KOMPAS.com - Sampah makanan merupakan jenis sampah terbanyak yang dihasilkan oleh masyarakat Indonesia, menurut data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada 2020.
Dikutip dari Kompas.com, persentase sampah makanan mencapai 39,8 persen dari totalan sampah yang ada.
Sementara itu, diperkirakan sebanyak 8,34 persen masyarakat Indonesia masih kekurangan makanan.
Kamu bisa mencegah bertambahnya jumlah sampah makanan mulai dari dapur rumah sendiri.
Dilansir dari Mayo Clinic Health System, simak tujuh cara mengurangi sampah makanan berikut ini.
Inventarisasi atau pencatatan bahan makanan merupakan langkah awal mencegah keberadaan sampah makanan.
Kamu bisa memeriksa dapur, kulkas, dan tempat penyimpanan lainnya sebelum membeli bahan makanan baru untuk mencegah jumlah berlebih.
Baca juga:
Merencanakan menu mingguan bisa menjadi solusi bagi kamu yang bingung ingin memasak makanan apa setiap harinya.
Selain itu, cara ini juga dapat mencegah makanan tersisa dan berujung menjadi sampah.
Bahan makanan untuk satu hari dengan hari lainnya bisa dikaitkan untuk memanfaatkan jumlah sayur, buah, atau daging yang dibeli.
Misalnya, kamu membuat tumis brokoli untuk siang hari ini. Sisa brokolinya bisa digunakan besok untuk membuat casserole.
Bentuk makanan yang tidak bagus biasanya dihindari saat belanja. Kamu bisa mengubah sudut pandang ini.
Tidak masalah untuk membeli makanan dengan bentuk jelek selama bahan tersebut tidak rusak dan masih aman dimakan.
Baca juga:
Cara menyimpan makanan terkadang berbeda. Buah dan sayur, misalnya. Dua bahan makanan ini tidak bisa disimpan sembarangan.
Sayuran hijau lebih baik dibalut menggunakan alas, seperti kain atau plastik, sebelum disimpan untuk mempertahankan kesegarannya.
Sementara beberapa buah, seperti tomat dan pisang, bisa disimpan di ruangan dengan suhu rendah atau sejuk.
Makanan yang masih tersisa bisa disimpan hingga tiga hari bila penyimpannya tepat.
Kamu bisa menyimpan makanan di wadah tertutup dan menaruhnya di kulkas. Jangan lupa tambahkan tanggal awal penyimpanan agar bisa dihangatkan dan dimakan kembali selama tiga hari ke depan.
Baca juga: Jangan Buang Biskuit Melempem, Bikin Jadi Choco Cheese Tart
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya