Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/10/2022, 16:00 WIB
Nabilla Ramadhian,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Salah satu permasaahan umum terkait sampah rumah tangga adalah limbah dapur atau limbah makanan.

Ada beragam cara untuk mengatasinya guna mengurangi kontribusi limbah dapur di Indonesia, salah satunya dengan membuat eco-enzyme.

Baca juga: Eco-Enzyme, Cara Memanfaatkan Limbah Dapur untuk Tanaman

Eco-enzyme adalah hasil fermentasi limbah dapur organik seperti ampas buah, sayuran, gula, dan air. Mereka bisa dijadikan sebagai cairan apa pun, termasuk untuk tanaman.

Dilansir dari laman resmi Balai Pengajian Teknologi Pertanian Sumatera Barat, Sabtu (22/10/2022), penggunaan untuk tanaman mencakup menjadikannya sebagai pupuk.

Ilustrasi eco-enzyme.SHUTTERSTOCK / Ichiyuki Ilustrasi eco-enzyme.

Sebab, eco-enzyme mampu membantu menyuburkan tanah dan tanaman, menghilangkan hama, serta meningkatkan kualias dan rasa dari buah atau sayuran yang ditanam.

Seorang pegiat tanaman bernama Toto Compos mengatakan, cara membuat eco-enzyme cukup mudah dan bisa dilakukan oleh siapa pun yang memiliki limbah dapur.

“Eco-enzyme bisa dibuat dengan air lebih kurang 9 liter dan bahan organik seberat 1,5 kilogram (kg) atau sekitar 10 bahan organik,” ujarnya di acara “Urban Farming Gaya Hidup Pemenuhan Pangan Milenial”, Kantor Benda Alam Yayasan KEHATI, Pasar Minggu, Jakarta, Jumat (21/10/2022).

Untuk mengetahui lebih lanjut, berikut Kompas.com rangkum cara membuat eco-enzyme dari limbah makanan.

Baca juga: Gampang, Begini Cara Mengatasi Kutu Putih pada Tanaman

Cara membuat eco-enzyme

Perlengkapan yang dibutuhkan

  • Air 9 liter.
  • Bahan organik minimal 10.
  • Molase 0,3 liter.
  • Wadah yang cukup besar.

 

Persiapkan bahan organik

Ilustrasi eco-enzyme.SHUTTERSTOCK / Ichiyuki Ilustrasi eco-enzyme.

Toto menjelaskan, bahan organik mengacu pada buah atau sayuran yang kualitasnya masih bagus. Artinya, tidak ada pembusukan di bagian mana pun.

Menurut Toto, hal ini agar hasil akhir eco-enzyme tidak mengeluarkan bau busuk tetapi wangi. Untuk jumlahnya sendiri, ia merekomendasikan agar menggunakan 10 bahan organik.

Jika tidak memungkinkan, gunakan setidaknya tiga bahan organik guna menjaga kualitas eco-enzyme.

Baca juga: Cara Mudah dan Murah Mengatasi Daun Tanaman Cabai yang Keriting

“Tiga bahan organik saja bisa, tapi kekuatan enzyme pasti lebih bagus kalau pakai 10 bahan organik. Minimal tiga, tapi lebih bagus 10,” ujar Toto.

Masukkan seluruh bahan ke dalam wadah

Apabila sudah menyiapkan seluruh bahan organik yang hendak digunakan, masukkan semuanya ke dalam wadah yang telah disiapkan.

Namun, sebaiknya memasukkan bahan organik terlebih dulu. Kemudian tuangkan air, baru dilanjut dengan molase. Setelah itu, aduk selama beberapa saat sebelum menutup wadah.

“Tunggu tiga bulan, baru kita panen eco-enzyme. Sepengetahuan saya, (cara ini) selalu jadi dan enggak pernah gagal,” ucap Toto.

 

Ilustrasi eco-enzyme.SHUTTERSTOCK / Ichiyuki Ilustrasi eco-enzyme.

Selama tiga bulan tersebut, Toto menjelaskan bahwa calon eco-enzyme akan menimbulkan energi dan ada metan.

Jika wadah tidak dibuka secara berkala, mereka bisa meledak. Namun, jangan biarkan larutan terbuka. Segera tutup kembali agar hasil akhirnya memuaskan.

Baca juga: Cara Mudah Mempercepat Pengomposan Limbah Makanan Rumah Tangga

Waktunya menggunakan eco-enzyme

Setelah tiga bulan, untuk menggunakan eco-enzyme, saring jumlah cairan yang akan digunakan. Pakailah secukupnya.

Kamu tidak perlu khawatir apakah kualitas akan menurun karena tutup wadah selalu dibuka dan ditutup.

“Yang masih biarin aja. Selama masih fermentasi, masih akan tetap terjaga. Kalau mau nyaring enggak usah semua. Saat digunakan pada tanaman, pakai dua hingga tiga tetes saja,” kata Toto.

Apabilama proses fermentasi tiga bulan tersebut kamu mencium aroma tidak sedap, ia mengatakan bahwa memang sudah ada yang salah dengan bahan organik yang dipilih pada tahap pertama.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Baca tentang
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com