Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jurnalisme Berkebangsaan: Gen Z Miliki Kepercayaan Diri Tinggi dalam Pembuatan Konten

Kompas.com - 30/05/2023, 14:36 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Athaya Kamila Dewati | Community Team Jurnalisme Berkebangsaan Kompas Gramedia | Powered by Kompas Gramedia

KOMPAS.com - Gen Z atau generasi yang lahir antara tahun 1997 hingga tahun 2012 dikenal sebagai generasi melek teknologi sejak dini.

Hal ini disebabkan karena pada rentang waktu tersebut terjadi perkembangan teknologi masif di tengah masyarakat yang membuat gen Z terbiasa mengoperasikan teknologi dengan mudah.

Berdasarkan data We Are Social, dalam hal media sosial gen Z mendominasi pada urutan kedua sebagai pengguna Instagram. Selain dikenal sebagai tech-savvy, gen Z juga dikenal memiliki kepercayaan diri yang tinggi untuk berani berekspresi.

Melalui salah-satu riset yang dilakukan oleh Jurnalisme Kebangsaan, kita dapat melihat bahwa konten yang ada di internet merupakan salah-satu bentuk kepercayaan diri gen Z.

Program Jurnalisme Berkebangsaan adalah program yang dijalankan Kognisi.id dengan tujuan untuk memperkuat nilai jurnalisme dan kebangsaan melalui dunia digital.

Program ini terdiri dari tiga sesi yaitu sesi belajar mandiri, sesi kolaboratif komunitas, dan juga sesi mentoring. Pada ketiga sesi tersebut, peserta mendapatkan pelatihan jurnalistik dari tim Kompas Gramedia.

Setelah mengikuti ketiga sesi, peserta diajak untuk mempraktikkan ilmu yang telah didapatkan dengan membuat konten lewat Kompasiana dan juga Instagram.

Riset pada artikel ini diambil dari data hasil konten yang telah dibuat para peserta pada Program Jurnalisme Berkebangsaan batch 7 dan 8 yang terdiri dari total 169 peserta gen Z dari 9 komunitas.

Baca juga: Jurnalisme Kebangsaan: Ini Alasan Gen Z Lebih Suka Belajar Tatap Muka

Berdasarkan hasil riset, terdapat 9 orang dari 40 peserta gen Z yang mengunggah konten di second account. Second account adalah akun yang biasanya memiliki followers jauh lebih rendah dibanding akun pribadi dan followers merupakan orang-orang terdekat dari pemilik akun.

Selain itu, biasanya second account dibuat dengan tidak merepresentasikan identitas asli dari pemilik akun. Hal ini berbanding terbalik dengan identitas gen Z yang terkenal memiliki tingkat kepercayaan diri tinggi.

Riset menunjukkan bahwa 3 dari 9 peserta yang menggunakan second account mengungkapkan adanya kekhawatiran dan kurangnya rasa nyaman.

Bahkan, salah satu dari mereka mengaku pernah mengalami judgement saat mengunggah pada akun utamanya yang kemudian berpengaruh pada kepercayaan dirinya.

Adapun 4 dari 9 peserta mengaku bahwa mereka menggunakan second account hanya untuk menjaga kerapihan akun utama mereka, bukan karena mereka tidak percaya diri.

Data diatas sesuai dengan buku berjudul "Gen Z @ Work: How the Next Generation Is Transforming the Workplace” yang menyebutkan bahwa gen Z menggunakan banyak akun media sosial untuk menghindari spam dan konten yang tidak diinginkan.

Mereka membuat beberapa akun untuk memisahkan konten yang mereka buat seperti kehidupan pribadi, konten terkait studi mereka, dan juga konten untuk promosi.

Selain itu, buku "The Gen Z Frequency: How Brands Tune In and Build Credibility" juga menyebutkan bahwa gen Z menggunakan beberapa akun untuk tujuan yang berbeda-beda. Hal ini dapat membuat mereka bisa mengatur persona daring mereka dan mengontrol informasi yang akan mereka bagikan.

Walaupun masih adanya peserta yang menggunakan second account, tetapi 31 orang dari 40 peserta telah menggunakan akun utama mereka untuk mengunggah konten.

Akun utama dimaksud adalah akun yang memiliki akuntabilitas lebih jelas dan merepresentasikan identitas asli pemilik. Hal ini menunjukkan 77,5 persen dari peserta sudah menunjukkan tingkat kepercayaan diri cukup tinggi karena memiliki keberanian mengunggah pada akun utama.

Data diatas diperkuat dari hasil riset jurnal yang berjudul “Self-esteem dan Self-disclosure Generasi Z Pengguna Instagram”. Jurnal ini mengungkapkan bahwa adanya hubungan positif yang signifikan pada gen Z antara self-esteem dengan self-disclosure mereka.

Dengan kata lain, semakin percaya diri, tingkat pengungkapan diri gen Z akan semakin tinggi yang ditunjukkan melalui konten-konten pada Instagram mereka.

Pada 'BERAKSI' Challenge dalam Program Jurnalisme Berkebangsaan, terlihat tingginya kepercayaan diri peserta gen Z.

Berikut ada beberapa cara yang terbukti telah berhasil meningkatkan kepercayaan diri gen Z dalam pembuatan konten pada Program Jurnalisme Berkebangsaan, antara lain:

Baca juga: Jurnalisme Berkebangsaan sebagai Peningkat Kualitas Guru Indonesia

  • Mendorong untuk mempelajari keterampilan jurnalistik: Lewat program Jurnalisme Berkebangsaan, peserta mendapatkan ilmu tentang jurnalistik. Hal ini membuat mereka lebih percaya diri karena telah mengerti tentang cara membuat konten yang baik dan benar sesuai dengan kaidah jurnalistik.
  • Membentuk lingkungan yang mendukung: Melalui support system dengan tujuan yang sama, hal ini memberikan semangat untuk bergerak dan membuat gen Z merasa tidak sendirian.
  • Memberikan wadah yang tepat serta feedback yang membangun: Program Jurnalisme Berkebangsaan memberikan wadah untuk peserta gen Z dalam pembuatan konten seperti pada 'BERAKSI' Challenge. Karya yang terkumpul diberikan feedback seperti pujian dan exposure.

Adapun manfaat-manfaat yang dapat dipetik lewat tingginya kepercayaan diri gen Z dalam pembuatan konten, yang pertama yaitu dapat membangun personal branding lewat konten yang dibuat.

Yang kedua, lewat meningkatkan pengungkapan diri bisa memperkuat aktualisasi diri gen Z di media sosial. Yang terakhir, konten yang mereka buat bisa dijadikan sebagai portofolio keahlian, harapannya bisa mempermudah mereka dalam memasuki dunia profesional.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com