JAKARTA, KOMPAS.com – Meski nyaris melumpuhkan aktivitas, pandemi Covid-19 ternyata tak melunturkan semangat untuk terus mewujudkan kehidupan yang bebas dari kemiskinan, kelaparan, ketimpangan sosial, masalah kesehatan, dan degradasi lingkungan.
Di Indonesia misalnya, pandemi justru menjadi peluang untuk memimpin pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) atau yang lebih dikenal Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TBP).
Seperti diketahui, SDGs merupakan kesepakatan antarnegara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang diteken pada 2015.
Adapun SDGs yang menjadi komitmen global tersebut terdiri dari 17 tujuan, diantaranya tanpa kemiskinan, konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab, penanganan perubahan iklim, ekosistem daratan, serta kemitraan untuk mencapai tujuan.
Berdasarkan laporan The Sustainable Development Goals and Covid-19, Indonesia setidaknya mampu mewujudkan 10 dari 17 tujuan yang ada, di antaranya perbaikan kesetaraan gender, kota dan komunitas berkelanjutan, ekosistem laut, ekosistem daratan, serta kemitraan untuk mencapai tujuan.
Namun, pencapaian tersebut tidak serta-merta membuat Indonesia dapat berleha-leha. Sebaliknya, semua pihak perlu mengencangkan ikat kepala demi tujuan bersama. Apalagi, narasi SDGs secara resmi telah diatur dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 59 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.
Adapun isi Perpres tersebut mengajak seluruh pihak untuk terlibat dalam pelaksanaan dan pencapaian SDGs.
Selain itu, pada awal 2020, PBB menetapkan sepuluh tahun ke depan sebagai momen akselerasi 17 agenda SDGs, baik global maupun nasional.
Dalam merealisasikan agenda SDGs, tak ada satu pun pihak yang dapat berjalan sendiri. Perlu ada kolaborasi, setidaknya antara pemerintah dan swasta.
Sebagai pihak swasta, produsen pulp dan kertas Asia Pacific Resources International Limited (APRIL) meluncurkan APRIL2030 secara virtual melalui platform Zoom, Selasa (17/7/2020).
Program tersebut merupakan komitmen keberlanjutan transformatif yang berisi serangkaian aksi nyata terhadap masalah iklim dan alam, serta pengembangan masyarakat dalam 10 tahun ke depan.
Direktur Royal Golden Eagle (RGE) Anderson Tanoto mengatakan, program APRIL2030 menegaskan dukungan APRIL Group yang merupakan unit usaha RGE terhadap bisnis berkelanjutan sekaligus mendorong tercapainya TPB di Indonesia.
“Kami berkomitmen menjalankan aksi nyata dan bertransformasi lebih lanjut dalam satu dekade mendatang. Ini mengingat kami memiliki peranan untuk mendukung tercapainya ekonomi rendah karbon dan berkontribusi positif untuk iklim, alam, dan masyarakat,” kata Anderson.
Adapun APRIL2030 memiliki empat tujuan utama yang berfokus pada mewujudkan pembangunan berkelanjutan selama satu dekade ke depan. Semuanya terdiri dari serangkaian target spesifik berbasis sains.
Pertama, menciptakan iklim positif. Agenda ini mencakup sederet solusi berbasis sains untuk mengurangi emisi karbon secara drastis. Utamanya, pencapaian nol emisi karbon bersih dari penggunaan lahan dan mengurangi emisi karbon dari produk hingga 25 persen.
Selanjutnya, menciptakan energi terbarukan yang ramah lingkungan untuk memenuhi 90 persen kebutuhan energi pabrik dan 50 persen energi operasional. Salah satu caranya adalah pemasangan panel surya sebagai sumber energi.
“APRIL akan memasang panel surya sampai 20 megawatt yang menjadi instalasi terbesar di Indonesia dari sektor swasta pada 2021 hingga 2025,” kata Direktur Utama Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) Sihol Aritonang.
Kedua, menciptakan lanskap yang berkembang lewat pendekatan proteksi-produksi APRIL Group. Adapun target dari agenda ini, yakni menciptakan zero net loss pada kawasan konservasi, menaikkan 50 persen produktivitas hutan tanaman industri, memajukan sains gambut tropis, mendukung inisiatif kolaborasi dari pemangku kepentingan untuk perlindungan spesies, dan meningkatkan manfaat keanekaragaman hayati.
“Terkait konservasi, APRIL menyisihkan dana dari tiap ton kayu yang digunakan dalam produksi untuk membiayai investasi di bidang lingkungan sebesar 10 juta dollar Amerika Serikat (AS) per tahun,” kata Sihol.
Soal pemanfaatan sains terhadap permasalahan gambut tropis, ia menambahkan, APRIL sedang menyelesaikan pembangunan Eco Research Camp di Semenanjung Kampar, Riau. Nantinya, pusat riset ini terbuka untuk ilmuwan, akademisi, dan pemangku kepentingan yang ingin meneliti gambut.
Ketiga, mendukung kemajuan inklusif dengan memberdayakan masyarakat. Tujuannya, untuk menghapus kemiskinan ekstrem di radius 50 kilometer (km) dari area operasional APRIL, penyediaan layanan kesehatan dasar, mengurangi stunting di Riau hingga 50 persen, meningkatkan kualitas pendidikan dasar dan menengah, serta memastikan terciptanya kesetaraan gender.
Keempat, pertumbuhan yang berkelanjutan lewat diversifikasi, sirkularitas bisnis, dan produksi yang bertanggung jawab. Adapun implementasi dari pilar ini dilakukan dengan mengurangi penggunaan bahan kimia, air, dan limbah padat.
Sihol kembali menambahkan bahwa program APRIL2030 sudah sejalan dengan prioritas pemerintah di bidang keberlanjutan.
“APRIL sangat passionate ketika berbicara SDGs seperti sudah ada dalam gen kami sendiri. Empat pilar APRIL2030 pun sesuai dengan prioritas pemerintah. Seperti yang kita tahu, Indonesia berkomitmen ditingkat global untuk ambil bagian mengurangi emisi karbon, kemiskinan, angka stunting, dan pendidikan. Hal ini jelas tertuang dalam agenda APRIL2030,” ujarnya.
Sebelum merancang APRIL2030, kata Sihol, pihaknya telah banyak menggelar diskusi dengan berbagai lembaga dan kementerian terkait, seperti Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Langkah APRIL Group tersebut mendapat sambutan positif dari pemerintah. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto yang turut hadir dalam peluncuran APRIL2030 mengapresiasi serangkaian komitmen keberlanjutan yang diluncurkan Grup APRIL.
Ia berharap, langkah nyata tersebut dapat berkontribusi terhadap perekonomian nasional, khususnya di sektor perhutanan.
"Kinerja baik ini diharapkan bisa ditingkatkan menjadi model pengelolaan industri kehutanan yang dapat dikembangkan oleh perusahaan swasta lainnya secara berkelanjutan sehingga dapat bersinergi dengan pemerintah dan secara kumulatif dapat mendorong pencapaian target pembangunan ekonomi di Indonesia," kata Airlangga.
Apresiasi serupa juga disampaikan Sekretaris Jenderal KLHK Bambang Hendroyono. Ia mengatakan, program APRIL2030 sejalan dengan aspirasi pemerintah agar pelaku swasta mendukung upaya pembangunan berkelanjutan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024, terutama dalam komitmen kelestarian lingkungan, sosial dan produksi.
"Sektor swasta menjadi peran utama untuk menjamin terselesaikannya masalah kemiskinan, peningkatan pendapatan, pengangguran, kelestarian hutan, ketersediaan bahan baku untuk mendukung industri dan pasar yang memiliki daya saing, sehingga APRIL2030 menjadi momentum yang tepat sekali," ujar Bambang.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya