Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ecolab Perkenalkan Sistem Pendinginan Ramah Lingkungan untuk Pusat Data Masa Depan

Kompas.com, 15 Oktober 2025, 11:09 WIB
Yakob Arfin Tyas Sasongko,
Sri Noviyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com — Ecolab Inc. memperkenalkan teknologi pemantauan pendinginan direct-to-chip liquid cooling pertama di Asia Tenggara unruk mendorong masa depan digital yang berkelanjutan.

Teknologi yang dinamai 3D TRASAR™ for Direct-to-Chip Liquid Cooling ini menjadi langkah strategis Ecolab dalam mendukung efisiensi energi dan pelestarian sumber daya alam di industri pusat data (data centre).

Inovasi tersebut diluncurkan Ecolab Inc., di ajang Data Center World Asia 2025 di Singapura, Rabu (9/10/2025).

Chief Executive Officer (CEO) and Senior Vice President Ecolab Southeast Asia, Gregory Lukasik, mengatakan, teknologi tersebut merupakan portofolio manajemen pendinginan Ecolab yang komprehensif, menggunakan pendekatan menyeluruh dari site hingga chip.

“Peran data centre kian penting seiring percepatan perkembangan kecerdasan artifisial (artificial intelligence/AI) dan juga menjadi kekuatan yang menyokong masa depan digital. AI juga membuka peluang pertumbuhan baru bila kita dapat menciptakan sistem yang dapat menggunakan kembali air dan energi secara berkelanjutan dan berskala besar,” ujar Gregory dalam rilis pers yang diterima Kompas.com, Selasa (14/10/2025).

Baca juga: Jadi Teladan Kepemimpinan Konservasi Air, Chandra Asri Group dan Aster Sabet Ecolab Awards

Lebih lanjut, Gregory menjelaskan, inovasi tersebut dirancang sebagai solusi untuk melindungi server berperforma tinggi.

Adapun 3D TRASAR™ for Direct-to-Chip Liquid Cooling dapat memantau indikator kesehatan pendingin secara real-time, mulai dari suhu, kadar pH, hingga laju aliran.

Tak hanya itu, inovasi besutan Ecolab juga dapat mengintegrasikan teknologi dan informasi berbasis data untuk meningkatkan efisiensi operasional serta mengurangi ketergantungan pada sumber daya alam (SDA).

Pendekatan tersebut menegaskan kepemimpinan Ecolab dalam membantu industri data centre meningkatkan kinerja sistem agar lebih tahan lama sekaligus ramah lingkungan.

“(Teknologi ini) didesain untuk memaksimalkan waktu operasi secara real-time, program manajemen air dan pendinginan air Ecolab dapat mengoptimalkan kinerja water use efficiency (WUE) dan power usage effectiveness (PUE) guna mendukung tujuan operasional secara keberlanjutan,” kata Gregory.

Baca juga: Ecolab dan SCG Perkuat Kemitraan untuk Tingkatkan Efisiensi dan Dorong Target Net Zero

Lonjakan permintaan 

Wilayah Asia Pasifik kini menjadi salah satu pusat pertumbuhan data centre tercepat di dunia, mencakup lebih dari 40 persen kapasitas global baru.

Permintaan diperkirakan meningkat dua kali lipat pada 2030, didorong oleh perkembangan teknologi AI, komputasi awan (cloud), dan HPC. Kondisi ini berdampak langsung pada konsumsi listrik.

Di Singapura, misalnya, pusat data telah menyumbang sekitar 7 persen dari total konsumsi listrik nasional, dengan pendinginan menyerap hingga 40 persen dari total energi yang digunakan.

Seiring proyeksi pertumbuhan pasar dari 4,16 miliar dollar AS pada 2024 menjadi 5,59 miliar dollar AS pada 2030, kebutuhan akan pengelolaan risiko operasional dan efisiensi energi semakin mendesak.

Ecolab, yang telah beroperasi di Singapura sejak1970-an, kini mempekerjakan ratusan karyawan di dua lokasi di negara tersebut, serta ribuan tenaga kerja di seluruh Asia Tenggara.

Baca juga: Ecolab Perkenalkan Solusi untuk Industri PET Daur Ulang dalam Optimalkan Penggunaan Air

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
SBTi Rilis Peta Jalan untuk Industri Kimia Global
SBTi Rilis Peta Jalan untuk Industri Kimia Global
Pemerintah
Bukan Murka Alam: Melacak Jejak Ecological Tech Crime di Balik Tenggelamnya Sumatra
Bukan Murka Alam: Melacak Jejak Ecological Tech Crime di Balik Tenggelamnya Sumatra
Pemerintah
Agroforestri Sawit: Jalan Tengah di Tengah Ancaman Banjir dan Krisis Ekosistem
Agroforestri Sawit: Jalan Tengah di Tengah Ancaman Banjir dan Krisis Ekosistem
Pemerintah
Survei FTSE Russell: Risiko Iklim Jadi Kekhawatiran Mayoritas Investor
Survei FTSE Russell: Risiko Iklim Jadi Kekhawatiran Mayoritas Investor
Swasta
Tuntaskan Program KMG-SMK, BNET Academy Dorong Penguatan Kompetensi Guru Vokasi
Tuntaskan Program KMG-SMK, BNET Academy Dorong Penguatan Kompetensi Guru Vokasi
Swasta
Harapan Baru, Peneliti Temukan Cara Hutan Tropis Beradaptasi dengan Iklim
Harapan Baru, Peneliti Temukan Cara Hutan Tropis Beradaptasi dengan Iklim
Pemerintah
Jutaan Hektare Lahan Sawit di Sumatera Berada di Wilayah yang Tak Layak untuk Monokultur
Jutaan Hektare Lahan Sawit di Sumatera Berada di Wilayah yang Tak Layak untuk Monokultur
LSM/Figur
Industri Olahraga Global Bisa Jadi Penggerak Konservasi Satwa Liar
Industri Olahraga Global Bisa Jadi Penggerak Konservasi Satwa Liar
Swasta
FAO: Perluasan Lahan Pertanian Tidak Lagi Memungkinkan
FAO: Perluasan Lahan Pertanian Tidak Lagi Memungkinkan
Pemerintah
Banjir Sumatera Disebabkan Kerusakan Hutan, Anggota DPR Ini Minta HGU Ditiadakan
Banjir Sumatera Disebabkan Kerusakan Hutan, Anggota DPR Ini Minta HGU Ditiadakan
Pemerintah
Pupuk Indonesia: Jangan Pertentangkan antara Pupuk Organik dan Kimia
Pupuk Indonesia: Jangan Pertentangkan antara Pupuk Organik dan Kimia
BUMN
PLN Kelebihan Pasokan, Proyek WtE Dikhawatirkan Hanya Bakar Uang
PLN Kelebihan Pasokan, Proyek WtE Dikhawatirkan Hanya Bakar Uang
LSM/Figur
Ekonomi Hijau Diprediksi Capai 7 Triliun Dolar AS per Tahun pada 2030
Ekonomi Hijau Diprediksi Capai 7 Triliun Dolar AS per Tahun pada 2030
Pemerintah
Skema Return dan Reuse Disebut Bisa Kurangi Polusi Plastik dalam 15 Tahun
Skema Return dan Reuse Disebut Bisa Kurangi Polusi Plastik dalam 15 Tahun
Pemerintah
Ketika Anak-anak Muda Mulai Berinisiatif untuk Lestarikan Lingkungan...
Ketika Anak-anak Muda Mulai Berinisiatif untuk Lestarikan Lingkungan...
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau