Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dukung Ekonomi Kreatif Berkelanjutan, Ekraf Academy Segera Hadir

Kompas.com - 22/08/2024, 17:24 WIB
Erwin Hutapea,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.comBritish Council Indonesia bekerja sama dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) dan Asian Creative and Digital Economy Youth Summit (ACE-YS) akan menggelar Ekraf Academy pada Oktober 2024.

Inisiatif ini merupakan kursus singkat bersertifikasi internasional guna meningkatkan keterampilan para praktisi kreatif yang ada di Indonesia.

Head of Creative Economy East Asia British Council Camelia Harahap menuturkan, Ekraf Academy adalah salah satu bentuk inisiatif British Council di ASEAN, namanya ASEAN-UK Creative Advancing Academy.

Tujuannya untuk mengembangkan sektor ekonomi kreatif di wilayah ASEAN dan menghubungkan ASEAN dengan Inggris.

Baca juga: Dari Nusantara ke Milan, Kemenparekraf Usung 24 Jenama Kreatif Indonesia di Salone del Mobile 2024

Salah satu kegiatannya adalah pelatihan untuk para pembuat kebijakan dan praktisi kreatif agar dapat menumbuhkan kemampuan dan pemahaman tentang nilai dari industri kreatif dan budaya.

Pilih idol K-Pop/aktor K-Drama favoritmu & dapatkan Samsung Galaxy Fit3!
Kompas.id
Pilih idol K-Pop/aktor K-Drama favoritmu & dapatkan Samsung Galaxy Fit3!

“Kami bersama mitra kembangkan modul untuk mereka itu. Salah satu modulnya fokus membahas tentang sektor ekraf yang berkelanjutan, financing, dan funding,” ucap Camelia kepada Kompas.com dalam diskusi Timeout! Episode Spesial “Creative Economy Now: Exploring Creative Industry’s Economic and Social Impact - An Introductory Session to Ekraf Academy”, di Jakarta, Rabu (21/8/2024).

Program ini disebut Ekraf Academy karena ditujukan untuk para pelaku di sektor ekonomi kreatif yang diharapkan bisa membantu mereka dalam pengembangan ekonomi kreatif setelah mengikuti pelatihan tersebut.

“Jadi mereka (pelaku ekonomi kreatif) bisa tahu apa yang harus dilakukan untuk mengadvokasi dalam pembuatan kebijakan sektor ekraf. Karena sektor ini cukup baru dan kebijakannya belum banyak, jadi perlu tools untuk mengawal mereka yang nantinya punya peran penting dalam pengembangan kebijakan-kebijakan ini,” imbuh Camelia.

Menurut dia, praktisi ekonomi kreatif itu suatu hari akan berhubungan dengan kebijakan dan pemerintah sehingga perlu ilmu tentang advokasi sektor ekraf.

Baca juga: AKI 2024, 410 Pelaku Usaha Kreatif Raih Ilmu dan Jalin Jaringan di 12 Kota

Adapun program Ekraf Academy saat ini belum diluncurkan dan sedang terus disosialisasikan, pembaruan informasi pun akan disampaikan lebih lanjut.

Sementara itu, Head of Creative Catalyst ACE-YS Viandira Athia mengatakan, Creative Catalyst memiliki dua program, yaitu Delegates Route dan Creators Route.

Ekraf Academy ini berkorelasi dengan program Delegates Route, target audiensnya pun sama.

“Keterlibatan peserta Creative Catalyst di program Ekraf Academy membuka jalan bagi integrasi pengetahuan dan praktik, memungkinkan mereka untuk terjun langsung ke lapangan, mengenal lebih banyak koneksi, dan berkontribusi pada proyek-proyek nyata yang mendorong inovasi di industri kreatif,” ungkap Viandira.

“Nantinya orang yang terpilih menjadi delegasi dalam Creative Catalyst akan ikut difasilitasi ke Ekraf Academy, akan dibekali skill dan ilmu tentang ekraf dan diimplementasikan ketika ikut roundtable, jadi saling berkesinambungan,” tuturnya.

Pesertanya adalah anak muda dalam rentang usia 18 sampai 35 tahun yang sudah aktif di industri ekonomi kreatif selama dua hingga tiga tahun.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Lingkungan Kotor dan Banjir Picu Leptospirosis, Pakar: Ini Bukan Hanya Soal Tikus
Lingkungan Kotor dan Banjir Picu Leptospirosis, Pakar: Ini Bukan Hanya Soal Tikus
Swasta
Hijaukan Pesisir, KAI Logistik Tanam 2.000 Mangrove di Probolinggo
Hijaukan Pesisir, KAI Logistik Tanam 2.000 Mangrove di Probolinggo
BUMN
Kematian Lansia akibat Gelombang Panas Melonjak 85 Persen Sejak 1990-an
Kematian Lansia akibat Gelombang Panas Melonjak 85 Persen Sejak 1990-an
Pemerintah
Larangan Plastik Segera dan Serentak Hemat Uang 8 Triliun Dolar AS
Larangan Plastik Segera dan Serentak Hemat Uang 8 Triliun Dolar AS
Pemerintah
Digitalisasi Bisa Dorong Sistem Pangan Berkelanjutan
Digitalisasi Bisa Dorong Sistem Pangan Berkelanjutan
LSM/Figur
Lama Dilindungi Mitos, Bajing Albino Sangihe Kini Butuh Proteksi Tambahan
Lama Dilindungi Mitos, Bajing Albino Sangihe Kini Butuh Proteksi Tambahan
LSM/Figur
Melonjaknya Harga Minyak Bisa Percepat Transisi Energi Hijau Global
Melonjaknya Harga Minyak Bisa Percepat Transisi Energi Hijau Global
Pemerintah
5 Warga Yogyakarta Meninggal akibat Leptospirosis, Dinkes Perkuat Deteksi dan Survei Lingkungan
5 Warga Yogyakarta Meninggal akibat Leptospirosis, Dinkes Perkuat Deteksi dan Survei Lingkungan
Pemerintah
Ekowisata Lumba-lumba Bisa Untungkan Warga, tapi Perlu Rambu-rambu
Ekowisata Lumba-lumba Bisa Untungkan Warga, tapi Perlu Rambu-rambu
LSM/Figur
Gula dan Minyak Goreng Juga Sumber Emisi, Industri Perlu Hitung Dampaknya
Gula dan Minyak Goreng Juga Sumber Emisi, Industri Perlu Hitung Dampaknya
Swasta
Cegah Banjir, Pemprov DKI Siagakan Pasukan Oranye untuk Angkut Sampah Sungai
Cegah Banjir, Pemprov DKI Siagakan Pasukan Oranye untuk Angkut Sampah Sungai
Pemerintah
Greenpeace: Hujan Juli Bukan Anomali, Tanda Krisis Iklim karena Energi Fosil
Greenpeace: Hujan Juli Bukan Anomali, Tanda Krisis Iklim karena Energi Fosil
Pemerintah
Anoa dan Babirusa Buktikan, Pulau Kecil Kunci Jaga Keanekaragaman
Anoa dan Babirusa Buktikan, Pulau Kecil Kunci Jaga Keanekaragaman
LSM/Figur
Triwulan I 2025, BRI Catat Pembiayaan Hijau Capai Rp 89,9 Triliun
Triwulan I 2025, BRI Catat Pembiayaan Hijau Capai Rp 89,9 Triliun
BUMN
Kelinci Terlangka di Dunia Terekam Kamera Jebak di Hutan Sumatera
Kelinci Terlangka di Dunia Terekam Kamera Jebak di Hutan Sumatera
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau