Oleh: Cosmas Gunharjo Leksono - Anggota Tim Komunitas Jurnalisme Berkebangsaan Kompas Gramedia
KOMPAS.COM - Tular Nalar merupakan sebuah program pelatihan literasi digital yang diprakarsai oleh Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo), Google.org dan Love Frankie sebagai mitra pelaksana.
Tular Nalar menjadi platform pembelajaran bagi masyarakat untuk dapat menumbuhkan pemikiran kritis dalam penyebaran hoaks, ujaran kebencian dan berbagai informasi bohong di social media.
Acara selebrasi kolaborasi dengan Tular Nalar diadakan di Rumah Dinas Walikota Surakarta pada 23 Agustus 2023.
Perayaan hari itu menghadirkan berbagai orang dari latar belakang yang berbeda. Mulai dari anak muda sampai dengan lansia hadir di Rumah Dinas Walikota Surakarta, diperkirakan ada sekitar 1.000 peserta yang antusias mengikuti kegiatan secara offline dan online.
Komunitas Jurnalisme Kebangsaan juga tidak mau ketinggalan untuk menularkan virus positif di acara Selebrasi Tular Nalar.
Turut hadir dari Jurnalisme Kebangsaan yaitu Revansha Ananda Muhammad Fishabil (Jogja), Vanness Budiman (Jogja), dan Oktavia Istiqomah (Karanganyar). Sementara peserta workshop singkat dari BEM UNS Solo, diantaranya Efraim, Yoke, Honif, Lucky, Farah, Alexiaz, Fafa, Valen hingga aura.
“Kami mengajak yang hadir di sini untuk memulai mengisi konten positif di berbagai media, baik media sosial (Facebook, Instagram), blog hingga media massa cetak maupun online," kata Cosmas Gunharjo, Ketua Jurnalisme Kebangsaan Wilayah Jateng-DIY.
"Kita mulai dari masalah keseharian, masalah sosial di sekitar kita, atau kehidupan di kampus. Apa saja bisa ditulis, kalau kita lancar menulis status, berarti kita bisa menulis. Gunakan kesempatan menulis hal-hal positif untuk berperan dalam kemajuan Indonesia,” lanjutnya.
Pada kesempatan hari itu, peserta dikenalkan mengenai apa itu Jurnalisme Berkebangsaan.
Mereka dapat mengakses informasi lebih lanjut mengenai reportase pekerja anak yang berkolaborasi dengan LSM Jarak dan jurnalisme kebangsaan, sehingga dapat mengakses apa saja, informasi apa saja pencapaian dari komunitas ini melalui barcode yang telah disediakan.
“Dunia digital yang sejauh ini menjadi dunia yang serba bebas (euforia) dan tanpa batasan (bahasa,waktu, dan akses) tentu memerlukan pengguna yang bijak dan berdasarkan nilai-nilai yang sudah dipahami bersama untuk membuat konten positif yang mendukung demokrasi dan penguatan nilai bangsa Indonesia,” jelas Vaness Budiman.
Ia juga memaparkan, setiap konten yang dibuat dan disebarkan pada media digital, tentu bisa membawa dampak positif dan negatif.
Ia mengajak generasi muda yang senang membuat konten di media sosial untuk turut serta memberikan konten-konten yang menarik dari tulisan, video, ataupun desain karena memiliki dampak baik juga bagi khalayak luas.
Baca juga: Jurnalisme Berkebangsaan: Gen Z Miliki Kepercayaan Diri Tinggi dalam Pembuatan Konten
Jurnalisme Berkebangsaan menawarkan para peserta untuk menciptakan ekosistem kreatif dalam pembuatan konten sosial media. Ajakan tersebut tentunya mendapatkan respon positif dari peserta yang hadir dalam kegiatan hari itu.
Melalui kesempatan tersebut, Jurnalisme Berkebangsaan menunjukkan dedikasi mereka untuk terus menciptakan konten-konten positif demi kemajuan bangsa.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya