Pentingnya Asupan Zat Besi untuk Mencegah Stunting

Kompas.com - 17 Juni 2022, 10:09 WIB
Yogarta Awawa Prabaning Arka,
Sri Noviyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Memiliki anak yang tumbuh dan berkembang dengan normal dan cerdas merupakan keinginan orangtua. Salah satu faktor penting untuk mewujudkannya adalah dengan memberinya nutrisi yang cukup dan seimbang.

Adapun nutrisi penting yang wajib diberikan anak adalah zat besi. Pasalnya, zat besi termasuk mikronutrien yang penting untuk tumbuh kembang sehat dan normal. Mikronutriensendiri merupakan zat gizi yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit, tapi penting bagi tubuh.

Untuk diketahui, kebutuhan zat besi pada bayi yang baru lahir sekitar 250-300 miligram (mg) per kilogram (kg )berat badan bayi.

Untungnya, kebutuhan zat besi itu sudah terpenuhi dari simpanan zat besi yang berasal dari ibu selama trimester akhir kehamilan serta air susu ibu (ASI). Jadi, sobat Generasi Bersih dan Sehat (GenBest) tidak perlu khawatir si kecil kekurangan zat besi di usia ini.

Hanya saja, seiring dengan perkembangan dan pertumbuhan anak, pada usia 6 bulan ke atas kebutuhan zat gizi bayi pun bertambah. Hal ini karena berat badan bayi semakin meningkat.

Baca juga: Masalah Kesehatan Ini Masih Mengintai Anak dan Remaja Indonesia

Berdasarkan table Angka Kecukupan Gizi (AKG) 2013 yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes), kebutuhan zat besi bayi usia 7-11 bulan adalah sebesar 7 miligram (mg) per hari.

Kebutuhan tersebut tidak bisa dicukupi hanya dengan ASI, tapi perlu ditambah dari asupan makanan pendamping ASI (MPASI).

Dampak kekurangan zat besi bagi bayi

Zat besi dibutuhkan bayi karena fungsinya mengangkut elektron di dalam proses pembentukan energi di dalam sel. Zat ini juga berfungsi membawa oksigen ke jaringan tubuh agar sel-sel berkembang sempurna.

Kekurangan zat besi dapat berdampak pada perkembangan dan pertumbuhan bayi. Berikut berbagai dampak dari kekurangan zat besi.

1. Bayi mengalami gangguan pertumbuhan fisik

Bayi yang kekurangan zat besi memiliki berbagai tanda, seperti pucat, lemah, lemas, tidak nafsu makan, bernapas dengan cepat dan pendek, serta rentan terkena infeksi.

Bila bayi sakit-sakitan, pertumbuhan fisiknya akan terganggu sehingga tinggi badannya tidak optimal. Selain itu, bayi juga rawan terkena stunting.

2. Kecerdasan bayi berkurang

Selain menyebabkan pertumuhan fisiknya terganggu, kekurangan zat besi juga dapat berpengaruh pada kecerdasan bayi. Pasalnya, zat besi berkaitan erat dengan protein hemoglobin yang ada di dalam sel darah merah.

Baca juga: Minum Susu Bisa Ganggu Penyerapan Zat Besi?

Seperti diketahui, sel darah merah bertugas mengangkut semua makanan ke seluruh tubuh, termasuk ke otak. Jangan sampai karena kekurangan zat besi, si kecil jadi kurang pintar.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Baca tentang
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau