KOMPAS.com – Dunia saat ini menghadapi tantangan terkait penurunan keanekaragaman hayati akibat perubahan iklim serta aktivitas manusia lainnya.
Adapun tantangan dan peluang untuk menyikapi masalah tersebut dibahas dalam International Union for Conservation Nature (IUCN) 2023 Leaders Forum di Genewa, Swiss, mulai Rabu (11/10/2023) hingga Jumat (13/10/2023).
Dalam forum tersebut, pemangku kepentingan (stakeholder) dari sektor pemerintah, bisnis, dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dari seluruh dunia berkumpul untuk mendukung pencapaian Global Biodiversity Framework (GBF).
Adapun target yang hendak dicapai salah satunya adalah menghentikan dan memulihkan penurunan keanekaragaman hayati pada 2030. Selain itu, memantapkan visi bahwa keanekaragaman hayati harus dilestarikan dan digunakan dengan bijak untuk mempertahankan planet yang sehat pada 2050.
Baca juga: Dukung Agenda FOLU Net Sink Indonesia 2030, Upaya APRIL Group untuk Capai NZE
Dalam sesi pleno forum bertajuk “Divide-Come Together-and Conquer: Who Does What For Global Biodiversity Framework Implementation,” Managing Director Royal Golden Eagle (RGE) Group Anderson Tanoto memaparkan upaya sektor bisnis dalam mendukung kerangka GBF.
Untuk diketahui, RGE merupakan grup perusahaan manufaktur global berbasis sumber daya alam (SDA) dengan produk-produk yang bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari. Perusahaan ini mempekerjakan lebih dari 60.000 karyawan di seluruh dunia.
Salah satu unit usaha RGE dalam produksi pulp dan kertas adalah APRIL Group. Dikenal sebagai produsen kertas “PaperOne” yang dipasarkan hingga ke 110 negara, unit usaha ini berlokasi di Pangkalan Kerinci, Provinsi Riau.
Pada kesempatan tersebut, Anderson menyoroti kemajuan yang telah dicapai APRIL dalam mengintegrasikan inisiatif keanekaragaman hayati dalam model bisnisnya sejak mengumumkan komitmen pendanaan senilai 100 juta dollar AS untuk pelestarian alam dengan kegiatan restorasi di lahan gambut pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Perubahan Iklim (COP) di Paris pada 2015.
Baca juga: Menengok Kontribusi APRIL Group, 30 Tahun Salurkan Kebutuhan Pulp dan Kertas Dunia
Anderson menjelaskan, upaya tersebut merupakan bagian dari komitmen 1-banding-1. Lewat komitmen ini, setiap 1 hektare (ha) lahan hutan yang dikelola untuk produksi oleh APRIL, akan dikonservasi atau direstorasi dengan luas sama.
Saat ini, komitmen pelestarian hutan tersebut telah mencapai 80 persen dari target.
“Selama delapan tahun terakhir, kami telah mengonservasi dan restorasi sekitar 370.000 ha lahan yang luasnya setara dengan lima kali negara Singapura, dalam lanskap yang dikelola oleh APRIL,” ujar Anderson dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Selasa (17/10/2023).
Sebagai informasi, dalam panel yang sama hadir pula Direktur Jenderal Pelaksana IUCN Grethel Aguilar, Direktur Jenderal WWF Kirsten Schujit, serta Wakil Menteri Jepang untuk Pembangunan Global Yutaka Matsuzawa.
Baca juga: LPEM FEB UI: APRIL Group Berkontribusi Rp 484,3 Triliun untuk PDB Nasional Selama 2016-2022
Anderson melanjutkan, upaya APRIL mencakup kegiatan restorasi hutan rawa gambut di Semenanjung Kampar dan Pulau Padang.
Adapun luas hutan rawa gambut yang direstorasi sekitar 150.000 ha dalam area Restorasi Ekosistem Riau (RER), yang merupakan salah satu proyek restorasi hutan sektor swasta terbesar di Asia Tenggara.
Adapun RER menjadi rumah bagi sedikitnya 861 flora dan fauna, termasuk spesies yang terancam punah dan berada dalam status kritis.
Komitmen APRIL dalam konservasi dan restorasi hutan semakin diperkuat pada 2020 setelah meluncurkan komitmen keberlanjutan APRIL2030.
Baca juga: Menengok Capaian Komitmen April Group dalam Upaya Konservasi dan Restorasi
Tidak hanya itu, lanjut Anderson, APRIL kembali memperkuat investasi di bidang konservasi lanskap dengan menyisihkan dana 1 dollar AS per ton serat hutan tanaman industri yang dipanen per tahun. Total dana tersebut diperkirakan mencapai 100 juta dollar AS hingga 10 tahun ke depan.
"Untuk setiap hektare kayu yang kami hasilkan dari produksi hutan tanaman industri (HTI), kami menyisihkan atau memberikan pajak internal sebesar satu dollar per ton. Dana ini dialokasikan untuk program konservasi dan restorasi yang mendukung model produksi-proteksi kami," terang Anderson.
Adapun target mendukung lanskap yang berkembang dan keanekaragaman hayati pada APRIL2030 mencakup tidak adanya area konservasi dan restorasi yang hilang (zero net loss), tetapi juga mendukung perlindungan satwa liar di indonesia serta meningkatkan capaian produktivitas serat lewat intensifikasi.
Anderson juga menggarisbawahi bahwa sektor swasta memiliki kemampuan untuk menjadi kekuatan penggerak inisiatif keberlanjutan dan keanekaragaman hayati. Adapun, komitmen APRIL dalam kegiatan restorasi dan keanekaragaman hayati ini sejalan untuk mendukung target iklim pemerintah. Utamanya, yang berbasis dari kehutanan atau Forest and Other Land Uses (FOLU) Net Sink hingga 2030 nanti.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya