlu memahami keterbatasan pemanfaatan AI,” tutur dia.
Selain itu, Kementerian Kominfo juga melakukan fasilitasi pelatihan pemanfaatan teknologi AI melalui Program Digital Talent Scholarship (DTS) dan Digital Leadership Academy (DLA) agar pemanfaatan AI bisa berlangsung optimal.
“Pelatihan di level intermediate digital skill Program DTS, telah melatih sebanyak 532.950 orang peserta dalam periode tahun 2019-2023. Sementara untuk advance digital skill lewat Program DLA, sudah melatih sebanyak 1.113 orang peserta dalam periode tahun 2019-2023," pungkasnya.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya