Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tim Magsite dari Universitas Diponegoro Juara I OlympiAR 2022

Kompas.com, 3 April 2023, 06:00 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Tim Magsite dari Universitas Diponegoro berhasil menyabet juara pertama Olympiade Agincourt Resources (OlympiAR) 2022.

Mereka berhak membawa pulang hadiah uang tunai senilai Rp 50 juta, dan kesempatan magang selama tiga bulan di Tambang Emas Martabe.

Juara kedua diraih oleh tim Sylvite dari Institut Teknologi Bandung (ITB), berhak atas hadiah uang tunai Rp 30 juta.

Sementara, tim Enargite dari UPN Veteran Yogyakarta menyabet juara ketiga dan berhak membawa pulang hadiah uang tunai Rp 20 juta.

Peringkat keempat ditempati tim Niccolite dari ITB, sedangkan posisi kelima diduduki tim Vermicullite dari Universitas Jenderal Soedirman. Dua tim tersebut meraih masing-masing uang tunai senilai Rp 5 juta.

Baca juga: Ciptakan Lingkungan Pendidikan Toleran, Peran Guru Harus Diperkuat

OlympiAr merupakan kompetisi bagi mahasiswa jurusan tambang, geologi, dan teknik tingkat Nasional yang digelar PT Agincourt Resources (PTAR), pengelola Tambang Emas Martabe.

Dalam menggelar ajang perdana OlympiAR bertema “Mineral Discovery, Unearthing Sustainable Future” ini, PTAR berkolaborasi dengan Masyarakat Geologi Ekonomi Indonesia (MGEI).

Wakil Presiden Direktur PT Agincourt Resources Ruli Tanio mengucapkan selamat kepada seluruh pemenang OlympiAR 2022 yang telah gigih berjuang sejak babak pertama dimulai pada Januari 2023 hingga babak final pada akhir Maret 2023.

“Selamat kepada para pemenang OlympiAR 2022. Kami juga mengapresiasi setinggi-tingginya 72 tim dari berbagai universitas di Indonesia, dari Pulau Sumatra, Pulau Jawa, hingga Tanah Papua, yang telah mengikuti OlympiAR 2022,” kata Ruli, saat penyerahan hadiah, Sabtu (1/4/2023).

Menurutnya, OlympiAR yang akan digelar setiap dua tahun ini merupakan wujud komitmen PTAR untuk mencetak generasi muda berprestasi yang berkontribusi dalam penerapan konsep pertambangan berkelanjutan di Indonesia.

Hal ini sejalan dengan komitmen PTAR dalam mengimplementasikan praktik pertambangan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan dan bertanggungjawab secara sosial.

Tidak hanya menjadi medium bagi mahasiswa untuk belajar dan meningkatkan intelektualitasnya di bidang pertambangan, OlympiAR juga menjadi sarana bagi mahasiswa untuk meningkatkan soft skill, seperti keterampilan memecahkan masalah, berpikir kritis, manajemen tim, disiplin, dan bersikap sportif.

Harapannya, OympiAR bisa membantu mahasiswa siap terjun ke dunia kerja.

“Kami terus berupaya memperkuat dan mendorong kemajuan pendidikan di Indonesia karena kami yakin, pendidikan adalah kunci untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi, memperkuat kualitas sumber daya manusia, dan menurunkan angka kemiskinan,” ujar Ruli.

Bila OlympiAR ditujukan untuk pelajar perguruan tinggi se-Indonesia, maka di tingkat pendidikan dasar dan menengah PTAR menggelar Olimpiade Sains Tingkat Guru dan Siswa jenjang SMP/sederajat dan SMA/sederajat se-Kabupaten Tapanuli Selatan, yang diikuti 563 orang.

Selain itu, PTAR berkontribusi mendukung sarana dan prasarana belajar di SMKN 2 Batangtoru yang merupakan sekolah vokasi dengan fokus pendidikan pertambangan pertama di Sumatra Utara.

Diikuti 72 peserta

PTAR juga memiliki Program Beasiswa Martabe Prestasi, yaitu program pemberian bantuan pendidikan dan beasiswa kepada siswa berprestasi jenjang SD sampai universitas dari keluarga kurang mampu di wilayah Kecamatan Batangtoru dan Muara Batangtoru, Tapanuli Selatan.

Sejak 2017 hingga 2022 PTAR telah menggelontorkan dana Rp 5,54 miliar bagi 1.255 penerima manfaat.

Senior Manager Corporate Communications PT Agincourt Resources Katarina Siburian Hardono, menjelaskan sejak OlympiAR 2022 disosialisasikan pada November 2022 dan diresmikan pada 17 Desember 2022.

Sebanyak 223 mahasiswa dari 26 universitas di Indonesia mengikuti kompetisi ini, di antaranya Universitas Syiah Kuala, Universitas Bangka Belitung, Universitas Teknologi Sumatera, Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada, Universitas Diponegoro, Universitas Muhammadiyah Mataram, dan Universitas Hasanuddin.

Dari 72 tim yang memenuhi syarat berpartisipasi di OlympiAR, sebanyak 55 tim lolos ke babak pertama. Berdasarkan hasil penilaian, dari 20 besar hanya 14 tim berhasil melalui tahap paparan presentasi.

Hingga akhirnya tersaring 5 tim masuk babak final. Di babak akhir ini, para finalis melakukan validasi data, menganalisis data eksplorasi, menghasilkan wireframe mineralisasi yang berkorelasi dengan data geologi, serta merancang usulan rencana pengeboran hingga pembuatan esai paska tambang.

Katarina menambahkan OlympiAR merupakan bagian dari Program E-Coaching Jam (ECJ), yaitu forum diskusi dan berbagi pengetahuan praktis antara para ahli dan praktisi dengan mahasiswa secara online dan offline.

Sejak gelaran perdana dimulai pada 2014, hingga saat ini ECJ telah menjembatani diskusi lebih dari 45 ahli pertambangan serta lebih dari 3.500 mahasiswa di Indonesia.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Wujudkan Bisnis Berkelanjutan, Perusahaan Asia Tenggara Borong Penghargaan ESG 2025
Wujudkan Bisnis Berkelanjutan, Perusahaan Asia Tenggara Borong Penghargaan ESG 2025
BrandzView
Prabowo Bagikan Panel Interaktif Digital ke 288 Ribu Sekolah untuk Pemerataan Pendidikan
Prabowo Bagikan Panel Interaktif Digital ke 288 Ribu Sekolah untuk Pemerataan Pendidikan
Pemerintah
KSP: Teknologi Waste to Energy RI Terlambat 20 Tahun
KSP: Teknologi Waste to Energy RI Terlambat 20 Tahun
Pemerintah
Emisi Metana Terus Meningkat, Tapi PBB Prediksi Penurunan Segera
Emisi Metana Terus Meningkat, Tapi PBB Prediksi Penurunan Segera
Pemerintah
Kebijakan Adaptasi dan Mitigasi Krisis Iklim RI Dinilai Belum Peduli Kelompok Paling Rentan
Kebijakan Adaptasi dan Mitigasi Krisis Iklim RI Dinilai Belum Peduli Kelompok Paling Rentan
LSM/Figur
Pemerintah Bakal Bangun SPKLU di Desa untuk Perluas Penggunaan EV
Pemerintah Bakal Bangun SPKLU di Desa untuk Perluas Penggunaan EV
Pemerintah
Rencana Buka 600.000 Ha Lahan Sawit Baru, Solusi atau Kemunduran?
Rencana Buka 600.000 Ha Lahan Sawit Baru, Solusi atau Kemunduran?
LSM/Figur
Greenpeace: Komitmen Iklim Anggota G20 Tak Ambisius
Greenpeace: Komitmen Iklim Anggota G20 Tak Ambisius
LSM/Figur
RI-Inggris Teken MoU Kurangi Sampah Plastik dan Polusi Laut
RI-Inggris Teken MoU Kurangi Sampah Plastik dan Polusi Laut
Pemerintah
COP30: 300 Juta Dollar AS Dialokasikan untuk Riset Kesehatan Iklim
COP30: 300 Juta Dollar AS Dialokasikan untuk Riset Kesehatan Iklim
Pemerintah
Startup Indonesia Perkuat Ekosistem Inovasi Berkelanjutan lewat Nusantara Innovation Hub
Startup Indonesia Perkuat Ekosistem Inovasi Berkelanjutan lewat Nusantara Innovation Hub
Swasta
WEF: Transisi Hijau Ciptakan 9,6 Juta Lapangan Kerja Baru pada 2030
WEF: Transisi Hijau Ciptakan 9,6 Juta Lapangan Kerja Baru pada 2030
Pemerintah
Celios: Banyak Negara Maju Belum Bayar Utang Ekologis ke Negara Berkembang
Celios: Banyak Negara Maju Belum Bayar Utang Ekologis ke Negara Berkembang
Pemerintah
Skandal Sawit Kalteng: 108 Perusahaan Masuk Kawasan Hutan, Ogah Bangun Kebun Plasma
Skandal Sawit Kalteng: 108 Perusahaan Masuk Kawasan Hutan, Ogah Bangun Kebun Plasma
LSM/Figur
Tantangan Menggeser Paradigma Bisnis Sawit dari Produktivitas ke Keberlanjutan
Tantangan Menggeser Paradigma Bisnis Sawit dari Produktivitas ke Keberlanjutan
Swasta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme Jernih KOMPAS.com
Memuat pilihan harga...
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme Jernih KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau