Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 05/02/2022, 21:00 WIB
Nadia Faradiba

Penulis

KOMPAS.com - Kebanyakan produk yang digunakan oleh manusia menghasilkan sampah. Berbagai pihak berusaha mengatasi sampah yang terus menggunung dengan cara mendaur ulang.

Sayangnya, tidak semua sampah bisa didaur ulang. Selain itu, produksi sampah harian lebih banyak daripada kapasitas daur ulang di berbagai tempat.

Penting bagi kita untuk memahami berbagai jenis sampah yang paling lama diuraikan, agar kita lebih bijak dalam menggunakan berbagai produk dalam keseharian kita. Kita bisa membantu mengurangi sampah jika kita tahu berbagai sampah yang bisa digunakan kembali atau didaur ulang.

Sampah yang paling lama diuraikan

Dilansir dari Science Focus, contoh sampah yang paling lama diuraikan adalah:

  • Botol kaca: 1 juta tahun
  • Wadah styrofoam: 1 juta tahun
  • Popok sekali pakai: 450 tahun
  • Botol plastik: 450 tahun
  • Kantong plastik: 200 sampai 500 tahun
  • Kaleng aluminium: 80 sampai 200 tahun
  • Baterai: 100 tahun
  • Sepatu dengan sol karet: 50 sampai 80 tahun
  • Baju: 40 tahun
  • Gelas kertas: 20 tahun
  • Puntung rokok: 10 tahun
  • Kertas: 5 bulan

Baca juga: Sampah Styrofoam di Bali Meningkat Sejak Pandemi Covid-19, Bagaimana Strategi Pengelolaannya?

Cara mengurangi sampah

Terdapat banyak cara untuk mengurangi sampah agar tidak banyak sampah yang menumpuk di lingkungan kita. Mengurangi sampah menjadi hal yang penting karena sampah yang menumpuk bisa menimbulkan berbagai masalah lingkungan dan kesehatan.

Berikut adalah beberapa cara untuk mengurangi sampah:

  • Ketika bepergian, bawa dan gunakan botol atau gelas yang bisa digunakan ulang
  • Gunakan tas kain untuk mengurangi penggunaan kantong plastik
  • Belanja dengan bijak untuk mengurangi kemasan plastik
  • Mengolah sampah sisa makanan menjadi pupuk kompos
  • Menggunakan barang bekas dan mendonasikan barang yang masih bagus
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Baca tentang
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau