“Partisipasi masyarakat adalah alat kontrol terbaik. Keterbukaan akan mencegah pembiaran dan manipulasi,” tambahnya.
Pulogadung hanyalah satu dari 166 kawasan industri di Indonesia. Namun, tingkat partisipasi dalam program lingkungan masih rendah. Di wilayah Jabodetabek terdapat 48 kawasan industri, hanya 11 yang ikut PROPER, dan dua di antaranya berperingkat Merah.
“Industri tidak cukup hanya bicara soal pertumbuhan. Mereka harus memimpin dalam keberlanjutan,” ujar Hanif. Ia menegaskan evaluasi akan terus dilakukan, dan bila perlu, tindakan hukum akan diambil.
Oleh sebab itu, KLH/BPLH juga mengajak seluruh pelaku industri di Indonesia untuk segera berbenah tanpa menunggu peringatan. Peningkatan pengawasan internal, audit lingkungan berkala, dan keterbukaan informasi menjadi kunci transformasi menuju industri yang lebih bertanggung jawab.
Menurut Hanif, reputasi industri ke depan tidak hanya diukur dari kinerja keuangan, tapi juga dari komitmennya pada keberlanjutan.
"Industri Indonesia harus bisa tumbuh tanpa merusak bumi,” pungkasnya.
Baca juga: Indonesia dan Uni Emirat Arab Berkolaborasi Tangani Sampah Plastik Sungai
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya