Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
The Conversation
Wartawan dan akademisi

Platform kolaborasi antara wartawan dan akademisi dalam menyebarluaskan analisis dan riset kepada khalayak luas.

Mengapa Bioplastik Bukan Solusi Krisis Sampah Plastik?

Kompas.com - 24/06/2025, 11:29 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh Watumesa A. Tan* dan Dian Burhani**

KOMPAS.com - Pernah berbelanja dan mendapati kantong plastik bertuliskan ‘bioplastik’, plastik biodegradable, ‘ramah lingkungan’, atau ‘pasti terurai’?

Memakai kantong plastik dengan label-label itu mungkin selintas membuat kamu berpikir sudah membuat pilihan yang lebih baik bagi Bumi. Namun, pernahkah kamu berpikir apakah klaim tersebut benar adanya?

Riset membuktikan, plastik dengan label biodegradable sekalipun ternyata tidak bisa hancur secara keseluruhan dengan sendirinya di lingkungan terbuka.

Apa itu plastik biodegradable?

Plastik biodegradable umumnya didefinsikan sebagai jenis plastik yang bisa diurai oleh mikroorganisme menjadi air, karbon dioksida, dan biomassa.

Pilih idol K-Pop/aktor K-Drama favoritmu & dapatkan Samsung Galaxy Fit3!
Kompas.id
Pilih idol K-Pop/aktor K-Drama favoritmu & dapatkan Samsung Galaxy Fit3!

Plastik biodegradable terbagi menjadi dua kelompok, yakni:

  • Plastik yang terbuat dari bahan polimer alami atau bioplastik, seperti plastik olahan pati singkong, polylactic acid (PLA) dari pati jagung, dan polyhydroxyalkanoates (PHA) yang diproduksi oleh mikroba.
  • Plastik sintetis seperti oxo-biodegradable, yang diberi tambahan zat pro-oksidan agar lebih mudah terurai saat terkena panas atau terpapar sinar matahari.

Kemampuan kedua jenis plastik ini untuk terurai sangat bergantung pada jenis bahan dan lingkungan tempat plastik itu dibuang.

Contohnya, plastik berbahan PLA yang sering digunakan untuk alat makan sekali pakai, hanya bisa terurai secara optimal di fasilitas industri, dengan suhu tinggi di atas 58 derajat Celsius dan juga butuh mikroorganisme khusus untuk mengurainya. Dengan kata lain, jika plastik tersebut masuk tempat pembuangan biasa, maka nasibnya akan sama saja dengan sampah plastik biasa yang sulit terurai.

Sementara untuk jenis bioplastik berbasis pati singkong, penelitian kami yang dipublikasikan pada 2022 silam menunjukkan bahwa plastik tersebut bisa menyusut hingga 74 persen saat dikubur di tanah kompos selama 120 hari. Namun, butuh penelitian lebih lanjut untuk memastikan apakah jenis bioplastik ini memang bisa terurai sepenuhnya dalam jangka waktu tertentu, dan apakah ada potensi dampak lingkungan lebih lanjut.

Plastik sintetis seperti oxo-biodegradable lebih sulit lagi. Studi lain yang terbit di jurnal American Chemical Society menunjukkan, sebuah kantong plastik yang dilabel oxo-biodegradable masih tampak utuh setelah tiga tahun dikubur di tanah.

Plastik biodegradabel tetap menjadi limbah

Pada akhirnya, plastik biodegradable, baik bioplastik maupun oxo-biodegradable tetap dapat menghasilkan limbah, sama dengan plastik konvensional. Limbah ini bisa berbentuk nanoplastik, dan bahkan dalam beberapa kasus menghasilkan mikroplastik lebih banyak dibandingkan dengan plastik biasa.

Baca juga: Studi Baru Sebut Larangan Kantong Plastik Ampuh Kurangi Penggunaan

Sebuah studi yang terbit pada 2024 lalu membandingkan pembentukan mikroplastik dari plastik konvensional dan bioplastik pada saat penguraian dalam air. Hasilnya cukup mengejutkan, karena ternyata mikroplastik justru lebih banyak terbentuk dari bioplastik, sebab kemampuannya untuk terurai dalam air sangat rendah. Di perairan, bioplastik akan mengapung atau mengendap di badan air menjadi sedimen.

Sama seperti sampah plastik biasa, plastik biodegradable juga mengandung berbagai zat aditif atau bahan tambahan untuk meningkatkan kualitas produknya, seperti plasticizer (pelembut), flame retardant (penahan api), antioksidan, agen hidrofobik atau zat anti-air dan senyawa kimia berbahaya lainnya.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
5 Warga Yogyakarta Meninggal akibat Leptospirosis, Dinkes Perkuat Deteksi dan Survei Lingkungan
5 Warga Yogyakarta Meninggal akibat Leptospirosis, Dinkes Perkuat Deteksi dan Survei Lingkungan
Pemerintah
Ekowisata Lumba-lumba Bisa Untungkan Warga, tapi Perlu Rambu-rambu
Ekowisata Lumba-lumba Bisa Untungkan Warga, tapi Perlu Rambu-rambu
LSM/Figur
Gula dan Minyak Goreng Juga Sumber Emisi, Industri Perlu Hitung Dampaknya
Gula dan Minyak Goreng Juga Sumber Emisi, Industri Perlu Hitung Dampaknya
Swasta
Cegah Banjir, Pemprov DKI Siagakan Pasukan Oranye untuk Angkut Sampah Sungai
Cegah Banjir, Pemprov DKI Siagakan Pasukan Oranye untuk Angkut Sampah Sungai
Pemerintah
Greenpeace: Hujan Juli Bukan Anomali, Tanda Krisis Iklim karena Energi Fosil
Greenpeace: Hujan Juli Bukan Anomali, Tanda Krisis Iklim karena Energi Fosil
Pemerintah
Anoa dan Babirusa Buktikan, Pulau Kecil Kunci Jaga Keanekaragaman
Anoa dan Babirusa Buktikan, Pulau Kecil Kunci Jaga Keanekaragaman
LSM/Figur
Triwulan I 2025, BRI Catat Pembiayaan Hijau Capai Rp 89,9 Triliun
Triwulan I 2025, BRI Catat Pembiayaan Hijau Capai Rp 89,9 Triliun
BUMN
Kelinci Terlangka di Dunia Terekam Kamera Jebak di Hutan Sumatera
Kelinci Terlangka di Dunia Terekam Kamera Jebak di Hutan Sumatera
LSM/Figur
Menteri LH Minta Perusahaan Bantu Kelola Sampah Warga Pakai Dana CSR
Menteri LH Minta Perusahaan Bantu Kelola Sampah Warga Pakai Dana CSR
Pemerintah
Lumba-Lumba Muncul di Laut Jakarta, Jadi Momentum Perkuat Perlindungan Perairan
Lumba-Lumba Muncul di Laut Jakarta, Jadi Momentum Perkuat Perlindungan Perairan
LSM/Figur
Kemenperin Dorong Industri Lapor Emisi Lewat SIINas
Kemenperin Dorong Industri Lapor Emisi Lewat SIINas
Pemerintah
Pertamina Gandeng Kelompok Tani Hutan Perkuat Perhutanan Sosial
Pertamina Gandeng Kelompok Tani Hutan Perkuat Perhutanan Sosial
BUMN
Pemerintah Resmikan Pasar Perdagangan Sertifikat EBT ICDX
Pemerintah Resmikan Pasar Perdagangan Sertifikat EBT ICDX
Swasta
Perubahan Iklim, Situs Warisan Dunia Terancam Kekeringan atau Banjir
Perubahan Iklim, Situs Warisan Dunia Terancam Kekeringan atau Banjir
LSM/Figur
Ancaman Tersembunyi Perubahan Iklim, Bikin Nutrisi Makanan Turun
Ancaman Tersembunyi Perubahan Iklim, Bikin Nutrisi Makanan Turun
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau