JAKARTA, KOMPAS.com - Ketika limbah dapur yang kerap menjadi masalah umum sampah rumah tangga, ternyata limbah rumah tangga bisa dimanfaatkan untuk berbagai jenis kegiatan salah satunya berkebun.
Limbah rumah tangga ini bisa dijadikan eco-enzyme yang merupakan hasil dari fermentasi limbah dapur organik seperti ampas buah dan sayuran, gula (gula aren, gula merah, atau gula tebu) dan air.
Produk eco-enzyme merupakan produk ramah lingkungan yang mudah digunakan dan mudah dibuat.
Baca juga: Limbah Kopi Dapat Dimanfaatkan Jadi Beragam Sumber Daya Bernilai Tinggi
Melansir dari laman Cybex Kementerian Pertanian RI, Senin (24/1/2022) pembuatan eco-enzyme hanya membutuhkan air, gula sebagai sumber karbon, dan sampah organik sayur dan buah.
Pemanfaatan eco-enzyme dapat dilakukan untuk mengurangi jumlah sampah rumah tangga terutama sampah organik yang komposisinya masih tinggi.
Dalam pembuatannya, eco-enzyme membutuhkan kontainer berupa wadah yang terbuat dari plastik, penggunaan bahan yang terbuat dari kaca sangat dihindari karena dapat menyebabkan wadah pecah akibat aktivitas mikroba fermentasi.
Eco-enzyme tidak memerlukan lahan yang luas untuk proses fermentasi seperti pada pembuatan kompos dan tidak memerlukan bak komposter dengan spesifikasi tertentu.
Baca juga: Simak, Cara Membuat Pupuk Organik Cair dari Limbah Batang Pisang
Eco-enzyme dapat dijadikan sebagai cairan multiguna dan aplikasinya meliputi rumah tangga, pertanian dan juga peternakan.
Pada dasarnya, eco-enzyme enzyme mempercepat reaksi bio- kimia di alam untuk menghasilkan enzim yang berguna menggunakan sampah buah atau sayuran.
Enzim dari “sampah” ini adalah salah satu cara manajemen sampah yang memanfaatkan sisa-sisa dapur untuk sesuatu yang sangat bermanfaat. Cairan ini bisa menjadi pembersih rumah, maupun sebagai pupuk alami dan pestisidia yang efektif.
Jenis sampah organik yang diolah menjadi eco enzyme hanya sisa sayur atau buah yang mentah. Fermentasi yang menghasilkan alkohol dan asam asetat yang bersifat disinfektan hanya dapat diaplikasikan pada produk tanaman karena kandungan karbohidrat (gula) di dalamnya.
Baca juga: Cara Memanfaatkan Limbah Sayuran dan Buah untuk Pupuk Kompos
Proses pembusukan dan fermentasi daging berbeda dengan tanaman. Daging akan cepat membusuk dan menghasilkan patogen pada suhu yang tidak teregulasi.
Jika ingin membuat eco-enzyme, atau ingin sampah organik Anda diolah oleh agen sampah, pastikan sampah sisa sayur dan buah terpisah dari sampah organik atau non-organik lainnya.
Proses fermentasi akan berlangsung tiga bulan. Bulan pertama, akan dihasilkan alkohol, kemudian pada bulan kedua akan menghasilkan cuka dan pada bulan ketiga menghasilkan enzyme.
Pada bulan ketiga, eco-enzyme tersebut sudah bisa dipanen. Caranya adalah dengan menyaring menggunakan kain yang sudah tidak terpakai juga bisa digunakan untuk saringan.
Baca juga: 5 Limbah yang Dapat Dijadikan Pupuk Organik untuk Tanaman
Sisa atau ampas eco-enzyme dapat digunakan untuk beberapa manfaat seperti:
Untuk membuatnya, Anda harus menyiapkan sampah organik (sayur atau buah), gula, dan air dengan perbandingan 3:1:10. Contohnya, 900 gran kulit buah : 300 gram gula : 3000 (ml) atau 300 gram kulit buah : 100 gram gula : 1liter air.
Baca juga: 3 Limbah Dapur Ini Dapat Dijadikan Pupuk Alami Aglonema
Cara pembuatan
Tuang semua bahan ke dalam botol, bisa juga menggunakan blender untuk mencacah limbah, kemudian campur gula dan air dalam botol.
Baca juga: Sering Dibuang, Ternyata 6 Limbah Dapur Ini Dapat Jadi Pupuk
Ada ragam manfaat eco-enzyme, antara lain sebagai berikut.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya