KOMPAS.com — Ecolab Inc. memperkenalkan teknologi pemantauan pendinginan direct-to-chip liquid cooling pertama di Asia Tenggara unruk mendorong masa depan digital yang berkelanjutan.
Teknologi yang dinamai 3D TRASAR™ for Direct-to-Chip Liquid Cooling ini menjadi langkah strategis Ecolab dalam mendukung efisiensi energi dan pelestarian sumber daya alam di industri pusat data (data centre).
Inovasi tersebut diluncurkan Ecolab Inc., di ajang Data Center World Asia 2025 di Singapura, Rabu (9/10/2025).
Chief Executive Officer (CEO) and Senior Vice President Ecolab Southeast Asia, Gregory Lukasik, mengatakan, teknologi tersebut merupakan portofolio manajemen pendinginan Ecolab yang komprehensif, menggunakan pendekatan menyeluruh dari site hingga chip.
“Peran data centre kian penting seiring percepatan perkembangan kecerdasan artifisial (artificial intelligence/AI) dan juga menjadi kekuatan yang menyokong masa depan digital. AI juga membuka peluang pertumbuhan baru bila kita dapat menciptakan sistem yang dapat menggunakan kembali air dan energi secara berkelanjutan dan berskala besar,” ujar Gregory dalam rilis pers yang diterima Kompas.com, Selasa (14/10/2025).
Baca juga: Jadi Teladan Kepemimpinan Konservasi Air, Chandra Asri Group dan Aster Sabet Ecolab Awards
Lebih lanjut, Gregory menjelaskan, inovasi tersebut dirancang sebagai solusi untuk melindungi server berperforma tinggi.
Adapun 3D TRASAR™ for Direct-to-Chip Liquid Cooling dapat memantau indikator kesehatan pendingin secara real-time, mulai dari suhu, kadar pH, hingga laju aliran.
Tak hanya itu, inovasi besutan Ecolab juga dapat mengintegrasikan teknologi dan informasi berbasis data untuk meningkatkan efisiensi operasional serta mengurangi ketergantungan pada sumber daya alam (SDA).
Pendekatan tersebut menegaskan kepemimpinan Ecolab dalam membantu industri data centre meningkatkan kinerja sistem agar lebih tahan lama sekaligus ramah lingkungan.
“(Teknologi ini) didesain untuk memaksimalkan waktu operasi secara real-time, program manajemen air dan pendinginan air Ecolab dapat mengoptimalkan kinerja water use efficiency (WUE) dan power usage effectiveness (PUE) guna mendukung tujuan operasional secara keberlanjutan,” kata Gregory.
Baca juga: Ecolab dan SCG Perkuat Kemitraan untuk Tingkatkan Efisiensi dan Dorong Target Net Zero
Wilayah Asia Pasifik kini menjadi salah satu pusat pertumbuhan data centre tercepat di dunia, mencakup lebih dari 40 persen kapasitas global baru.
Permintaan diperkirakan meningkat dua kali lipat pada 2030, didorong oleh perkembangan teknologi AI, komputasi awan (cloud), dan HPC. Kondisi ini berdampak langsung pada konsumsi listrik.
Di Singapura, misalnya, pusat data telah menyumbang sekitar 7 persen dari total konsumsi listrik nasional, dengan pendinginan menyerap hingga 40 persen dari total energi yang digunakan.
Seiring proyeksi pertumbuhan pasar dari 4,16 miliar dollar AS pada 2024 menjadi 5,59 miliar dollar AS pada 2030, kebutuhan akan pengelolaan risiko operasional dan efisiensi energi semakin mendesak.
Ecolab, yang telah beroperasi di Singapura sejak1970-an, kini mempekerjakan ratusan karyawan di dua lokasi di negara tersebut, serta ribuan tenaga kerja di seluruh Asia Tenggara.
Baca juga: Ecolab Perkenalkan Solusi untuk Industri PET Daur Ulang dalam Optimalkan Penggunaan Air
Perusahaan tersebut turut mendukung berbagai industri, mulai dari manufaktur makanan dan minuman, perhotelan, hingga sektor teknologi lanjutan, seperti life science, microelectronics, energi, dan data centre.
Sebagai bagian dari komitmen terhadap pengembangan sumber daya manusia (SDM), Ecolab juga menggandeng Institute of Technical Education (ITE) Singapura untuk melatih generasi baru insinyur pusat data dan profesional manajemen air.
Teknologi 3D TRASAR™ for Direct-to-Chip Liquid Cooling menawarkan tiga keunggulan utama.
Pertama, sistem ini mampu melindungi server berkinerja tinggi dengan pemantauan kesehatan pendingin secara real-time, sehingga mencegah gangguan operasional.
Kedua, mengoptimalkan efisiensi WUE dan PUE untuk mendukung keberlanjutan operasional, sejalan dengan Singapore Green Plan 2030 dan visi Smart Nation.
Ketiga, mengintegrasikan berbagai sistem yang telah terbukti di seluruh fasilitas untuk meningkatkan waktu operasi, efisiensi, dan ketahanan jangka panjang.
Baca juga: Chandra Asri dan Ecolab Terapkan Green Chemistry untuk Kurangi Emisi hingga Air Limbah
Dengan pendekatan tersebut, Ecolab menegaskan posisinya sebagai mitra tepercaya bagi perusahaan dan pemerintah dalam membangun infrastruktur digital yang berkelanjutan.
Peluncuran teknologi tersebut sejalan dengan komitmen Singapura dalam mewujudkan ekonomi digital yang berdaya saing dan ramah lingkungan.
Langkah Ecolab disebut mendukung upaya pemerintah dalam menjalankan Singapore Green Plan 2030 dan mempercepat transformasi menuju Smart Nation.
Vice President for Materials and Chemicals Kelly Lai di Economic Development Board Singapore, menyambut baik kehadiran Ecolab di kawasan tersebut.
“Seiring upaya Singapura berinvestasi dalam talenta dan infrastruktur AI, kemitraan dengan perusahaan kimia khusus yang menyediakan teknologi praktis untuk efisiensi energi dan sumber daya akan menjadi kunci pertumbuhan berkelanjutan,” ujar Kelly.
Baca juga: EV Bukan Cuma Tren: Pacu Ekonomi Hijau, Pangkas Beban, Ciptakan 150 Ribu Green Jobs
Pihaknya pun menyambut Ecolab sebagai mitra yang menghadirkan solusi efisien dan berbasis AI untuk kawasan Asia.
Melalui inovasi 3D TRASAR™ for Direct-to-Chip Liquid Cooling, Ecolab berkomitmen mendukung masa depan digital yang berkelanjutan, di mana efisiensi energi dan pelestarian sumber daya menjadi fondasi utama pertumbuhan industri data centre di Asia Tenggara.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya