KOMPAS.com - Kebiasaan buruk membuang-buang makanan bukan hanya merugikan keuangan namun juga lingkungan.
Perilaku ini bisa disebabkan berbagai hal termasuk perhitungan yang tidak tepat soal jumlah makaan yang dibutuhkan dan salah penyimpanan.
Kebiasaan membuang-buang makanan bisa dilakukan dalam bentuk food waste dan foos loss.
Menurut Food and Agriculture Organization (FAO), food waste mengacu pada penurunan kualitas atau kuantitas pada tingkat ritel, jasa penyedia makanan, dan konsumen.
Sedangka food loss adalah makanan yang terbuang akibat penurunan kuantitas atau kualitas.
Baca juga: Agar Tak Terbuang Percuma, Berikut 5 Cara Mengolah Sampah Makanan di Rumah
Baik food waste maupun food loss berdampak buruk pada lingkungan dengan menyebabkan pencemaran air, emisi karbon, hingga pemanasan global.
Data FAO juga menyebutkan, setiap tahunnya, sepertiga dari seluruh produksi pangan di dunia harus terbuang.
Sampah makanan rumah tangga menjadi penyumbang terbesar dari pemborosan tersebut.
Indonesia disebut sebagai negara kedua penghasil sampah makanan terbesar di dunia.
Data ini menyebutkan, satu orang Indonesia menghasilkan sampah makanan sebanyak 300 kilogram per tahun.
Baca juga: Kurangi Sampah Makanan, Yuk Terapkan Pola Makan Berkelanjutan
Fakta ini tentunya ironis dengan tingkat kelaparan Indonesia yang berada di peringkat ketiga di Asia Tenggara, berdasarkan data dari Global Hunger Index 2021.
Untuk memperbaiki kebiasaan buruk ini, ada sejumlah tips untuk mengurangi sampah makanan, seperti rilis yang diterima Kompas.com dari IKEA Indonesia.
Bukan hanya lebih bijak dalam mengkonsumsi makanan namun juga memilah sampahnya dan menyimpannya dengan benar.
Cegah food waste dan food loss dengan rutin membuat meal plan selama beberapa waktu mendatang.
Perhatikan kandungan gizinya dan utamakan konsumsi bahan makanan utuh dan sehat.
Cara lainnya, biasakan belanja bahan makanan untuk mengisi kebutuhan yang sedang kurang atau sudah habis saja agar tidak ada risiko kelebihan makanan.
Baca juga: Daftar Menu Makan Harian agar Punya Perut Rata bak Jennie Blackpink
Kita juga bisa mengolahnya kembali agar menjadi hidangan baru yang tak kalah lezatnya.
Contohnya, membuat kaldu sayuran dari batang atau kulit sayuran.
Caranya juga cukup mudah yakni dengan menyaring kaldu sayur dan menyimpannya dalam kulkas untuk dipakai di kemudian hari.
Pelajari secara tepat cara menyimpan makanan di kulkas sesuai jenisnya, termasuk soal usianya dan metodenya.
Untuk produk buah dan sayur segar, simpan di kulkas dengan suhu di bawah 4°C dengan kantong yang bisa ditutup rapat.
Misalnya dengan koleksi Istad dari IKEA yang aman digunakan dalam freezer dan tahan pada suhu hingga 50°C.
Simpan daging mentah di wadah yang tertutup dan pisahkan dari makanan lainnya.
Kita bisa menjaga makanan tetap segar lebih lama dengan menyimpan makanan di dalam toples kedap udara, yang juga cocok untuk bumbu dapur atau selai.
Selain itu, simpan makanan segar atau sisa makanan dalam wadah bening agar tidak terlupakan.
Baca juga: Berapa Suhu yang Tepat untuk Menyimpan Makanan dan Minuman di Kulkas?
Manfaatkan sisa makanan seperti sayuran, buah, ampas kopi, atau teh dengan diubah menjadi pupuk tanaman.
Pupuk kompos ini bisa membuat tanaman kita di rumah menjadi lebih subur dan tetap segar.
Kita juga bisa memanfaatkan sisa makanan untuk ditanam kembali seperti daun bawang, seledri atau tomat.
Baca juga: 5 Sayuran Sisa Masakan yang Bisa Ditanam Kembali
IKEA merekomendasikan penggunaan Frakta, koleksi produknya berupa tas berbahan dasar ramah lingkungan yang dapat terurai.
Frakta bisa dipakai sebagai pot tanaman atau wadah untuk menyimpan sampah organik guna dijadikan pupuk kompos.
Berbagi makanan merupakan salah satu cara terbaik untuk mengurangi kebiasaan buruk buang-buang makanan.
Jika memasak atau membeli makanan dalam jumlah berlebih, bagikan kepada tetangga, teman atau keluarga.
Selain dapat mengurangi food waste, cara tersebut juga membantu menjalin hubungan yang lebih dekat.
Baca juga: Catat, Daftar Makanan yang Harus Dibuang Setelah Banjir
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya