KOMPAS.com - Saat ini, tenaga kesehatan harus berjibaku dan berada pada garda terdepan dalam penanganan pasien Covid-19 di seluruh dunia.
Nahasnya, dalam pertaruhan nyawa tersebut tenaga kesehatan menghadapi masalah lain, yaitu kurangnya alat medis dan alat pelindung diri (APD).
Padahal, jumlah pasien terinfeksi virus Covid-19 di dunia terus bertambah signifikan.
Dilansir dari Worldometers, Selasa (21/4/2020), secara global kasus infeksi Covid-19 tercatat 2.490.950 jiwa dengan jumlah kasus meninggal dunia mencapai 170.606 jiwa.
Baca juga: Update Virus Corona Dunia 21 April: 2,4 Juta Orang Terinfeksi, Kabar dari Italia dan Spanyol
Sementara di Indonesia pada Selasa (21/4/2020), jumlah kasus terinfeksi virus tersebut mencapai 7.135 jiwa dan 616 jiwa diantaranya telah meninggal dunia. Dari jumlah ini, tak sedikit dokter, perawat, dan petugas medis lainnya gugur dalam perjuangan.
Salah satu penyebab jatuhnya korban dari kalangan petugas medis, yakni minimnya ketersediaan jumlah APD untuk mencegah penularan dari pasien yang terinfeksi.
Kurangnya APD ternyata telah menjadi masalah global. Semua negara yang telah diserang wabah Covid-19 berebut alat kesehatan dan APD dari negara-negara pemasok, seperti China dan Korea Selatan.
Tak terkecuali negara maju seperti Amerika Serikat dan Inggris.
Baca juga: Lebih dari 20 Dokter Meninggal Selama Pandemi Covid-19
Dilansir dari Business Insider, Jumat (17/4/2020), sepuluh perawat di California diskors karena tak mau melayani pasien terjangkit virus Covid-19 tanpa APD lengkap.
Seorang perawat di negara bagian Amerika Serikat tersebut juga menjadi korban meninggal karena menggunakan masker N95 secara berulang.
Kondisi yang sama juga dialami Inggris. Dikutip dari The Guardian, Sabtu (11/4/2020), pemerintah Inggris menyatakan kehilangan 19 petugas medis karena Covid-19. Beberapa pihak menduga peristiwa ini diakibatkan kurangnya APD.
Lalu, bagaimana dengan di Indonesia?
Melansir dari Kompas.com, Senin (6/4/2020), Dinas Kesehatan (Dinkes) Sukoharjo terpaksa membagikan jas hujan kepada tenaga medis sebagai pengganti APD.
Terbatasnya jumlah APD salah satunya disebabkan banyak negara pemasok menerapkan kebijakan lockdown yang berdampak pada tersendatnya produksi alat medis.
Saat alat medis telah didapat, muncul lagi tantangan dalam pendistribusian, yaitu keterbatasan alat transportasi untuk pengangkutan.
Dalam situasi serba sulit ini, pemerintah RI, masyarakat, dan berbagai pihak tentu tak tinggal diam. Berbagai kelompok masyarakat dan organisasi bahu-membahu mencukupi kebutuhan APD untuk tenaga kesehatan.
Baca juga: Bocah Kelas 3 SD Sumbangkan Tabungan untuk Beli APD Tenaga Medis
Salah satunya dilakukan Royal Golden Eagle (RGE) Group melalui Tanoto Foundation.
Tanoto Foundation mendatangkan 100.000 baju pelindung, 1 juta masker, 1 juta sarung tangan, dan 3.000 kacamata pelindung untuk memberi perlindungan yang lebih memadai kepada para petugas medis di Indonesia.
Bantuan kemanusiaan disalurkan kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang selanjutnya akan didistribusikan ke berbagai rumah sakit di Jakarta, Medan, dan Pekanbaru.
Beragam jenis APD itu didatangkan langsung dari Tiongkok dan Singapura karena stok sudah tersedia. Harapannya, dapat cepat masuk ke Indonesia agar bisa segera disalurkan kepada tenaga medis yang membutuhkan.
Baca juga: Carter Boeing 777-300ER, Tanoto Foundation Kembali Datangkan APD Seberat 30 Ton
Namun pada kenyataannya, proses mendatangkan alat kesehatan tersebut juga menghadapi berbagai tantangan.
Penasihat Tanoto Foundation Sihol Aritonang mengungkapkan proses pengadaan APD tidak mudah karena terbatasnya produksi dan tingginya permintaan dari berbagai negara.
Selain itu, teknis pengiriman barang juga membutuhkan upaya ekstra karena minimnya perusahaan penerbangan yang masih mengoperasikan layanan saat pandemi ini.
Karena itulah, bantuan kemanusiaan akhirnya diangkut menggunakan pesawat carter dan telah tiba di Indonesia secara bertahap sejak Kamis (2/4/2020) dan Jumat (3/4/2020).
Baca juga: Tanoto Foundation Serahkan Donasi APD ke Gugus Tugas Covid-19
Kemudian pada Selasa (14/4/2020), sebanyak 30 ton bantuan tahap terakhir pun tiba di Tanah Air bekerjasama dengan maskapai Garuda Indonesia.
“Berkat dukungan yang luar biasa dari berbagai pihak termasuk BNPB, Bea Cukai, Angkatan Udara, serta tim pendukung di Bandara Halim Perdanakusuma. Semua proses dari pendaratan pesawat, penurunan barang sampai logistik berjalan lancar dan cepat,” kata Sihol dalam sambutannya di Gedung BNPB belum lama ini.
Sihol berharap tidak ada lagi tenaga medis yang menjadi korban saat mereka menyelamatkan nyawa pasien karena keterbatasan APD.
“Kepada para dokter, perawat, teknisi medis, petugas gugus tugas Covid-19 yang berdiri di garda terdepan, Anda semua adalah pahlawan kami. Kami mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya,” ucap Sihol.
Baca juga: Tanoto Foundation dan RGE Datangkan 100.000 Baju Pelindung untuk Tenaga Kesehatan
Selain lewat Tanoto Foundation, dukungan kemanusiaan juga dilakukan dua unit usaha di bawah Grup RGE lainnya, yakni Grup APRIL dan Asia Pacific Rayon.
Kelompok usaha tersebut menyalurkan 315.450 unit APD untuk tenaga medis di provinsi Riau. Bantuan ini diberikan lewat Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Riau.
Tak hanya itu, program community development PT RAPP bersama dengan APR juga menyosialisasikan gerakan cuci tangan untuk mencegah Covid-19 kepada masyarakat di sekitar Pangkalan Kerinci, daerah perusahaan beroperasi.
Salah satu bentuk sosialisasinya, yaitu memberikan bantuan alat pencuci tangan di sejumlah titik di Pangkalan Kerinci dan mendistribusikan bantuan hand sanitizer serta alat pembersih lainnya ke 100 rumah ibadah, kantor pelayanan, dan sejumlah fasilitas umum.
Baca juga: Pasien Positif Corona di Riau Bertambah Jadi 34 Orang
Pendistribusian dilakukan melalui koordinasi dengan Satuan Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Pelalawan.
Ya, menjaga kebersihan diri, menerapkan physical distancing, dan tetap di rumah saja adalah cara efektif memutus rantai penularan Covid-19. Hanya dengan cara ini pula, tugas berat tenaga kesehatan yang tengah berjuang dapat diringankan.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya